eQuator – Sanggau-RK. Asyik-asyik pacaran di Taman Sabang Merah, Eg, 15, dan teman wnitanya Ay, 13, diciduk Satpol PP, Sabtu (23/1) sekitar pukul 21.30.
Bukan hanya karena berduaan di lokasi itu yang menyebabkan keduanya digelandang petugas, tapi juga karena ketika ditangkap, Eg, mengenakan baju bertuliskan Islamic State of Iraq and Syiria (ISIS), organisasi teroris yang tengah diburu di seluruh dunia.
“Iya, semalam kita amankan. Ini hasil kerja tim intelijen kita yang sudah memonitor anak ini,” kata Wendi Ferinanda, Kepala Seksi (Kasi) Pemeriksaan dan Penyidikan Satpol PP Sanggau, via HP, Minggu (24/1).
Kedua ABG yang diketahui masih berstatus pelajar di SMP Kota Sanggau itu, lanjut Wendi selanjut digiring ke kantor Satpol PP guna dimintai keterangan. Kepada petugas, Eg, mengaku membeli baju tersebut via online.
“Setelah kita tanya, motif anak ini makai baju ISIS, karena iseng dan ingin gaya, “kata Wendi. Merasa khawatir terjadi penyimpangan terhadap anak tersebut, petugas kemudian memanggil kedua orangtuanya untuk diberikan pembinaan. “Kita khawatir kalau-kalau anak ini terpengaruh dengan paham-paham radikal. Apalagi anak ini masih sangat muda, kita tidak mau ada anak-anak kita terjerumus ke dalam prilaku yang bisa membahayakan dirinya sendiri dan orang lain,” ujar Wendi.
Setelah melakukan pemeriksaan, kedua anak tersebutpun di bawa ke Polres Sanggau untuk pemeriksaan lebih lanjut. Wendi mencurigai, masih banyak baju sejenis yang beredar di Kota Sanggau. “Kami masih melakukan pengamatan untuk mengantisipasi penyebarluasan baju tersebut,” bebernya.
Razia atau patroli rutin yang dilakukan Sat Pol PP, dikatakan Wendi dalam rangka mewujudkan seven brand images yang salah satu isinya adalah Sanggau Tertib. “Kami memang secara rutin melakukan patroli, terutama disejumlah aset-aset milik Pemerintah Daerah yang kerap disalah gunakan anak-anak remaja kita,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga, Willibrodus Welly mengaku prihatin atas ditemukannya pelajar yang ‘bergaya’ paham radikal. Ia meminta pihak sekolah memberikan pembinaan sekaligus pemahaman bahaya paham radikal kepada peserta didik.
“Saya minta guru memberikan pembinaan,” katanya.
Kepada orangtua, ia juga berpesan agar melakukan pengawasan terhadap prilaku dan pergaulan anak-anak dari hal yang menyimpang. “Sebab anak-anak penerus kita-kita para orang tua, kalau mereka dijejali paham radikal seperti itu bisa berbahaya bagi masa depan mereka dan masa depan bangsa kita,” ujarnya.
Kapolres Sanggau, AKBP Donny Charles Go mengaku bahwa kedua anak tersebut sempat diamankan di Polres Sanggau. Mereka dimintai keterangan terkait seberapa dalam pemahaman mereka terhadap ISIS.
“Mereka sempat kita amankan guna mengetahui seberapa dalam pemahaman mereka terhadap ISIS,” kata Kapolres.
Kedepan, lanjut Kapolres, pihaknya akan melakukan pembinaan terhadap pemahaman wawasan kebangsaan tentang kemajemukan dan toleransi. “Sekolah-sekolah akan kita beri pemahaman itu,” ujarnya. (kia)