eQuator – Sanggau-RK. Anggota Komisi D DPRD Sanggau, Yeremias Marsilinus tak mengira, kalau perjalanan pulang dari Kota Pontianak menuju Sanggau bakal bertemu peristiwa mengerikan.
Yeremias menjadi saksi mata penemuan Roy Belo, 34, warga Atambua Nusa Tenggara Timur (NTT) di Desa Subah, Kecamatan Tanyan Hilir, Minggu (10/1) sekitar pukul 06.10.
Kondisi tubuh pria itu dipenuhi luka sayat dan bacokan. Ia tergeletak tanpa baju di pinggir jalan.
“Awalnya saya pikir itu kayu, kemudian lihat tangannya bergerak, lalu saya mutar balik menuju rumah Kepala Desa Subah yang lebih dikenal dengan pemilik warung Kimleng,” katanya, Senin (11/1).
Ia kemudian memberitahu Kades bahwa ada orang tergelak di pinggir jalan, dalam keadaan luka di sekujur tubuhnya. “Kami langsung menghubungi pihak kepolisian setempat, kemudian dibawa ke Puskesmas Tayan Hilir,” ujarnya.
Kocan sapaan akrabnya mengatakan, dirinya sempat bertanya kepada korban tersebut. Roy mengaku dipukul oleh tiga orang ejen (jasa penyalur TKI). “Kata dia dianiaya di hutan pakai parang. Dia juga ini tenaga kerja, cuma kita belum tahu apakah orang ini pulang dari Malaysia atau mau menuju Malaysia,” katanya.
Namun pernyataan berbeda datang dari Kapolres Sanggau, AKBP Donny Charles Go. Saat dikonfirmasi wartawan, Senin (11/01), via selular, Kapolres menjelaskan korban diduga dianiaya pelaku, karena menjalin hubungan asmara atau perselingkuuhan dengan istri pelaku.
“Kalau dari keterangan korban si seperti itu, tapi kasus ini masih kami dalami,” katanya. Untuk saat ini, korban sedang menjalani perawatan di Puskemsas Tayan dan belum bisa dimintai keterangan lebih lanjut.
Kapolres menegaskan, jajarannya sudah mengantongi identitas pelaku berdasarkan keterangan korban. “Pelaku saat ini masih kita diburu, identitasnya sudah kita ketahui,” tegas Kapolres Charles Go. (kia)