eQuator – Pontianak-RK. Woi woi woi…! Begitulah teriakan belasan siswa Sekolah Menengah Teknologi Industri (SMTI) Pontianak di depan SMKN 3 Pontianak. Teriakan emosi itu, disertai lemparan batu ke arah bangunan SMK berlantai dua di Jalan S Parman, Pontianak Selatan, Rabu (27/1) sore.
Pelajar di dua sekolah itu nyaris bentrok. Diduga dipicu ketidakpuasan salah satu pihak sekolah, karena kalah tanding futsal antar sekolah. Belakangan diketahui, pelajar SMTI Jalan Sulawesi, Pontianak Selatan itu memenangkan pertandingan.
Meski tidak ada korban jiwa maupun material, aksi para pelajar ini sempat melibatkan kepolisian. Selain ada beberapa pelajar SMKN 3 yang keluar dari gedung sekolahnya untuk mendatangi pelajar SMTI, sebagian darinya ada yang melaporkan aksi pelemparan batu itu ke dewan guru.
Sang guru pun langsung menghubungi Polsek Pontianak Selatan. Beruntung polisi cepat ke lokasi, sehingga tawuran cepat dicegah. Perwakilan kedua sekolah ini pun dimintai keterangan di Mapolsek. “Kami belum tahu secara pasti pelajar SMTI ke sekolah kami. Tapi kalau sudah sampai ada aksi begitu, tentu pasti ada penyebabnya. Namun kenyataannya, setelah kami tanya ke siswa, ternyata murid kami bilang tidak ada apa-apa dengan pertandingan futsal itu,” jelas Marhaeny, Wakil Kepala Kesiswaan SMKN 3 Pontianak, di Mapolsek.
Menurutnya, tentu pihak sekolah khawatir dengan keselamatan siswanya. Ia bersyukur kepolisian cepat tiba. “Mereka (pelajar SMTI) memang ada melempar batu ke arah sekolah kami, tapi untungnya tidak mengenai pelajar dan sekolah, sehingga tidak ada terjadi kerusakan,” ujarnya.
Ke depan, mengantisipasi terjadinya tawuran, pihak SMKN 3 akan mengumpulkan siswanya untuk diberikan arahan. Dari pihak kepolisian pun sudah menawarkan akan memberikan arahan kepada siswanya. “Aturan di sekolah kami sangat jelas. Jika ada siswa kami yang terlibat atau menyerang balik, maka akan kami kembalikan kepada orangtua mereka,” tegas Marhaeny.
Pihak SMKN 3 masih menunggu penjelasan dari perwakilan SMTI, mencari siapa pelajar mereka yang datang secara beramai-ramai, kemudian melempar batu ke bangunan sekolah.
Di tempat yang sama, Wakapolsek Pontianak Selatan, AKP Slamet Januari mengatakan, jajarannya sudah berkoordinasi dengan kedua belah pihak sekolah, dengan didudukkan bersama-sama di Mapolsek. Kemudian mengambil langkah mengantisipasi terjadinya aksi susulan antara kedua pelajar sekolah ini.
“Sementara ini kita menduga, aksi pelajar ini dipicu karena adanya ketidakpuasan dari hasil pertandingan futsal. Tapi kita juga belum tahu, apakah karena kalah atau seri, bahkan karena menang,” ujar Slamet.
Hingga saat ini, Polsek Pontianak Selatan masih menyelidiki aksi pelajar tersebut. Anehnya menurut Slamet, kejadian ini terjadi bukan saat pertandingan, melainkan di luar dan usai pertandingan futsal tersebut.
Untuk mengantisipasi adanya aksi susulan, lanjut Slamet, ia mengerahkan beberapa anggotanya, walaupun tidak diminta, untuk selalu melakukan pengamanan. “Kita menempatkan anggota dan melakukan patroli. Anggota kita pun sudah menyambangi kedua sekolah ini, guna mengantisipasi terjadinya tawuran atau kejadian serupa,” tegasnya. (oxa)