eQuator.co.id – Sambas-RK. Belum sempat menurunkan bendera, anggota Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra) Kecamatan Galing, Sambas, Ilham Maulana tewas dalam sebuah kecelakaan lalulintas, Kamis (17/8). Ditabrak mobil, almarhum terlempar dari motornya dan meninggal dunia dengan masih mengenakan seragam Paskibra.
Kapolres Sambas, AKBP Cahyo Hadi Prabowo SH, SIK, melalui Kasat Lantas AKP Aditya Octorio Putra, SIK mengatakan, pihaknya masih mendalami insiden tersebut. Ia memaparkan, peristiwa tersebut diperkirakan terjadi sekitar pukul 14:35 WIB di persimpangan Dusun Kupak Rembung, Desa Ratu Sepudak, Kecamatan Galing.
“Korban (Ilham) mengunakan sepeda motor Honda Blade KB 3491TI keluar dari jalan kecil menuju jalan besar. Saat korban membelokkan motornya, tiba-tiba sebuah mobil Mitsubishi Strada KB 9778 HT melaju dengan kecepatan tinggi, sehingga tabrakan tidak bisa dihindari,” tutur Aditya, di kantornya, Sambas, Jumat (18/8).
Menurut dia, olah TKP sedikit rumit lantaran jejak masing-masing kendaraan di tempat kejadian perkara itu sudah bercampur dengan jejak massa. Meski begitu, Aditya menyebut, berdasarkan kondisi masing-masing kendaraan, tampak jelas mobil yang menabrak motor.
Akibat kecelakan tersebut, Ilham terpental hingga sepuluh meter. Kepala anak ketiga pasangan Lamri dan Erni, warga Dusun Kota Lama, Desa Ratu Sepudak, itu membentur pembatas jalan. Kaki sebelah kanannya putus. Almarhum sempat dilarikan ke Pukesmas terdekat namun peralatan di sana tidak memadai.
Akhirnya, Ilham dibawa ke Rumah Sakit Umum Pemangkat. “Korban dinyatakan meninggal dalam perjalanan sebelum sampai di RSUD Pemangkat,” terang Aditya.
Menurut keterangan warga setempat, ia mengungkap, supir mobil yang menabrak bernama Andus. Penabrak berasal dari Desa Kumba, Bengkayang. Andus disebut-sebut berniat melarikan diri, sebab empat kali dihadang masyarakat tetap saja mengegas mobilnya.
“Dalam mobil tersebut ada empat orang termasuk supir, saat ini sudah diamankan di Mapolres Sambas,” jelasnya.
Sambung dia, “Ini bisa dikatakan kejadian tabrak lari, namun bisa saja penabrak dalam keadaan panik sehingga meninggalkan TKP. Tapi dari persepsi masyarakat (Andus) melarikan diri”.
Bedasarkan keterangan Andus sendiri, Aditya melanjutkan, ia berniat menyerahkan diri ke kantor polisi setelah kejadian. “Namun arahnya yang salah, sehingga dihadang warga dahulu, kemudian bersama warga pelaku menyerahkan diri ke Polsek Galing,” ungkapnya.
Tak lama, massa berdatangan. “Mobil (Andus) masih di halaman Polsek Galing karena rusak parah setelah diamuk massa,” pungkas Aditya.
Penghormatan terakhir untuk Ilham kemarin (18/8) dihadiri banyak kerabat dan rekan-rekannya. Anggota DPRD Kabupaten Sambas, Suryadi SSos, pun terlihat di pemakaman.
Seorang pihak keluarga almarhum yang enggan namanya dikorankan menyatakan, ketika dibawa ke Puskesmas Galing, kondisi Ilham menggenaskan. Kepalanya mengeluarkan darah, salah satu kakinya putus hingga pergelangan betis.
Rekan sesama Paskibra Galing, Heri kurniawan, masih syok dengan kepergian Ilham ini. “Saat mendengar teman saya sudah meninggal sempat tak percaya, karena pada pagi harinya masih bersama-sama dalam upaya pengibaran Merah-Putih di lapangan bola Kecamatan Galing,” tutur Heri.
Ia kakak kelas korban di SMAN 1 Galing. “Saya masih sempat melihat almarhum ketika berada di Pukesmas Galing, namun hanya sebentar, karena harus mengikuti upacara penurunan bendera,” ujarnya.
Imbuh Heri, “Saat kami melihatnya, teman saya (Ilham) sudah tak sadarkan diri dengan pakaian Paskibra lengkap”.
Upacara penurunan bendera tanpa korban pun terasa hampa bagi koleganya di Paskibra Galing. “Tentu dengan kurangnya satu orang membuat kita harus membuat formasi baru. Saat upacara pun saya sudah ndak semangat,” tutup Heri.
Laporan: Sairi
Editor: Mohamad iQbaL