4 Kriteria Jilbab Disebut Syar’i

eQuator.co.id – Serba-serbi modern tidak hanya berlaku bagi teknologi, tapi juga terhadap fashion. Semakin lama semakin dihiraukan aturan-aturan yang ada. Contohnya saja dalam hal berjilbab. Atas nama fashion, tren jilbab pun kian berkembang. Dari jilbab gaul, stylist, modis hingga yang syar’i.

Di dalam Alquran seperti dikutip dari laman tujuhnovember.wordpress, seorang muslimah wajib menggunakan hijab (penutup) atau yang lebih kita kenal dengan nama kerudung atau jilbab. Sudah jelas tertera dalam Alquran. Dalam QS. Al-Ahzab 59 dijelaskan, bahwa Allah SWT menyerukan kepada kita agar mengulurkan jilbabnya hingga ke seluruh tubuh. Jilbab disini maksudnya semacam baju kurung yang tidak ketat dan memperlihatkan lekuk tubuh seorang wanita untuk menutupi aurat. Di dalam surah ini pula dijelaskan apa maksudnya Allah SWT menyuruh kita agar menutup aurat kita. Tujuannya supaya para muslimah lebih mudah  dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Sedangkan dalam QS An-Nur 31 lebih menjelaskan dan melengkapi dari penjelasan di Surat Al-Ahzab ayat 59.

Coba bandingkan jilbab dengan segala aturannya yang ada dalam Alquran dengan jilbab yang banyak dipakai Muslimah saat ini. Kebanyakan muslimah saat ini lebih mementingkan mode tren terkini dibandingkan dengan yang sudah diatur dalam Alquran.

Apa yang dimaksud jilbab gaul? Jilbab gaul itu yang sering dipakai kebanyakan muslimah saat ini. Entah mungkin karena mereka belum mengetahui bagaimana aturan menggunakan jilbab atau mereka sudah tahu tapi enggan melakukannya. Jilbab gaul itu jilbab yang dililit, dengan pakaian yang ketat memperlihatkan bentuk tubuh, yang penting asal panjang dan menutupi tangan dan kaki. Padahal sudah tertera dalam Alquran jilbab itu bukan dililit, tetapi diulurkan.

Dan yang dimaksud jilbab syar’i adalah jilbab yang sesuai dengan ketentuan yang ada dalam Alquran dan hadist. Dalam Alquran sudah dijelaskan bahwa jilbab itu seperti baju kurung. Tanda itu tidak ketat. Misalnya seperti gamis, ataupun atasan yang longgar dan menggunakan rok. Bukan seperti pada kenyataan saat ini. Para muslimah menggunakan jilbab dililit dengan baju dan celana yang ketat. Hal itu sangat bertolak belakang dengan ketentuan yang ada dalam Alquran.

Setidaknya ada empat kriteria jilbab disebut syar’i. Pertama, jilbab yang panjang dan tebal (tidak tipis dan tembus pandang). Sesuai dengan yang ada di dalam Alquran, jilbab yang syar’i itu menutupi dada. Tidak dililit ke atas kepala atau dimodifikasi agar tidak panjang. Mudah dan tidak ribet.

Kedua, menggunakan baju gamis atau baju yang longgar dan rok. Sudah jelas dalam Alquran, kita diwajibkan untuk menggunakan baju kurung atau baju yang tidak ketat memperlihatkan bentuk tubuh. Dan baju yang tidak ketat itu adalah gamis atau baju yang longgar dan rok.

Ketiga, no punuk unta. Punuk unta, apa itu? Para muslimah zaman sekarang menampakkan rambutnya yang digelungkan saat berhijab. Itulah yang dimaksud punuk unta. Bahkan lebih mirisnya lagi, kini sudah tersedia ciput yang ada punuk untanya. Dalam Islam ini dilarang. Dalam hadist yang diriwayatkan oleh Muslim disebutkan, “Ada golongan dari penduduk neraka yang belum pernah aku lihat: (1) Suatu kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi untuk memukul manusia dan (2) para wanita yang berpakaian tapi telanjang, berlenggak-lenggok, kepala mereka seperti punuk unta yang miring. Wanita seperti itu tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya, walaupun baunya tercium selama perjalanan sekian dan sekian” (HR. Muslim No. 2128)

Sudah jelaskan dalam hadist tersebut. Lebih baik jika yang berambut panjang bisa dikepang atau diikat biasa. Tidak digelungkan ke atas dan terlihat seperti punuk unta.

Keempat, menggunakan kaos kaki. Kaki termasuk aurat yang harus ditutup bagi wanita. Jadi ketika keluar rumah atau bepergian kemanapun, jangan lupa gunakan kaos kaki.(thn)