Belum Pernah Direhab Sejak 1990-an

Jembatan Vital di Sekadau Akhirnya Roboh

NEKAT MELINTAS. Salah seorang warga masih punya nyali melewati Jembatan Belanga di Desa Rawak Hulu, Sekadau Hulu, Sabtu siang (5/11). Jembatan tersebut ambruk Jumat petang (4/11) sehingga membuat arus transportasi dari Rawak menuju Nanga Taman tersendat. Abdu Syukri-RK

eQuator.co.id – Terbukti sudah kekhawatiran masyarakat dan pengguna jalan bahwa Jembatan Riam Belanga yang berdiri di atas Sungai Kenaya, Kecamatan Sekadau Hulu, bakal ambruk. Jembatan yang berada di KM 24 jalan provinsi itu akhirnya tak kuat lagi menyangga beban, Jumat petang (4/11) sekitar pukul 18.00.

Abdu Syukri, Sekadau

Gedubraaak, bunyi keras disertai gemuruh menyebabkan Ismail kaget. Pria 53 tahun itu sedang asik ngobrol dengan sejumlah pelanggan di warung kopinya yang terletak tak jauh dari jembatan tersebut. Untung saja, ketika kejadian, tak ada yang tersedak gara-gara tengah menyeruput kopi.

“Waktu itu, ada tiga buah truk beriringan melintas dari arah Rawak menuju Nanga Taman. Dua buah sudah lewat,” ucap Ismail kepada sejumlah wartawan, di lokasi jembatan, Sabtu (5/11).

Saat setengah badan truk ketiga menaiki penghubung Sungai Kenaya itu, badan jembatan di bagian tengah langsung ambruk. Suara gemuruh dan patahan kerangka jembatan mengagetkan warga setempat lainnya.

Truk ketiga itu, lanjut Ismail, belum sampai di tengah jembatan. Baru ban bagian depannya, bagian belakangnya masih di jalanan. “Truknya pun nyangkut dengan posisi ban bagian depan terangkat,” imbuhnya.

Walhasil, operator sebuah excavator yang berada tak jauh dari lokasi diminta menarik truk tersebut sehingga tidak sampai terjun ke sungai. “Dua truk yang sudah melintas itu, mungkin tidak bawa beban. Sedangkan truk ketiga mungkin membawa beban berat sehingga jembatan langsung ambruk,” duga Ismail.

Saksi mata lainnya, Jainal mengatakan, jembatan tidak langsung ambruk. Perlahan. “Kalau dia langsung sekaligus, mungkin sudah habis orang dalam mobil itu (truk, red),” ucap pria 35 tahun ini.

Menurut dia, truk berhasil diselamatkan. “Orang (sopir, red)-nya juga tidak apa-apa. Selamat,” tuturnya.

Kata salah seorang pengendara yang kerap melintasi jembatan, kerusakan objek vital bagi warga Sekadau tersebut berlangsung lama. “Kemarin itu baru ambruk. Selama ini memang digunakan terus,” ulas pria berumur 46 tahun yang mengaku bernama Abang itu.

Jembatan Belanga berada di jalan provinsi yang menghubungkan Kota Sekadau, Kecamatan Sekadau Hilir, menuju Rawak di Kecamatan Sekadau Hulu, hingga tembus ke Kecamatan Nanga Taman dan Nanga Mahap. Posisi tepat jembatan Belanga berada di antara Rawak, Kecamatan Sekadau Hulu dengan Nanga Taman, Kecamatan Nanga Taman. Dari Rawak, posisi jembatan sekitar 4 Km.

Pantauan awak koran ini, beberapa baut pengikat rangka jembatan terlepas dan hilang. Jembatan yang dibangun setinggi lebih 5 meter dari sungai itu berlantai potongan cor beton. Rangka beton jembatan patah di bagian tengah sehingga menyisakan dua ujung jembatan yang menjulang ke atas.

Sementara, bagian tengahnya sudah menyentuh air sungai. Baja pengikat rangka atas juga bengkok dan patah di beberapa bagian. Sebelum roboh saat truk melintas, susunan potongan beton memang telah bergoyang.

