
eQuator.co.id – Rasau Jaya-RK. Kawanan rampok membawa kabur uang Rp40 juta dan perhiasan emas seberat 50 gram milik pasangan suami istri, Nasrun, 55 dan Nurhayati, 45, di kediamannya Gang Haji Thalib, Jalan Paku Alam, Desa Rasau Jaya Umum, Rasau Jaya, Kubu Raya, Selasa (21/2) pukul 02.30 dinihari.
Sebelum melarikan harta benda milik Nasrun yang juga ketua RT setempat, kawanan rampok menyekap dan menodongkan senjata api jenis pistol dan senjata tajam jenis golok sepanjang setengah meter di lehernya dan istrinya.
Nasrun, kepada Rakyat Kalbar bercerita, sebelum kejadian, dari kamarnya dia mendengar suara seseorang. Kala itu ia mengira suara Ifan, anaknya yang masuk ke kamar. “Saya tanya, kenapa Fan masuk kamar bapak. Tiba-tiba saya ditodong pistol. Rupanya bukan Ifan,” kata Nasrun ditemui di rumahnya, Selasa sore.
Lanjut Ketua RT 06, RW 02 ini bercerita, ketika mengetahui bahwa rampok yang masuk kamarnya dengan cara memanjat bagian atas pintu tanpa ventilasi itu, Nasrun terkejut bukan kepalang. “Astaghfirullah, kata saya saat itu. Saya disuruh jangan bergerak, kalau bergerak saya dibunuh. Istri saya di samping juga ditodong pakai golok oleh teman pelaku yang juga masuk ketika kunci pintu dibuka sama pelaku pertama,” jelasnya.
Sekilas penglihatannya, kedua pelaku yang menodongkan senjata ini memakai kaos oblong dan celana pendek. Mereka menutup wajahnya, hanya matanya yang nampak. “Yang saya lihat mereka hanya berdua. Badannya kurus agak tinggi. Tidak jelas benar, karena lampu kamar saya dimatikan mereka,” terangnya.
Lalu, lanjut Nasrun berkisah, kawanan rampok itu menyuruh ia dan istrinya tiarap. “Pinggang saya diinjak dan tengkuk saya ditekan pakai ujung pistol. Bila bapak melawan, tetap ini meletup, kata perampok itu,” jelasnya.
Lantas Nasrun dan Nurhayati di sebelahnya, hanya bisa diam dan pasrah melihat aksi kawanan rampok secara samar-samar. Sesekali Nasrun bilang kepada kawanan rampok ini, silakan ambil hartanya, asal dia dan istrinya tidak dilukai.
“Mereka ambil dompet, saya bilang jangan ambil SIM saya, saya ini hanya pengojek. Kata mereka, saya tak perlu SIM, cuma perlu uang dan emas. Lalu uang didompet sekitar tiga juta rupiah diambil mereka,” ujar Nasrun.
Kemudian, karena tak kuasa menahan sakit ketika ditekan pistol, Nasrun mencoba beranjak bangun. Nasib buruk, pundaknya dihantam menggunakan bagian belakang golok pelaku. “Saya langsung sesak nafas. Saya minta tolong ambilkan balsem, rampok itu mau ambilkan,” terangnya.
Untuk jumlah kawanan rampok ini, kata Nasrun, ia mengira lebih dari dua orang. Lantaran dua pelaku terus menodongkan senjata sambil membongkar lemari kamarnya. Sementara barang-barang di luar kamar pun juga ikut diacak-acak.
“Uang hasil pecah sertifikat tanah yang baru dilunasi warga, juga diambilnya. Uang tabungan dan barang kredit warga serta emas juga diambilnya. Belum lagi uang celengan anak-anak saya,” terangnya.
Usai menguasai uang dan perhiasan, kawanan rampok ini mengambil dua Ponsel yang tergeletak di dekat colokan charger. Mereka kemudian kabur sambil melarikan sepeda motor matic milik Ifan, sekitar pukul 03.30.
Setelah itu, barulah Nasrun berani berteriak minta tolong. Warga pun ramai yang datang. “Saya langsung bangunkan Ifan yang tidur ruang tengah, lama dia baru bisa sadar. Saya kira dia sudah dibunuh. Kemudian saya ke lantai atas, cek adik perempuan Ifan. Takut sudah diapa-apakan, karena saat kejadian mereka tanya-tanya anak kami,” katanya.
