eQuator – Ketapang-RK. Kuburan di komplek pemakaman Tionghoa di Dusun Batu Begendang, Desa Mekar Utama, Kendawangan—Ketapang dibongkar. Pembongkaran diketahui seorang warga yang sedang sembahyang kubur, Minggu (10/1) pukul 18.00.
Dialah Achiu, yang pertama kali mengetahui peristiwa pembongkaran kuburan Christina Ahu. Wanita ini meninggal Maret 2008 silam. Belum diketahui secara pasti motif pembongkaran makam tersebut. Yang jelas, peristiwa itu sangat disayangkan pihak keluarga.
“Saya tidak sengaja melihat gundukan tanah, tidak jauh dari tempat saya sembahyang di kuburan bapak saya. Gundukan tanah tersebut berada di sisi kiri dan kanan makam yang dibangun menggunakan semen. Saya mencurigai ada yang tidak beres di komplek pemakaman ini,” kata Achiu, kemarin.
Achiu tidak berani mendekati lokasi makam yang dibongkar, karena hari mulai gelap. Dia langsung pulang dan melapor kepada keluarga Christina Ahu. “Saya telepon anak almarhum yang makamnya dibongkar,” katanya.
Anak almarhum, Auti bersama kerabatnya datang memeriksa kuburan ibunya. Ternyata benar, makam ibunya sudah dibongkar beserta peti matinya. Sementara kondisi jasad yang sudah tinggal tulang itu tampak masih utuh. Namun, ada beberapa bawaan yang berhamburan. Pihak keluarga pun langsung melaporkan kejadian itu ke Polsek Kendawangan.
Melihat kondisi makam ibunya itu, Auti merasa prihatin dan menyesalkan kejadian pembongkaran tersebut. “Saya berharap pihak berwajib dapat segera mengungkap dan menangkap pelakunya,” harap Auti.
Peristiwa pembongkaran makam tersebut sudah yang ketiga kalinya di komplek pemakaman Tionghoa di Dusun Batu Begendang, Desa Mekar Utama, Kendawangan. Pelakunya diperkirakan lebih dari satu orang.
“Saya heran, apa yang dicari orang tersebut sampai membongkar makam ibu saya. Sedangkan ibu meninggal tidak membawa apa-apa, hanya pakaian yang dipakainya saja,” kesal Auti.
Ia berharap, peristiwa serupa tidak terulang lagi. Pihak keluarga pun mecurigai aksi pembongkaran tersebut dilakukan untuk aksi pencurian. Selanjutnya pihak keluarga almarhum akan melakukan proses ulang pemakaman dengan tradisi keyakinan keluarganya. (jay)