Jembatan ini penting bagi masyarakat. Sebab, satu-satunya akses warga Sekadau Hulu menuju Nanga Taman, maupun sebaliknya. Unit Perbaikan Jalan dan Jembatan (UPJJ) Pekerjaan Umum (PU) Kalbar sudah memasang plang peringatan agar jembatan tidak dilewati kendaraan yang mengangkut beban lebih dari 4 ton. Namun, sepertinya peringatan ini dilanggar sehingga jembatan pun ambruk.

Kepala Desa Rawak Hulu, Budi mengatakan, jembatan dibangun di bawah tahun 1990. Sampai sekarang belum ada perbaikan dari pemerintah provinsi.

“Pernah kita ajukan perbaikan, tapi belum ada realisasi,” ungkapnya.

Akibat ambruknya jembatan ini, arus lalu lintas dari Rawak menuju Nanga Taman, maupun sebaliknya, tersendat. Pengendara roda dua maupun empat harus melintasi jembatan darurat yang dibangun tim UPJJ PU Provinsi Kalbar.

“Kita masih bisa melintas walaupun mobil harus bergiliran dan harus memutar,” tutur Hendri, salah seorang pengguna jalan yang melintas.

Meski sudah tak normal untuk dilewati, beberapa pejalan kaki masih ada yang nekat naik jembatan tersebut. Beberapa diantaranya sempat berfoto maupun selfie di atas jembatan yang posisinya sudah miring.

DESAK PEMPROV SEGERA PERBAIKI

Begitu mendengar Jembatan Belanga ambruk, Bupati Sekadau Rupinus SH MSi langsung ke lokasi. Mengenakan kaos berkerah dipadu celana kain berwarna biru tua, ia meluncur menumpang Xenia berwarna putih, sekitar pukul 10.00, Sabtu (5/11).

Bupati ditemani Camat Sekadau Hulu Yangson, Kapolsek Sekadau Hulu Iptu Sabar Simanjuntak, dan Kepala Bidang Bina Marga Dinas PU dan Pertambangan Sekadau Heri Handoko. “Kita hanya penanganan darurat saja. Itu bukan kewenangan kita (perbaikan permanen, red),” ucap Rupinus.

Ia meminta perbaikan jembatan itu menjadi prioritas pemerintah provinsi. “Di anggaran multiyears mungkin bisa diperbaiki, termasuk jembatan di Rawak,” ucapnya.

Rupinus membeberkan, Pemerintah Kabupaten Sekadau sudah menyurati pemerintah provinsi terkait perbaikan jembatan Belanga. Tak kurang empat surat yang dikirimkan, masing-masing jaman Bupati Simon Petrus, Pj. Bupati MH Munsin, dan ketika dirinya memimpin.

“Terakhir kita surati lagi yang suratnya ditandatangani Pak Wakil (Aloysius). Suratnya kita lengkapi dengan foto-foto dokumen,” tegas dia.

Kepala Bina Marga Dinas PU dan Pertambangan Sekadau, Heri Handoko, pun mengakui belum ada perbaikan permanen dari Dinas Provinsi terkait kerusakan Jembatan Belanga. Padahal, kerusakan sudah lama dan sudah beberapa kali mereka meminta perbaikan.

Pihaknya, lanjut dia, hanya memback up UPJJ dalam perbaikan. “Kalau memang mereka membutuhkan bantuan, ya kita bantu. Termasuk mencarikan alat berat,” tukas Heri.

Senada, Camat Sekadau Hulu, Yangson. Ia mengatakan, masyarakat sudah lama mengeluhkan kondisi jembatan tersebut. Jauh hari sebelum ambruk, pihaknya sudah mendapat keluhan karena beberapa bagian jembatan tampak mengkhawatirkan.

“Sudah dari bulan Mei dikeluhkan masyarakat,” ungkapnya.

Ia mengatakan, pihaknya sudah pernah bertemu langsung dengan PU Provinsi meminta perbaikan jembatan itu. Informasi terakhir yang mereka terima akan dilakukan perbaikan dengan dana APBD Perubahan tahun 2016 ini. Tapi sampai sekarang nihil.

“Harapan kita secepatnya pemerintah provinsi melakukan perbaikan karena jembatan ini obyek vital bagi masyarakat,” tukas Yangson. (*)