Ramlana Resmikan SMK Islam Mempawah

Hard Skill dan Soft Skill Bekal Hadapi MEA

MEMANAH. Wakil Bupati Mempawah, Gusti Ramlana mencoba memanah ke arah target. Memanah merupakan kegiatan ekstrakurikuler di SMK Islam Insan Cendekia di Jalan Daeng Manambon, Mempawah, Kamis (22/12). Ari Sandy/RK

eQuator.co.id – Mempawah-RK. Pendidikan merupakan investasi jangka panjang. Melalui pendidikan akan dihasilkan manusia yang berpengetahuan, produktif, kompetitif, inovatif, dan berakhlak mulia. Tidak terkecuali menghadapi era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), generasi muda harus dibekali keahlian teknis dan pengetahuan (hard skill) serta kemampuan mengelola diri dan orang lain (soft skill).

“Untuk itu, sekolah harus dapat menjawab peran-peran tersebut dalam menghadapi tantangan zaman saat ini,” kata Wakil Bupati Mempawah, Gusti Ramlana saat meresmikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Islam Insan Cendekia Mempawah di Jalan Daeng Menambon Mempawah, Kamis (22/12).

Ramlana mengatakan, pembangunan sektor pendidikan merupakan prioritas Pemerintah Kabupaten Mempawah. Hal itu guna menyiapkan masyarakat yang berkualitas sebagaimana visi Pemerintah Kabupaten Mempawah mewujudkan masyarakat Mempawah yang sejahtera dan berkualitas.

Dengan moto “Mempawah Maju dengan Ilmu”, Pemkab Mempawah, kata Ramlana, berupaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia dengan berbagai program dan kebijakan. Di antaranya melalui keberadaan kampus berskala nasional Balai Pendidikan dan Pelatihan Transportasi Darat Kementerian Perhubungan di Desa Antibar Mempawah Timur, pendirian kampus Institut Pemerintahan Dalam Negeri di Desa Sungai Purun Besar Kecamatan Segedong, dan keberadaan Sekolah Tinggi Agama Islam Mempawah di Mempawah Hilir. Bahkan, menurut rencana, Sekolah Polisi Negara juga akan pindah ke Kabupaten Mempawah. “Hal ini semata-mata kita berusaha menjadikan Kabupaten Mempawah menjadi kota pendidikan di Kalimantan Barat,” ujar Ramlana.

Ramlana mengingatkan, masyarakat kini berada di era kompetitif. Untuk itu, perlu upaya menyiapkan sumber daya generasi yang berkualitas agar bisa bersaing menghadapi MEA. Menurut dia, generasi muda harus dibekali dengan hard skill dan soft skill. Menghadapi MEA, ia menambahkan, generasi muda juga harus kreatif dan inovatif. “Bila masih terbuai tanpa melakukan inovasi dan kreasi, maka kita akan tertinggal jauh dari negara lain yang sudah menyiapkan generasi mudanya dengan ide, praktik, dan materi untuk memasuki pangsa pasar dalam zona MEA yang kompetitif,” tuturnya mengingatkan.

Sementara itu, Ketua Yayasan Insan Cendekia Khatulistiwa Sapariah menjelaskan, SMK Islam Insan Cendekia terdiri atas dua jurusan, yaitu Teknik Komputer Perangkat Lunak dan Keperawatan. Ia menyebut, pihaknya fokus untuk membangun jasmani, rohani, dan intelektual siswa di atas pandangan hidup islami. Karena itu, sistem pendidikan yang akan diberikan bersifat kombinasi antara pendidikan umum dan agama. “Apalagi saat ini dengan pengaruh globalisasi yang begitu deras,” ujarnya.

Sapariah menuturkan, sejumlah program di SMK Insan Cendekia, seperti tahfiz, tahsin, bahasa Arab, mentoring, ilmu pengetahuan, keterampilan memanah, berenang, dan Pramuka. Terkait fasilitas, dia menjelaskan, SMK memiliki 6 lokal, 1 laboratorium komputer, 1 laboratorium keperawatan, 12 toilet, lapangan terbuka, dan gudang. Yang menarik, pihak sekolah memberikan pendidikan gratis kepada 7 siswa yatim. “Kita ingin mengambil berkah dari amal ini. Semoga ke depan jumlahnya bisa bertambah,” ucap pengelola SMK Islam Insan Cendekia Mempawah,.

Di tempat yang sama, Kepala Seksi SMK dan Kesetaraan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kalimantan Barat, FA Sukardi mengapresiasi peresmian SMK Insan Cendekia Mempawah. Dia menyebut, pihak yayasan sangat proaktif dalam proses perizinan dan pembangunan sekolah. “Beberapa waktu lalu kita kesini masih berupa hutan dan tanah kosong. Tapi yayasan dengan begitu semangat meyakinkan kita akan program pembangunan sekolah ini. Luar biasa produktifnya,” puji Sukardi.

Terkait program pendidikan, Sukardi meminta sekolah memperhatikan empat konsep pendidikan modern. Ia menuturkan empat konsep yang disebut sebagai “4C”, yakni critical thinking, creative-innovative, communicatif, dan colaboratif. Menurutnya, jika manajemen sekolah baik, maka prestasi sekolah tinggal menunggu waktu. “Kita berbahagia dengan adanya sekolah ini. Saya berharap sekolah akan menciptakan manusia-manusia yang berdaya guna bagi manusia lainnya. Karena itu, sekolah harus terus meningkatkan kualitas sumber daya manusianya,” pungkasnya.

 

Reporter: Ari Sandy

Redaktur: Yuni Kurniyanto