eQuator.co.id – Ketapang-RK. Yayasan Inisiasi Alam Rehabilitasi Indonesia (YIARI) Ketapang kembali menerima penyerahan seekor bayi orangutan dari warga, Selasa (6/9).
Orangutan betina yang diperkirakan berusia sekitar tiga tahun itu ditemukan tertimpa kayu oleh Doni ketika memancing. Warga Desa Sungai Awan Kiri, Muara Pawan, Ketapang itu mengatakan, menemukan anak orangutan tersebut sendirian. Kondisinya cukup memperihatinkan karena tertimpa kayu.
“Saya menemukankan dia di tanah. Kondisi tertimpa kayu dan kakinya bengkak,” kata Doni, Kamis (8/9). Doni bercerita, menemukan bayi orangutan ketika sedang memancing bersama adiknya di sungai daerah Parit Timur, Desa Sukamaju. Kawasan itu tidak jauh dari lokasi Pusat Penyelamatan dan Konservasi Orangutan YIARI.
“Sebelum diserahkan ke YIARI untuk mendapatkan pertolongan, orangutan tersebut saya beri nama Cantik,” ungkap Doni. Doni menuturkan, lokasi tempat ditemukannya orangutan ini, merupakan bekas hutan terbakar. Dimungkinan, bayi orangutan tersebut terpisah dengan kelompoknya. Kemudian tidak bisa kemana-mana, karena tertimpa kayu dan kakinya bengkak.
“Orangutan ini dilindungi, makanya saya langsung serahkan ke YIARI,” katanya.
Manager Animal Care, Ayu Budi Handayani menerima penyerahan bayi orangutan tersebut. Penyerahan orangutan itu merupakan bentuk kesadaran masyarakat.
“Orangutan adalah satwa yang dilindungi dan keberadaannya hampir punah,” jelas Ayu.
Memelihara atau memperjualbelikan orangutan adalah tindakan yang melanggar hukum. Jika ada orangutan yang dipelihara agar dapat diserahkan dan direhabilitasi, kemudian dilepasliarkan kembali ke habitatnya. “Dilihat dari formulasi giginya, orangutan yang diserahkan ini diperkirakan sudah berusia sekitar tiga tahun,” katanya.
Saat diserahkan, kondisi bayi orangutan itu cukup memprihatinkan. Tubuhnya kurus kering dan luka di kakinya mulai membusuk. Beratnya cuma 3,7 kilogram. Sangat kurang untuk ukuran orangutan berumur tiga tahun. Saat ini orangutan bernama Cantik ini mendapatkan perawatan intensif dan dimonitor selama 24 jam oleh tim medis YIARI.
Laporan: Jaidi Candra
Editor: Hamka Saptono