Heni Salwati atau yang akrab disapa Alwa Rerizia atau Wawa, perempuan kelahiran 13 Januari ini mulai terjun ke dunia usaha 2011. Usaha pertama yang digelutinya bergerak di bidang jasa pendidikan. Yakni kelas public speaking dengan brand Education of Public Speaking.
Salah satu hal yang mendorong Alwa memiliki ide untuk membuka kelas public speaking, salah satunya karena memang perempuan yang aktif diberbagai bidang keorganisasian, seperti FKP, HIPMI Kota Pontianak, BPD HIPMI Kalbar dan FWM, awalnya kerap diminta mengisi berbagai kegiatan training tentang wirausaha, karya ilmiah dan keorganisasian. Mulai dari kalangan anak SD, SMP, SMA sampai perguruan tinggi negeri dan umum.
Hingga 2013, public speaking yang dibuatnya ini pernah mewakili Kalbar dalam ajang Penganugerahan Wirausaha Muda Mandiri 2012 di Banjarmasin.
Berlanjut 2013, Alwa mulai mengembangkan usahanya dibidang fashion dengan brand fashion etnik. Yang menyediakan jasa desain fashion dengan konsep desain yang membuat unsur serta kombinasi tenun kebudayaan lokal Kalbar. Awal 2016, dirinya juga membuka kelas bahasa Inggris untuk kalangan pengusaha muda.
Untuk lebih lengkap mengetahui sejauh mana kiprah Alwa dalam menjalani usahanya ini. Berikut wawancara selengkapnya bersama Rakyat Kalbar;
+Bisa Anda jelaskan lebih lanjut seputar usaha-usaha yang Anda geluti ini?
–Public speaking dan bahasa Inggris kantornya berada di Jalan Pancasila, Kota Pontianak. Untuk yang by Excel Education berd di Jalan Mardeka Timur, Nomor 691 A telepon: 0561.8101090. Sementara untuk fashion di Sungai Raya Dalam.
Di public speaking dengan brand Education of Public Speaking, kita membuka kelas untuk usia mulai dari usia 12 tahun ke bawah, 16 tahun ke bawah serta 16 tahun ke atas.
Untuk United English Speaking Class For Entrepreneurs memiliki beberapa poin pembelajaran. Seperti diantaranya, speaking, presentasi, korespondensi, kemampuan memahami konteks artikel dalam bahasa Inggris, skill bernegosiasi, akses ke jaringan global dan presentasi bisnis. Kelas speaking sengaja dirancang khusus untuk para entrepreneurs, UMKM, start up dan para professional. Mempersiapkan kemampuan untuk mampu berinteraksi dengan sebaik-baiknya memasuki era MEA.
Untuk kelas bahasa Inggris khusus pengusaha, kebetulan dibangun bareng teman yaitu Mardalina Handayani Makunimau. Yang mana kami mengonsepnya dengan tujuan agar kelas ini nanti dapat menjadi fasilitator pengusaha kita agar mampu bersaing di ajang internasional. Karena adanya MEA tadi, kita perlu upgrade kemampuan, skill bahasa asing supaya bisa bersaing.
+Apa kelebihan pembelajaran yang Anda tawarkan ini?
-Belajar speaking di United Speaking Class, materinya gampang untuk dipraktekkan. Kelas yang interaktif, materi-materi penunjang yang akan membantu Anda dan bisnis Anda terkoneksi dengan jaringan global. Pendaftarannya dibuka, mulai Maret-April mendatang.
+Secara umum hal apa yang awalnya memotivasi Anda terjun ke dunia usaha?
-Saya lahir dan besar di desa dan senang melihat orang yang menginspirasi di televisi sehingga timbul tekad ingin menjadi yang berbeda. Saya dari latar belakang keluarga besar yaitu pegawai dan petani. Semakin ke sini saya melihat anak-anak muda yang memang dari lahir mewarisi usaha-usaha orangtuanya, sepertinya memang sudah harus–kita sebagai calon orangtua–harus memiliki pikiran jauh ke depan. Supaya anak cucu kita tidak merepotkan orang lain dan kita yang harus mempersiapkannya. Dari itulah saya memilih menjadi pengusaha.
+Kenapa sampai akhirnya Anda tertarik memilih usaha-usaha ini?
-Untuk fashion alasan utamanya adalah karena kecintaan saya akan produk lokal khusus Kalbar dan Indonesia. Yaitu tenun dan ingin tenun yang awalnya hanya untuk acara tertentu menjadi lebih ready to wear (bisa dipakai hari-hari) dimana saja acara dan kapan saja.
Untuk public speaking, salah satunya karena saya sering diminta mengisi training di SD, SMP, SMA, PTN dan umum tentang wirausaha, karya ilmiah dan organisasi serta banyak banget yang enggak mau bicara ketika kita ajak maju. Nah, dari masalah itu muncul ide membuat usaha ini agar kita bisa menyadari dengan kemampuan public speaking apapun profesi kita akan bisa untuk memaksimalkannya.
+Untuk bidang usaha fashion, apa sasaran dan target penjualan Anda?
-Kita lebih tertuju pada kalangan muda.
+Apa yang membuat fashion Anda berbeda dari yang lainnya?
-Dari bahan kita gunakan yang nyaman dan gak gerah. Karena Kota Pontianak ini panas terus dan coraknya yang selalu ada konsep serta esensinya.
+Seperti apa Anda melihat peluang untuk usaha ini dapat dikembangkan lagi saat ini?
-Sangat besar peluangnya, apalagi saat ini banyak munculnya desainer muda baru Indonesia dengan berbagai keunikan akan membuat kreatifitas makin banyak. Tapi memang di Kalbar ini masih tantangan baru, karena kita masih minim desainer di Kalbar dan toko bahan.
+Apa kendala yang Anda rasakan dalam menjalani usaha fashion ini?
-Kendala dibahan, penjahit, harga bahan baku yang relatif, kepahaman orang tentang tenun untuk hari-hari dan menerima harga pasar yang kita keluarkan. Hanya saja solusi yang saya buat, saya bekerjasama dengan teman-teman HIPMI di luar Kalbar untuk bahan dan pemasarannya. Adanya iklan-iklan kreatif yang akan menyentuh mereka dan mengedukasi serta perlunya brand yang kuat.
+Bagaimana konsumen bisa membeli barang-barang hasil tenun Anda?
-Melalui akun pribadi bisa, karena kita lagi proses pembuatan akun brand usaha dan izin. Jadi bisa dihubungi di akun facebook Alwa Rerizia atau ke nomor telepon: 0895-0975-8175 atau di: 0853-4813-3663
+Untuk public speaking, sudah berapa banyak anggota yang bergabung serta berapa biaya yang Anda kenakan untuk calon anggota baru?
-Sudah ada 300-an alumni dan kita sekarang lagi fokus buat public speaking for kids. Untuk biaya Rp250.000 per anak. Kalau yang bahasa Inggris, saat ini sudah ada 20-an orang. Dengan biaya Rp750.000 per 1,5 bulan.
+Selama Anda menjalani usaha, apakah Anda pernah gagal?
-Pernah gagal, di usaha fashion online, bimbel, cafe dua kali dan di kuliner juga. Sebabnya dulu tidak punya persiapan dan ilmu tentang bisnis.
+Apa cita-cita bisnis Anda ke depan?
-Saya mau buka kuliner lagi, hehehe. Idenya sudah ada tinggal pematangan konsep dan pangsa pasar.
Reporter: Fikri Akbar
Redaktur: Andry Soe