Kerusakan Hutan Kalimantan Diperparah Pembukaan Lahan

Keberadaan TNGP Diprediksi Punah 2050

Ilustrasi.NET

eQuator.co.id – Sukadana-RK. Proyeksi kerusakan alam di Pulau Kalimantan kian memprihatinkan. Dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan, akibat pembukaan lahan.

Sejak tahun 1900-an, pembukaan lahan dimulai dari wilayah pesisir pantai Pulau Kalimatan. Hanya berjarak 50 tahun tepatnya 1950, kerusakan alam semakin meluas akibat pembukaan lahan. Kerusakan alam terjadi hampir di seluruh wilayah.

“Diprediksi pada tahun 2050, Taman Nasional Gunung Palung (TNGP) akan habis, jika tidak ada penanganan secara serius untuk melakukan upaya pelestarian alam dan keberlangsungan hidup makhluk hidup nantinya,” ujar Uray Iskandar, Kepala Resort TNGP Wilayah Sukadana di aula Kantor Desa Sutera, Kamis (26/6).

Ungkapan Iskandar yang juga Seksi Konservasi Wilayah (SKW) 1 Ketapang Resort Sukadana, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSD) Kalbar disampaikannya saat menggelar penyuluhan satwa liar dan tumbuhan alam di aula Kantor Desa Sutera.

Uray Iskandar menjelaskan, berbagai jenis kerusakan hutan dan satwa liar yang dilindungi dalam ambang kepunahan. “Kita patut berbangga karena foto orangutan yang sedang memanjat pohon di Taman Nasional Gunung Palung yang diambil oleh tim laman mendapatkan juara 1 kategori nature stories, yang diadakan oleh World Press Photo,” paparnya.

“Klasifikasi hutan terdiri dari hutan konservasi, hutan lindung dan hutan produksi. Untuk kawasan cagar alam yang menjadi konsen kami untuk wilayah Kabupaten Ketapang dan Kayong Utara. Ada dua tempat yaitu Cagar Alam Muara Kendawangan dan Cagar Alam Kepulauan Karimata,” jelasnya.

Sementara itu, saat disinggung terkait keterangan ihwal peredaran penjualan telur penyu yang dilindungi beberapa waktu lalu, Uray menuturkan bahwa pihaknya telah melakukan pengecekan ke beberapa tempat yang diduga menjadi tempat penampung telur penyu tersebut, tidak terkecuali Pelabuhan Sukadana. Namun, kata dia, sampai saat ini belum ditemukan warga yang kedapatan membawa telur penyu.

“Saat ini kita belum pada tahap preventif. Namun masih dalam tahapan persuasif kepada masyarakat. Salah satu contoh dengan menempelkan poster-poster ke beberapa tempat strategis untuk memberikan informasi tumbuhan dan hewan yang dilindungi termasuk penyu,” ulasnya.

Dari informasi yang diperoleh bahwa untuk Cagar Alam Muara Kendawangan konsen terhadap pelestarian dan perlindungan terhadap rusa dan hutan sabana. Sedangkan untuk Kepulauan Karimata, cagar alam konsen terhadap pelestarian dan perlindungan terhadap biota laut khususnya terumbu karang.

“Untuk Cagar Alam Kepulauan Karimata, saat ini masih dalam proses monitoring untuk terumbu karang. Masih mempelajari jenis yang ada dan biota laut lainnya yang hidup di sekitar terumbu karang,” paparnya.

Reporter: Kamiriluddin

Redaktur: Andry Soe