Ngeri…Gedung SD Negeri 76 Empaong Terancam Ambruk

BAHAYA. Longsor hanya berjarak satu meter dari dinding gedung SD Negeri 76 Empaong, Jumat (4/2). Bila dibiarkan, akan mengancam keselamatan anak didik. Foto Kades Penyalimau for Rakyat Kalbar.
CEK LAPANGAN. Anggota DPRD Sanggau, Rosina (paling kanan), Kades Penyalimau (dua dari kanan), Temenggung Desa dan Kabid TK-SD Disdikpora Sanggau Darsono (paling kiri) hanya bisa sampai ke Kantor Desa lantaran akses ke SD Negeri 76 sulit dilalui ketika hujan, Jumat (4/2). Kiram Akbar-RK.
CEK LAPANGAN. Anggota DPRD Sanggau, Rosina (paling kanan), Kades Penyalimau (dua dari kanan), Temenggung Desa dan Kabid TK-SD Disdikpora Sanggau Darsono (paling kiri) hanya bisa sampai ke Kantor Desa lantaran akses ke SD Negeri 76 sulit dilalui ketika hujan, Jumat (4/2). Kiram Akbar-RK.

Sanggau-RK. Longsor hanya berjarak satu meter. Gedungnya pun sudah mulai miring. Demikian mengerikannya kondisi gedung SD Negeri 76 Dusun Empaong, Desa Penyalimau, Kecamatan Kapuas, Kabupaten Sanggau. Apalagi musim hujan seperti sekarang.

“Awalnya, longsor itu berjarak empat meter dari dinding sekolah. Hampir memasuki tujuh tahun ini, longsor tinggal satu meter dari dinding sekolah,” ungkap Vinsensius Sudirman, Kepala Desa (Kades) Penyalimau kepada Rakyat Kalbar, Jumat (4/3).

Sudirman menceritakan, semakin mendekatnya longsor dengan gedung sekolah itu, lantaran adanya pengerukan jalan, pas di samping sekolah tersebut. “Setiap tahun kita mengusulkan perbaikan melalui Musrenbang (Musyawarah Rencana Pembangunan), tetapi sampai sekarang tidak pernah terealisasi,” katanya.

Dia mengungkapkan, SD Negeri 76 Empaong tersebut dibangun melalui program PIR-Trans. “Gedungnya hanya tiga lokal, diisi 32 siswa terdiri atas 17 putra dan 15 putri,” rinci Sudirman.

Kondisi gedung yang nyaris ambuk itu diperparah lagi dengan sulitnya akses ke SD Negeri 76 Empaong, terutama ketika hujan. Anggota DPRD Sanggau, Rosina berserta rombongan yang awalnya hendak meninjau sekolah tersebut, terpaksa hanya bisa sampai ke Kantor Desa Penyelimau.

Namun Rosina tetap meminta Kades Sudirman untuk menyampaikan informasi terkait kondisi terakhir SD Negeri 76 Empaong. Berbagai penjelasan mendatail pun diperolehnya.

Mengetahui kondisi sekolah yang sudah pada tahap berbahaya itu, Rosina berjanji akan segera membahasnya bersama eksekutif. “Pertama itu dibarau dulu. Kalau tidak segera dibarau khawatir ambruk. Apalagi sekarang musim hujan,” terangnya.

Menurut Rosina, kondisi tersebut sudah harus diprioritaskan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sanggau. Dia pun bertekad memperjuangkan perbaikan sekolah tersebut tahun ini. “Kalau tidak dari APBD murni, kita anggarkan di Perubahan. Yang pasti ini harus cepat, jangan keduluan ambruk,” tegasnya.

Rosina menyarankan, pihak terkait untuk menyediakan tempat belajar sementara bagi murid-murid SD Negeri 76 Empaong, menunggu gedungnya diperbaiki.

Senada diungkapkan Kepala Bidang (Kabid) TK/SD Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Sanggau, Darsono. Menurutnya ini sudah masuk skala prioritas. Perbaikan saja tidak cukup. Harus dibangun baru. Pasalnya, pondasi gedung sudah ‘menggantung’ akibat longsor. Itulah yang menyebabkan bangunan miring.

“Kalau melihat yang ini, APBD kita sudah disahkan, mungkin kita upayakan tahun ini dengan sumber dana di luar APBD. Kalau sinergi dengan Anggota DPRD yang ikut berkunjung men-support ini, mungkin harus ditangani APBD sesegera mungkin,” kata Darsono

Pria yang ikut dalam rombongan kunjungan ke SD Negeri 76 Empaong ini mengaku, awalnya mendapat informasi hanya fisik bangunan sekolah yang rusak.

Darsono pun sengaja ikut untuk mengecek seberapa parah kerusakannya. “Kalau hanya bangunan kita pikir masih bisa digunakan. Tidak menyangka separah ini, mau longsor. Kondisinya sudah masuk rusak berat,” ungkapnya.

Namun, tambah dia, Disdikpora tidak bisa menanganinya sendirian. Perlu keterlibatan SKPD lain, semisal Dinas Pekerjaan Umum (PU) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). “Kalau longsor itu kan kewenangan BPBD. Nanti kita akan koordinasikan dengan instansi terkait,” pungkas Darsono.

 

Laporan: Kiram Akbar

Editor: Mordiadi