Kemudian, Nasrun baru mengecek semua barang-barangnya yang berantakan. “Tapi macam televisi tidak diambilnya, sampai pagi itu masih menyala,” paparnya.
Warga yang baru mengetahui adanya perampokan itu, langsung mencoba mencari jejak pelaku. Jejak yang ditinggalkan pelaku adalah bekas conkelan jendela, tempat mereka masuk ke rumah Pak RT. Kemudian, Hanafi saat berangkat bekerja ke Pontianak, menemukan motor Ifan di pinggir Jalan Raya Kuala Dua-Rasau Jaya.
“Alhamdulillah, motor sudah dapat. Hanafi teman Ifan saat berangkat kerja melihat motor itu. Dia kasih tahu ke kami dan sudah diambil kembali,” ujar Oon, sapaan Nasrun.
Hari beranjak siang. Kondisi bekas pukulan di pundaknya pun mulai membaik. Saat itulah Nasrun membuat laporan ke Polsek Rasau Jaya. “Setelah saya buat laporan, ramai polisi ke sini. Mereka sudah olah TKP, ambil bekas sidik jari pelaku. Tadi katanya ada polisi dari Polresta juga,” ungkapnya.
Narsun berharap, kasus ini segera diungkap. Pasalnya, uang yang diembat rampok itu adalah milik warga. Pun, ia tak menyangka kejadian ini bisa terjadi di rumahnya. Lantaran permukiman rumahnya sangat padat dan dikenal aman kondusif.
“Rasau ini dikenal cukup aman. Motor saja simpan di luar tak apa-apa. Kok sekarang bisa jadi rawan begini. Semoga kepolisian bisa segera mengungkapnya,” harap Nasrun.
Kapolsek Rasau Jaya, AKP Hariono tak menjawab ketika dikonfirmasi. Namun, kasus perampokan ini dibenarkan melalui lampiran bukti laporan polisi yang ditunjukkan korban kepada Rakyat Kalbar. Berkas laporan polisi itu ditandatangani Kepala SPK Regu A, Aiptu Solikin.
Rampok Gokil
Nurhayati, wajah masih terlihat shock ketika diwawancarai Rakyat Kalbar. Ia bercerita, kala golok pelaku dilayang-layangkan di hadapannya, rasa takutnya bukan kepalang. Sang suami di sampingnya pun tak bisa berbuat apa-apa lantaran mulut pistol terus di lehernya.
“Ketika golok itu diayunkan depan saya, saya ketakutan sambil ucap Allahu Akbar,” katanya.
Lalu Nurhayati mencoba negosiasi dengan kawanan perampok ini. “Saya bilang ke mereka, tolonglah cepat. Ambil saja semuanya. Cepat kalian pulang, nanti warga ramai datang. Saya berharap mereka cepat keluar rumah. Karena khawatir anak-anak saya diapa-apakan,” ujar Nurhayati.
Negosiasi itu tak dianggap oleh kawanan perampok. Mereka rupanya dengan santai membuka lembaran buku tabungan dan arisan yang diketuai Nurhayati, kemudian mengambil uang yang diselipkan di setiap lembaran penagihan.
“Saya malah disuruh mereka berdoa. Mereka bilang saya harus baca Bismillah 25 kali sambil tahan nafas, biar tidak dibungkam perampok. Aneh, padahal mereka ini perampok. Melihat gayanya, mereka ini seperti baru-baru dewasa,” ungkapnya.
Beruntung tak ada korban jiwa dalam kejadian ini. Begitu juga korban luka. Hanya saja Nasrun yang mengalami luka memar pascapemukulan itu. “Kami pikir kami semua mati. Alhamdulillah kami masih diberi selamat. Ya Allah, pusing kepala memikirkan uang puluhan juta milik warga ini,” ucapnya.
Nurhayati berharap, kepolisian dapat segara mengungkap kejadian perampokan ini. “Pak polisi semoga berhasil. Apalagi kalau dibantu Polresta,” harapnya. (oxa)