Bacok Tangan Polisi sampai Nyaris Putus, Bandit Mati Dimassa

Teks foto: Mayat Ari Sandi di lokasi kejadian, sebelum dievakuasi.

eQuator.co.id – Sidoarjo, Memorandum

Aksi kejahatan yang dirancang komplotan begal di perumahan Kahuripan Nirwana Village (KNV), Desa Jati, Kecamatan Sidoarjo, Senin (20/6) malam, berantakan. Rencana yang hendak dilakukan komplotan berjumlah enam orang itu bukan hanya gagal mendapat harta jarahan, tapi malah membuat seorang pelaku mati.

Adalah Ari Sandi (25), warga Nganjuk yang mengontrak di kawasan Gunung Anyar, Surabaya, yang tewas dengan kondisi mengenaskan. Kepalanya pecah setelah Ari tertangkap dan diamuk massa. Insiden sekitar pukul 22.45 itu juga mengakibatkan tangan kiri Bripka Dwi Priyo Sudomo, warga setempat, putus.

Tragedi bermula saat malam itu, Ari Sandi bersama lima rekannya berboncengan tiga motor masuk ke perumahan KNV, tepatnya blok AA. Mereka tak tahu, kedatangannya diawasi ketat oleh warga setempat. “Selama ini perumahan kami memang sering kecurian. Yang paling sering hilang adalah motor dan burung. Beberapa hari lalu ada warga yang tahu komplotan ini juga berkeliaran di blok ini,” kata Chamim, salah satu warga.

Setelah mengamati beberapa lama, warga berkeyakinan kuat bahwa komplotan Ari Sandi cs sedang mencari sasaran. Maka, saat keenam pelaku berada di dalam lingkungan perumahan, warga langsung menutup pintu portal agar mereka tak bisa keluar. “Akhirnya keenam pelaku itu benar-benar tidak bisa keluar, terhalang palang portal,” terang bapak tiga anak tersebut.

Meski saat itu banyak mata melihat, ternyata tak ada satu pun warga yang berani mendekati pelaku. Tindakan berani akhirnya dilakukan Dwi Priyo Sudomo, warga setempat yang juga tercatat sebagai anggota polisi berpangkat brigadir polisi kepala (bripka).

Polisi yang berdinas di Pengaman Objek Vital (Pam Obvit) Polda Jatim itu berusaha menanyai Ari Sandi. “Tapi, waktu saya tanya, penjahat itu (Ari Sandi, red) malah menyerang saya dengan parang,” ujar Bripka Dwi.

Serangan berupa tiga kali sabetan itu sangat mematikan karena mengarah ke titik vital serta dilakukan dengan tenaga penuh. Dua kali serangan diarahkan ke kepala Bripka Dwi, dan satu kali ke arah perut.

Tangan kiri Bripka Dwi nyaris putus usai dipakai menangkis sabetan pertama. Sabetan berikutnya bahkan berhasil membuat Bripka Dwi–yang kala itu masih mengenakan sarung–terjatuh.

Heroiknya, Bripka Dwi ternyata tak mau menyerah meski sudah sangat terdesak. Ia bahkan langsung melompat dan berusaha mencekik pelaku, saat dilihatnya Ari Sandi hendak mencoba kabur. Cekikan bahkan dilakukan dengan tangan kirinya yang nyaris putus.

Rupanya, pertarungan yang hanya berlangsung sekitar semenit itu berhasil menyadarkan warga bahwa nyawa Bripka Dwi sedang terancam. Sehingga, tanpa dikomando, puluhan warga langsung menyerbu Ari Sandi. Bahkan, warga juga diduga sempat mengambil pacul yang dihantamkan ke kepala penjahat sadis tersebut.

“Penjahat itu langsung tewas. Sayang, lima teman pelaku lainnya berhasil kabur. Hanya, salah satu motor pelaku, Honda Scoopy nopol W 4257 AI, tertinggal di lokasi,” urai Chamim.

Tentu saja insiden malam itu membuat warga setempat gempar. Ratusan warga pun berdatangan ke lokasi. Tak berapa lama, menyusul puluhan aparat kepolisian tiba. Bahkan, Kapolres Sidoarjo AKBP Muh. Anwar Nasir dan Kasat Reskrim Polres Sidoarjo AKP Wahyudin Latif turun langsung. Malam itu juga polisi mengevakuasi jasad Ari Sandi ke RSUD Sidoarjo untuk diautopsi.

Polisi tak butuh waktu lama untuk mengenali bahwa penjahat sadis itu bernama Ari Sandi. Sebab, saat olah tempat kejadian perkara (TKP), di saku celana pelaku terdapat uang beberapa ribu rupiah dan sebuah ponsel merek Nokia.

Berbekal nomor yang tersimpan di ponsel, polisi mengontak salah satu nomor, yang ternyata diterima Handoko (52), bapak kandung Ari Sandi. “Berbekal pengakuan bapak pelaku, malam itu juga kami langsung melakukan penggeledahan ke rumah kontrakan pelaku di Gunung Anyar, Surabaya,” terang Kapolres Muh. Anwar Nasir, Selasa (21/6).

Dari upaya itu, lanjut kapolres, pihaknya juga berhasil mengindikasi komplotan Ari Sandi cs merupakan geng penjahat yang telah beraksi di sejumlah TKP. “Kami menemukan sejumlah senjata tajam yang diduga kuat sebagai alat pelaku untuk melakukan kejahatan. Bahkan, geng ini punya nama, tapi saya lupa apa namanya,” beber mantan kapolres Nganjuk ini.

Dalam kesempatan itu, kapolres memberikan apresiasi yang tinggi kepada Bripka Dwi Priyo Sudomo yang telah menunjukkan keberaniannya sebagai polisi. Meski di sisi lain, ia juga menyesalkan sikap warga perumahan KNV lantaran bertindak main hakim sendiri hingga membuat tewasnya seorang pelaku kejahatan.

“Kondisi seperti itu memang sangat dilematis. Tapi, saya berharap masyarakat tetap menjunjung tinggi proses hukum dan tidak menghakimi pelaku kejahatan, apalagi kalau dia sudah tidak berdaya,” tegasnya.

Penelusuran wartawan koran ini, Honda Scoopy mopol W 4257 AI yang ditinggal kabur para pelaku tertengara sebagai motor curian. Sebab, saat dicek pada malam kejadian, spesifikasi kendaraan warna merah itu ternyata tidak muncul. (ded/med/mus/san)