eQuator.co.id – Pontianak-RK. Pengiriman Narkotika dari Malaysia ke Kalbar semakin menjadi-jadi. Semua akses untuk masuk ke provinsi yang kerap disebut jalur sutera perdagangan narkotika ini dimanfaatkan para bandar sebaik-baiknya. Beruntung, polisi cukup sigap.
Kamis (2/3) siang, dua pemuda Kota Pontianak, W dan Y, yang diduga suruhan bandar terkapar ketika kaki dan pinggulnya ditembak anggota Direktorat Reserse Narkoba (Dit Resnarkoba) Polda Kalbar di depan kantor jasa pengiriman barang PT MEX Logistik di Jalan Merdeka Barat, Pontianak Kota. Mereka terindikasi terlibat peredaran dan penyalahgunaan Narkoba jenis sabu yang akan dikirim ke luar pulau Kalimantan melalui jasa ekspedisi tersebut.
Dari informasi yang dihimpun, semua kejadian ini berawal pada Rabu (1/3). Sekitar pukul 16.30, seorang pria yang belum diketahui identitasnya mengirim barang sebanyak dua koli melalui PT MEX. Masing-masing koli seberat 10 kilogram dan 4 kilogram. Kepada petugas PT MEX, pria tersebut mengaku bahwa barang yang dikirim adalah spare part kendaraan.
Pukul 19.00, pria tadi mendatangi kembali PT MEX dengan tujuan membatalkan pengiriman dua koli barang tersebut. Namun, petugas bagian penerimaan barang sudah pulang. Maka pihak PT MEX menyarankan kepada pria tersebut untuk kembali besok harinya jika masih ingin membatalkan pengiriman barang.
Nah, Kamis (2/3) pukul 09.30, dua pemuda W dan Y mendatangi PT MEX. Keduanya membawa bukti resi pengiriman untuk membatalkan pengiriman tertanggal 1 Maret 2017 jam 16.30 tersebut. PT MEX pun mengembalikan barang dimaksud. Pada saat Y dan W hendak meninggalkan PT MEX, datang lah polisi berpakaian preman mengamankan kedua pemuda tersebut, berikut barang kirimannya.
Namun, W dan Y melawan dan hendak kabur. Polisi melumpuhkannya dengan tembakan timah panas. Usai ditembak, keduanya dibawa ke RS Bhayangkara Anton Soedjarwo Polda Kalbar untuk diberi pertolongan medis. Selama menjalani pertolongan medis, kedua pemuda ini dijaga ketat. Tak seperti biasa, awak media pun masih belum diperbolehkan untuk merekam visual keduanya.
“Masih kita kembangkan dan dalami. Kalau sudah fix semua, baru kita jelaskan secara lengkap bersama Kapolda,” kata Direktur Dit Resnarkoba Polda Kalbar, Kombes Pol Purnama Barus, didampingi Wakil Direktur, AKBP Sigit Dedi Purwadi, usai mengecek kondisi dua pemuda tersebut, di RS Bhayangkara.
Secara singkat, Purnama menjelaskan kronologis pengungkapan, bahwa pihaknya mendapatkan informasi pengiriman sabu sekitar seberat 6 kilogram melalui jasa pengiriman barang PT MEX. “Setelah itu, kita dalami dan lakukan penangkapan. Dua orang kita tembak, satu masih dalam pengembangan lain. Mereka warga sini,” terangnya.
Hasil pengembangan sementara, lanjut dia, sabu tersebut rencananya akan dikirim ke luar Kalimantan Barat. “Rencana mau dikirim melalui jalur udara keluar Pontianak. Karena disini cuma transit saja. Tujuannya macam-macam, bisa ke Jawa atau Sulawesi. Asal sabu, dari seberang (Malaysia),” beber Purnama.
Saat ini, polisi mendalami keterlibatan Y dan W. “Apakah dia yang langsung sebagai bandarnya, atau sebagai kurir. Yang jelas mereka ini masih diam dan masih perawatan,” ucapnya.
Sementara itu, setelah kejadian penangkapan, aktivitas di kantor MEX berlangsung seperti biasa. Para pegawai kembali melakukan kerja seperti pendataan dan bongkar muat barang yang akan mereka kirimkan.
Djafar (49), salah seorang pegawai di MEX, mengaku tidak tahu pasti kejadian penangkapan tersebut, karena kebanyakan pegawai berada di luar kantor untuk mengirimkan barang. Saat ia kembali ke kantor pun, proses penangkapan sudah selesai.
Sebagai informasi, MEX adalah perusahaan jasa pengiriman terbesar nomor tiga di Indonesia yang tergabung dalam Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres, Pos dan Logistik Indonesia (ASPERINDO). MEX juga memegang jasa pengiriman barang lewat udara yang bekerja sama PT Angkasa Pura dengan maskapai penerbangan Lion Air dan Citilink.
Menurut Djafar, pihak MEX tidak bisa memberikan informasi terkait penangkapan tersebut, dikarenakan tidak tahu pasti kejadiannya, dan juga memang ada arahan dari kantor untuk tidak sembarangan memberikan informasi yang tidak jelas.
Hal ini untuk menghindari prasangka buruk masyarakat terhadap citra MEX akibat kejadian penangkapan tersebut. Pihak MEX pun enggan memberikan keterangan terkait nama kedua pelaku yang berusaha mengirim paket yang di duga berisi narkoba.
“Bagi pelanggan yang ingin mengirimkan barang, harus mengikuti prosedur yang telah ditetapkan MEX, seperti mengisi data serta menyertakan Kartu Tanda Penduduk (KTP),” tutur Djafar.
Dalam proses pengiriman barang, biasanya MEX menawarkan jasa pembungkusan barang, namun kebanyakan para pengirim sudah membungkusnya terlebih dahulu sebelum dikirim. Djafar juga mengklaim MEX selalu melakukan pengecekan terhadap barang yang akan dikirim pelanggan melalui jasa mereka.
Ada dua pilihan dalam prosedur ini. Yang pertama, apabila barang yang dikirim bisa diperiksa oleh pihak MEX, maka permasalahan dalam proses pengiriman barang tersebut akan menjadi tanggung jawab MEX, terkait kerusakan dan lainnya. Namun yang kedua, apabila pelanggan tidak menginginkan atau merasa barang yang dikirim tidak perlu diperiksa, maka permasalahan dalam proses pengiriman sepenuhnya menjadi tanggung jawab si pengirim.
Laporan: Ocsya Ade CP, IGK Yudha Dharma
Editor: Mohamad iQbaL