Rp2 Miliar Diembat Karyawan, Kasusnya Ditangani Polda

Usaha Perdagangan Bangkrut, Harta Habis Dijual

PELAKU PENGGELAPAN. Amen alias Sugianto, pelaku penggelapan uang distributor makanan sebesar Rp2 miliar. ACHMAD MUNDZIRIN

eQuator.co.id –  Pontianak-RK. Mata pria berinisial TJ, pemilik perusahaan perdagangan yang ditipu oleh karyawannya tampak merah. Suara pria 37 tahun ini bergetar, menceritakan bagaimana karyawannya membuat usahanya terancam bangkrut, Senin (26/9).

Juli lalu menjadi bulan yang buruk bagi keluarga TJ. Usaha dagang dan distribusi makanan ringan yang dirintisnya belasan tahun lalu, tiba-tiba terancam pailit. Perilaku penggelapan terpisah oleh karyawannya, membuat usaha keluarga TJ terpuruk.

“Waktu itu, orangtua saya kritis, tak lama setelah kami melaporkan mereka (karyawan), orangtua kami meninggal,” kata TJ kepada Rakyat Kalbar yang mengunjungi Ruko miliknya di Jalan Alianyang, kemarin.

Suasana mendung terlihat di wajah anggota keluarga TJ. Dua putri dan seorang putranya sedang bersiap-siap berangkat les, belajar ekstra. Sedangkan Fn, admin PD. BR milik TJ duduk di sofa biru di pojok ruangan Ruko. Wajahnya nanar, tatapannya kadang kosong.

Pada awalnya, TJ meminta Fn untuk menceritakan musibah yang menimpa usaha mereka. “Ada dua kali dalam waktu kurang lebih seminggu. Pertama sopir dan kernet yang ngangkut barang, kedua sales di daerah,” kata Fn.

Sopir bernama Efendy dan kernetnya, Rasid mengambil barang di gudang, Jumat (23/7) lalu. Sejumlah makanan ringan dimuat dalam mobil box. Mereka mengantar barang ke pelanggan di daerah Sambas.

Minggu sore seharusnya mereka sudah memberikan laporan kepada admin. Namun hingga pukul 21.00 handphone keduanya tidak bisa dihubungi. “Waktu jam satuan sempat bisa masuk, tapi tak diangkat,” kata Fn.

Kemudian Fn bersama salah seorang karyawan pergi ke rumah Efendy. “Istrinya malah mau tanya ke kita, dimana suaminya,” papar Fn.

Kemudian ada seorang karyawan yang menemukan mobil box yang dibawa Efendy, terparkir di Jalan Tanjung Raya. Begitu TJ memeriksa, mobil box sudah kosong. Itulah yang membuat TJ membuat laporan polisi, Senin (25/7) siang.

TJ melapor di Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) di Mapolda Kalbar. Surat bernomor LP/179/VII/2016/Kalbar/SPKT itu diproses di Dit Reskrimum. “Sopir ini sudah tiga tahun kerja sama kita, kalau kernetnya baru beberapa bulan,” ujar Fn.

Menurut perhitungan admin perusahaan, kerugian karena tindakan kedua orang ini mencapai Rp150 juta.

Tiga hari kemudian, Kamis (28/7), TJ kembali melaporkan karyawannya. Kali ini salah seorang sales yang bekerja di area Sanggau, Sekadau, Sintang dan Melawi. Sales berusia 20 tahunan itu bernama Amen alias Sugianto.

Kali ini tidak tanggung-tanggung, jumlah kerugian perusahaan mencapai Rp1,9 miliar. Bentuk penggelapan yang dilakukan Amen, menagih pelanggan, kemudian hilang tak tau rimbanya. “Amen ini sudah tiga tahunan kerja sama kita. Tidak pernah ada masalah sebelumnya,” jelas Fn.

Setelah Amen tidak menyetorkan uang tagihan tersebut, TJ melacak tagihan lainnya di area kerja Amen. Diketahui lagi ada sejumlah tagihan yang sudah pernah ditagihkan dan uangnya sudah diambil Amen. “Itulah, lalu kita lapor polisi,” kata TJ.

Surat laporan TJ yang melaporkan Amen bernomor Lp/185/VII/2016/Kalbar/SPKT di Dit Reskrimum Polda Kalbar.

“Kita sudah percaya sama mereka, tak menyangka mereka tega bikin kita gini,” kesal TJ.

“Gimana kita mau bayar supplier,” sambungnya.

Menunggu proses hukum di kepolisian, TJ melakukan berbagai usaha guna membayar supplier. Mulai dari menguras uang tabungan, menjual aset-aset, termasuk Ruko yang saat ini mereka tempati.

“Mobil pribadi saya jual murah saja, juga beberapa mobil box. Kita mau tanggungjawab sama suplier,” ungkap TJ.

Bahkan TJ terpaksa memberhentikan karyawannya. “Untuk sementara ini, kita tidak bisa beroperasi,” lirihnya.

Bukan hanya betdampak pada usahanya, masalah ini juga berdampak juga pada kesehatan pribadi TJ. “Berat badan saya turun tujuh kilogram, sudah. Saya juga harus minum beberapa obat saraf, karna disini teralu tegang kata dokter,” ungkap TJ sambil memegang kepalanya.

“Saat ini pendidikan anak-anak belum terganggu, tapi entahlah besok lusanya,” sambung TJ seraya mengatakan “kalau masalah ini terus berlarut-larut, saya kawatir, kami tidak punya tempat tinggal,” jelas Tj.

Kabid Humas Polda Kalbar, Kombes Pol Suhadi SW membenarkan laporan TJ. Polda telah menerima laporan penipuan yang mencapai Rp2 miliar sebagaimana dilaporkan TJ. “Laporannya sudah kita terima, saat ini sedang dalam proses penyelidikan,”jelas Suhadi.

Menurut Suhadi, Polda dalam waktu dekat akan memanggil pihak terkait. “Semuanya akan kita panggil. Termasuk terlapor. Kita saat ini sedang memprosesnya, perkembangan hasil penyelidikan dan penyidikan tentu akan kita sampaikan kepada korban,” katanya. (zrn/epy)