eQuator – Ngabang-RK. Berbeda dengan sejumlah kabupaten lain di Kalimantan Barat, keberadaan anggota eks Gafatar di Landak disikapi dengan kalem oleh Kantor Kementerian Agama (Kemenag) setempat.
Mereka melakukan pembinaan terhadap mantan Gafatar yang berdomisili di Selojeng, Dusun Tungkul, Desa Hilir, Kantor Kecamatan Ngabang.
Hal tersebut berdasarkan rapat koordinasi yang diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) Landak, Rabu siang (20/1), di Kantor Kemenag. Hadir sejumlah pejabat teras Pemkab Landak, kepala desa, kepala dusun, dan ketua RT/RW setempat. Terlihat pula perwakilan dari NU dan Muhammadiyah, Ketua Majelis Adat Budaya Melayu (MABM), juga undangan lainnya.
Ketua MUI Landak, Abdul Syukur mengaku, pihaknya sudah mengeluarkan imbauan supaya masyarakat tidak terprovokasi dengan kejadian di Mempawah. “Kita percayakan sepenuhnya hal ini kepada pihak terkait. Kepada eks anggota Gafatar sudah kita minta bertobat,” tuturnya.
Pernyataan tersebut disambut Kepala Kantor Kemenag Landak, Hj. Isriyah. Pihaknya siap melakukan pembinaan terhadap eks anggota Gafatar yang berada di Landak. “Apalagi hal tersebut merupakan bidang kami. Melalui para penyuluh, kita siap melakukan pembinaan,” ujar Isriyah.
Kapolres AKBP Wawan Kristyanto pun mengatakan, pihaknya sudah membubarkan Gafatar di Landak. “Tapi kami tetap menjaga situasi Kamtibmas yang sudah kondusif di Landak, tegasnya.
Usai rapat tersebut, para peserta rapat pun langsung mendatangi perumahan eks anggota Gafatar Landak. Mereka diterima Bambang Kuspriyatna. Bambang meyatakan, sejak 21 Juli 2015 lalu DPD Gafatar Kalbar sudah dibubarkan.
“Setelah dilakukan pembubaran, kami mencari nafkah masing-masing. Makanya kami sekarang ini fokus kepada pengembangan lahan pertanian. Kami melaksanakan aktivitas seperti biasa,” tegasnya.
Bambang juga menepis isu ada pertemuan terselubung antara eks anggota Gafatar. “Terus terang, kami di sini agak sedikit ketakutan atas kejadian di Mempawah. Kami mohon maaf jika masyarakat resah,” tutur dia.
Ia mengaku sudah berusaha berintegrasi dengan masyarakat setempat. “Selama ini kami tidak ada masalah dengan masyarakat sekitar. Ada kegiatan tahlilan maupun pengajian warga setempat, kami datang,” paparnya.
Dalam pertemuan itu, ada pengucapan dua kalimat Syahadat oleh eks Gafatar yang dibimbing Ketua MUI Landak, Abdul Syukur. Lafadz tersebut bukan bertujuan untuk meng-Islam-kan kembali eks anggota Gafatar, namun sebagai tanda pertobatan.
Laporan: Antonius
Editor: Mohamad iQbaL