Imigran Jadi Pemuas Nafsu Wanita Tajir

PENIKMAT. Sarah, wanita pengguna jasa gigolo Timur Tengah di Batam. Batam Pos/JPG

Batam-RK. Polresta Barelang mengungkap muncikari imigran pemuas nafsu wanita-wanita tajir di Batam, Kepulauan Riau, Jumat (10/9) malam.

Dialah Bonny Syahrio. Ia ditangkap bersama Sarah, salah seorang perempuan kaya penikmat jasa gigolo bernama Jhansen.

Kasat Reskrim Polresta Barelang, Kompol Memo Ardian mengatakan, keduanya diciduk lantaran diduga terlibat dalam praktik prostitusi yang melibatkan imigran di bawah umur bernama Jhansen.

Jhansen merupakan imigran asal Afganistan yang sedang mencari suaka di Batam. Selain Jhansen, ada juga sembilan imigran lainnya yang ditangkap, karena terlibat dalam bisnis lendir bertarif wow itu.

Para tersangka ditangkap di apartemen. Kompol Memo Ardian mengatakan, para tersangka diamankan di salah satu apartemen kawasan Nagoya. Bonny sang muncikari sengaja memanfaatkan ketampanan fisik Jhansen untuk mengeruk uang. Salah satu caranya, meminta uang Rp20 juta untuk pengurusan KTP.

“Karena Jhansen tak memiliki uang Rp20 juta, Bonny pun meminta Jhansen untuk menjadi gigolo agar mendapatkan uang,” kata Memo.

Modusnya, Bonny memperkenalkan Jhansen kepada Sarah yang merupakan janda beranak satu. Sarah mengaku memberikan Rp2 juta kepada Bonny, setiap dirinya berkencan dengan Jhansen. Sedangkan Jhansen, Sarah selalu memberinya Rp1 juta setiap selesai berhubungan intim. Sarah juga memenuhi kebutuhan hidup Jhansen. Seperti biaya makan dan hotel. “Semuanya saya yang bayar. Tapi sekali berhubungan saya berikan Rp1 juta,” terang wanita 30 tahun ini.

Surati Menkopolhukam

Tidak mau daerahnya menjadi lokasi sasaran tindakan melanggar hukum bagi pencari suaka, Walikota Batam M Rudi menyurati Menteri Koordinator Politik Hukum dan HAM (Menkopolhukam) Wiranto. Dalam surat itu, Rudi meminta Pemerintah pusat menarik seluruh imigran tersebut ke Jakarta. “Sudah banyak saya dengar masalah yang timbul, akibat keberadaan imigran ini,” ungkap Rudi dilansir Batam Pos (Jawa Pos Group), Minggu (11/9).

“Perbuatan mereka ini sudah banyak. Saya khawatirnya akan menganggu iklim investasi di Batam,” tegasnya. (jpnn)