eQuator.co.id – ZAMBOANGA – Militer Filipina mengeluarkan kebijakan baru untuk Sulu kemarin. Mereka secara resmi mengimbau kepada warga asing untuk tidak bepergian ke Sulu sendirian tanpa pengawalan. Ini terkait pengamanan pilpres sekaligus mencegah penculikan terjadi saat momen penting itu. Nasib empat WNI yang disandera juga belum jelas hingga kemarin.
”Jangan pergi ke Kepulauan Sulu sendiri tanpa alasan yang jelas. Ini terkait masalah pengamanan,” kata juru bicara Wesmincom (West Mindanao Command) Mayor Philemon Tan. Dari hasil analisis intelijen, pihaknya mengidentifikasi banyak anggota Abu Sayyaf yang akan “turun gunung”.
Berpura-pura sebagai pemilih, mereka juga akan melihat-lihat situasi. ”Kami khawatir, mereka mengidentifikasi orang asing dan langsung melakukan penculikan,” paparnya. Hal itu memungkinkan. Sebab, konsentrasi militer terbelah antara menjaga pemilihan umum dan melakukan pengejaran terhadap kelompok Abu Sayyaf.
Philemon mengatakan, situasi Sulu, terutama di kawasan perkotaan masih terkendali. Namun, dia tidak menginginkan ada satu insiden penculikan apa pun. Terutama terhadap warga asing. ”Ini langkah antisipatif saja,” ucapnya.
Menurut dia, sangat gampang mengidentifikasi orang asing di Sulu. Dari logat dan bahasa tubuhnya semuanya akan cepat tahu. ”Di Sulu, orang asing datang, tak sampai beberapa jam, hampir semua di sana sudah tahu,” paparnya. Yang jadi masalah, imbuh Philemon, adalah banyak kaki tangan Abu Sayyaf yang berada di kota. ”Mereka ini tidak pernah terlibat dalam aksi Abu Sayyaf. Hanya sebatas menginformasikannya,” tambahnya.
Sejauh ini, Philemon mengatakan bahwa pihaknya sudah beberapa kali melakukan kontak senjata dengan kelompok Abu Sayyaf. ”Tapi, mereka selalu lari dan sembunyi. Kami terus mempersempit gerak mereka,” katanya. Dia menjamin, bahwa pihaknya tidak akan berhenti meski harus membalik semua batu untuk mengalahkan kelompok tersebut.
Ketika ditanya soal perkembangan para sandera yang diculik, Philemon mengaku belum mengetahuinya. ”Ada sejumlah informasi memang. Tapi kami masih belum bisa memastikan validitasnya,” ucapnya.
Terpisah, mantan Kastaf Kostrad Mayjen (Purn) Kivlan Zein masih berada di Sulu untuk mengupayakan negosiasi. Namun, tampaknya negosiasi belum membuahkan hasil. ”Saya akan kabari jika memang ada perkembangan menggembirakan,” tandasnya. (ano/sof)