eQuator – Ketapang- RK. Keberadaan Pelabuhan Tembilok di Desa Sungai Awan Kanan Kecamatan Muara Pawan Ketapang sudah lama tidak difungsikan lagi. Saat ini kondisi pelabuhan sudah banyak yang rusak. Banyak fasilitas di areal pelabuhan yang dicuri. Di sekitar dan di dalam kawasan Pelabuhan juga banyak ditumbuhi rumput sehingga terkesan angker.
Wilyan 41, salah satu warga Kecamatan Delta Pawan, menilai lokasi pelabuhan tersebut kurang strategis. “Sudah lama tidak digunakan. Padahal bangunannya cukup megah,” katanya, Minggu (3/1).
Ia mengatakan, dulunya pelabuhan ini sempat dioperasikan, namun entah mengapa justru sekarang berhenti. “Tidak tahu apa alasannya kenapa tidak difungsikan lagi. Hanya saja lokasinya cukup jauh jika dijangkau dengan jalan darat,” jelasnya.
Untuk mencapai pelabuhan tersebut harus menempuh sekitar belasan kilo meter dari Kota Ketapang. Belum lagi lokasi pelabuhan cukup sepi. Memang sebagian jalan yang menuju ke pelabuhan tersebut sudah bagus dan diaspal. “Hanya saja lokasinya jauh dan sepi. Mungkin itu juga yang menjadi penyebab kenapa belum difungsikan,” ungkapnya.
Ia berharap, pemerintah dapat memungsikan atau paling tidak memanfaatkan bangunan pelabuhan tersebut agar tidak mubazir. “Apakah itu menggunakan APBD atau APBN, saya tidak tahu. Yang jelas sayang kalau dibiarkan seperti itu. Kalau tidak bisa untuk pelabuhan, minimal dapat dimanfaatkan untuk hal lain,” harapnya.
Sementara itu, warga lainnya, Yopi, 37, mengaku sudah beberapa kali berkunjung ke pelabuhan tersebut. Bukan untuk menyebrang, melainkan hanya untuk memancing. “Kalau untuk memacing cukup enak. Karena bangunan betonnya sampai ke tengah sungai. Jadi, tak susah-susah melemparkan pancing,” katanya.
Ia juga menyayangkan kondisi pelabuhan yang banyak mengalami kerusakan. Seperti halnya aki penerangan lampu banyak yang hilang. “Banyak ditumbuhi rumput juga, jadi kayak angker gitu. Siang saja angker, apalagi malam,” jelasnya.
Ia juga mengaku cukup kesulitan untuk menuju ke pelabuhan tersebut, tersebih di musim hujan. Pasalnya, di salah satu parit tidak terdapat jembatan sehingga menyulitkan untuk menyebrang. “Kalau mau kesini tidak bisa pakai kotor. Motor ditinggal , karena tak ada jembatannya,” ungkapnya. (Jay).