Setiap SD/MI Harus Punya Dokter Cilik

COBA. Bupati Mempawah, Ria Norsan mencoba layanan aplikasi media sosial melalui Grup UKS, Rabu (15/6). Ari Sandy-RK

eQuator.co.id – Mempawah-RK. Dalam pelaksanaan program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), setiap Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) di Kabupaten Mempawah harus memiliki dokter cilik.

“Rasionya 20 murid berbanding satu dokter kecil,” kata Ria Norsan, Bupati Mempawah ketika mencanangkan Sekolah Model UKS di Aula Kantor Bupati Mempawah, Rabu (15/6).

Sedangkan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs) serta Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Madrasah Aliyah (MA) harus mempunyai kader kesehatan.

“Berdasarkan jumlah anak didik di Mempawah, totalnya mencapai 55.691 orang. Maka akan ada 2.788 dokter kecil atau kader kesehatan. Mereka dapat dijadikan pelopor sekaligus penggerak dalam mempromosikan program-program kesehatan berbasis sekolah,” terang Norsan.

Dia berharap, dengan peluncuran Sekolah Model UKS ini, dapat mewujudkan sekolah yang sehat dan berkualitas. “Program UKS memiliki arti penting dan strategis, lantaran menjadi bagian dari pembangunan bidang pendidikan dan kesehatan,” kata Norsan.

Sektor pendidikan dan kesehatan, ungkap Norsan, merupakan urusan wajib Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mempawah. Kedua sektor ini mempunyai pengaruh yang besar terhadap kualitas dan keberhasilan mewujudkan visi dan misi pembangunan di daerah. “Karena itu, keterpaduan dan sinergitas keduanya penting untuk dilakukan,” jelasnya.

Menurut dia, setiap sektor tidak dapat berjalan secara parsial atau sendiri-sendiri, melainkan harus saling melengkapi dan terus menerus secara terprogram. “Di sinilah letak koordinasi dalam perencanaan serta pelaksanaan program pembangunan yang komprehensif mewujudkan kesejateraan masyarakat,” papar Norsan.

Melalui implikasi program itu, Nosan meyakini, promosi program kesehatan berbasis sekolah akan berdampak luas terhadap meningkatnya derajat kesehatan anak sekolah. Sehingga tujuan mengedepankan tindakan promotif dan preventif akan terwujud, alih-alih dengan tindakan kuratif yang berbiaya mahal.

“Namun untuk mencapai itu semua, diperlukan koordinasi dan peran aktif SKPD sesuai Tupoksi-nya masing-masing dalam mendukung program UKS di seluruh sekolah di Kabupaten Mempawah. Masing-masing pimpinan SKPD harus mampu menguasai teknologi informasi,” ingat Norsan.

Di tempat yang sama, Asisten Perekonomian dan Kesejahteraan Rakyat (Kesra),  Sekretariat Daerah (Setda) Mempawah, Ismail menjelaskan, peluncuran Sekolah Model UKS tidak terlepas dari belum optimalnya pelaksanaan program UKS.

Kalaupun terlaksana, tambah dia, masih berjalan secara parsial atau sendiri-sendiri di masing-masing SKPD. Karena itu, pihaknya memandang perlu menjalin koordinasi antar-SKPD. “Caranya dengan membangun dan memanfaatkan sistem koodinasi berbasis teknologi informasi atau IT,” jelas Ismail.

Adapun teknis koordinasi berbasis IT ini, kata Ismail, bisa dilakukan melalui dua cara. Pertama, secara tertutup dengan menggunakan layanan e-mail. Kedua, koordinasi secara terbuka dengan memanfaatkan layanan aplikasi media sosial melalui grup UKS.

“Kita berharap SKPD yang tergabung dalam tim pembina UKS Kabupaten Mempawah maupun para Camat dapat memberikan saran dan masukan. Sehingga dapat melaksanakan kegiatan ini secara terpadu dan konsisten,” pungkas Ismail.

Laporan: Ari Sandy

Editor: Mordiadi