Berawal dari niatnya untuk mencari rezeki sampingan yang halal, H Syaiful Rizan, Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Kalbar ini mulai terjun ke dunia usaha medio 2009 silam.
Sebelum istiqomah dengan usaha “Rumah Jahit DD” yang didirikannya sejak 2012, pria kelahiran Anjungan, 30 Agustus 1981 silam ini telah melewati berbagai proses yang tidak gampang.
Berbagai macam usaha yang dirintis sebelumnya, dari jualan perlengkapan bayi dan anak-anak, jualan roti bakar gerobakan dan terakhir membuka usaha kuliner Kedai Sate Bang Haji tidak ada yang bertahan. Semuanya tutup.
Lulusan S1 Ekonomi Islam STAIN Pontianak (sekarang bernama IAIN Pontianak) ini tak mau putus harapan. Dia terus berusaha hingga akhirnya suami dari Syuwaidah (31) dan ayah bagi Shafa Rizqa Asysyifa (6) ini menemukan usaha yang benar-benar mantap untuk dijalani. Yakni pembuatan produk kemeja muslim pria atau baju koko bercorak insang. Dengan brand “Rizan: Exclusive Moslem Fashion“.
Bagaimana kisah selanjutnya, apa motivasi serta seperti apa usaha yang dijalankan pria yang aktif di Komunitas Pontianak Entrepreneur, Komunitas Tangan Di Atas (TDA), Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Kalbar serta lainnya ini, berikut wawancara selengkapnya bersama Rakyat Kalbar;
+Sebelum fokus memproduksi baju koko bercorak atau motif insang, produk apa-apa saja yang diproduksi di “Rumah Jahit DD”?
-Awal 2012, saya mulai dari jahitan umum pria dan wanita. Seperti kebaya, kemeja, gaun, gamis, blous dan lain-lain. Usaha ini saya buka menggunakan rumah sendiri yang beralamat di Jalan Karya, Komplek Adys Indah, Nomor B22 Desa Pal Sembilan, Kubu Raya.
+Apa motivasi Anda terjun ke dunia usaha serta bagaimana akhirnya menggeluti usaha ini?
-Saya pribadi seorang PNS. Karena istri tinggal di rumah, awalnya mencoba mencari kesibukan dengan belajar jahit ke tetangga waktu masih ngontrak rumah dulunya dan lebih ke otodidak. Semakin ditekuni ternyata semakin asyik, sampai istri pernah ikut kursus menjahit program pemerintah. Akhirnya berani buka jahitan sendiri dengan brand Rumah Jahit DD.
Bahkan, untuk modal awal menjahit, saya pinjam mesin jahit milik kakak. Alhamdulillah, sekarang saya sudah punya 8 mesin jahit termasuk mesin obras, neci serta lubang kancing.
Secara bisnis, fashion adalah bisnis yang tidak ada matinya. Untuk ukuran penjahit tradisional saja yang berada di gang-gang, komplek-komplek pasti ada saja pelanggannya. Apalagi jika usaha ini dijalankan dengan sistem yang benar dan profesional. Mengapa kita tidak bisa meniru model penjahit-penjahit besar yang ada di Pontianak atau di luar untuk menjadi penjahit besar nantinya.
+Kalau boleh tahu, ada berapa corak atau model yang ditawarkan untuk produk baju corak insang? Dan corak apa saja yang jadi unggulan serta paling digemari saat ini?
-Kalau soal corak di kain tenun corak insang ini macam-macam. Mulai dari warna dan motif insangnya. Kalau yang jadi unggulan dan digemari tergantung keinginan masing-masing customers, karena rata-rata mereka setelah coba pakai produk RIZAN, pengennya pesan lagi dengan model dan warna yang berbeda.
Keunggulan RIZAN ini tidak seperti baju koko lainnya. Yakni baju produksi RIZAN bentuk dan motifnya fashionable serta trendi sehingga cocok dipergunakan di mana saja serta diberbagai kegiatan.
+Sejauh ini, ke mana saja produk RIZAN ini dipasarkan?
-Rencana ke depan pemasaran RIZAN kita lakukan via online dan offline. Online di media sosial yang ada seperti Facebook (FP&grup), Instagram, Twitter, Line, BBM.
Untuk offline melalui pameran-pameran, ke instansi sama hotel-hotel di Kota Pontianak serta bandara. Insya Allah juga ada gallery RIZAN nantinya.
+Secara umum, apa kendala yang Anda hadapi dalam menjalani usaha ini?
-Kendala kita SDM dan modal. Penenun kita bisa dikatakan hampir tidak ada. Saya masih berusaha membangun team produksi yang baik.
+Bagaimana strategi Anda menghadapi hambatan ini?
-Sementara ini strategi yang dijalani mencari partner atau menjalin kerjasama dengan penjahit-penjahit lainnya. Kita yang buat model dan polanya, mereka yang jahit, finishing kembali ke kita lagi. Semoga ke depan kita bisa siapkan tempat khusus untuk team produksi ini. Doakan saja ya.
+Berapa harga yang Anda tawarkan untuk produk-produk Rizan ini?
-Harga bervariasi. Mulai dari harga Rp250 ribu ke atas tergantung model dan size.
+Selain menjual bahan yang sudah jadi. Apakah Anda juga membuka ruang untuk konsumen melakukan pesanan untuk model, motif atau corak dan lainnya?
-Bisa. Saat ini kita sudah menerima pesanan dari kantor-kantor. Mereka tentukan model dan warnanya. Tinggal hubungi kita saja. Kita jemput bola dan ukur langsung ditempat.
+Produk yang Anda jual ini merupakan salah satu cara Anda melestarikan corak tenun budaya lokal Provinsi Kalbar, khususnya Kota Pontianak. Apa harapan Anda kepada pemerintah terhadap dukungan produk-produk lokal?
-Harapannya semoga pemerintah bisa lebih mendukung usaha-usaha kecil dan UKM. Apalagi yang bersentuhan langsung dengan kearifan lokal khas budaya. RIZAN hadir memberikan sumbangsih pelestarian khazanah dari kain tenun corak insang. Supaya lebih dikenal oleh masyarakat luas.
+Anda sebelumnya pernah beberapa kali gagal dalam mencoba usaha. Apa pendapat Anda tentang itu?
-Gagal merupakan proses belajar. Kita harus belajar dari kegagalan itu. Usaha mesti fokus pada satu usaha yang benar-benar passion kita. Harus terus belajar, baik melalui buku, seminar/pelatihan-pelatihan serta gabung di komunitas-komunitas bisnis dan sharing sama teman-teman yang sudah sukses dengan usaha sejenis.
+Terkait dengan pengembangan usaha yang ada saat ini. Seperti apa rencana Anda ke depan?
-Rencana ke depan, kita fokuskan membangun RIZAN ini sampai benar-benar dikenal masyarakat luas. Membuat RIZAN menjadi salah satu ikon Kota Pontianak, khususnya untuk produk oleh-oleh khas Pontianak. Semoga bisa tembus sampai ke luar Kalbar, bahkan luar negeri nantinya. Aminnn.
Reporter: Fikri Akbar
Redaktur: Andry Soe