eQuator – Pontianak-RK. Kapolresta Pontianak, Kombes Pol Tubagus Ade Hidayat menegaskan akan gencar mendatangi sekolah, memberikan pemahaman tentang Kamtibmas dan bahaya pergaulan bebas kepada peserta didik, mulai dari SD hingga SMA.
“Kita sudah melakukan evaluasi di tahun 2015. Kasus yang berkaitan dengan anak begitu meningkat. Terutama kasus asusila,” jelas Kombes Pol Tubagus, Jumat (1/1) dinihari, pasca pengamanan malam tahun 2016.
Menurut Kapolresta, tahun 2015 pelajar tidak hanya menjadi korban warga sipil, melainkan juga dari tenaga pendidik. Ada sejumlah kasus asusila terjadi di lingkungan sekolah. “Sehingga tahun 2016 ini harus ditekan, guna tidak terjadi hal serupa,” jelas Tubagus.
Kedatangan polisi ke sekolah di Kota Pontianak maupun Kubu Raya, memberikan pemahaman tentang rawannya tindak asusila. Langkah apa saja yang harus diambil oleh pelajar untuk mengantisipasi, maupun saat menjadi korban. “Jadi proaktif pelajar untuk mengantisipasi. Itu sangat penting. Dalam arti kata cepat tanggap melaporkan saat menjadi korban,” ungkapnya.
Sedangkan untuk mengantisipasi, pelajar atau calon korban jangan mau termakan bujuk rayu pelaku. Jangan mau diiming-imingi. Jika ada hal-hal yang aneh dan mengarah ke asusila, segera lapor kepada orangtua maupun pihak sekolah, jika memang terjadi di lingkungan sekolah.
“Sejauh ini kita terus berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Kota Pontianak atas permasalahan ini. Selain itu kita juga berkoordinasi dengan lembaga anak maupun LSM terkait. Karena kita tidak mau anak-anak yang menjadi korban. Ketika dewasa malah menjadi pelaku,” tegas Kombes Pol Tubagus.
Kedatangan polisi di sekolah juga mengantisipasi pelajar yang terjun ke dunia prostitusi, seperti yang permah terjadi di tahun 2015.
“Kalau prostitusi pelajar, peran penting untuk mengantisipasi itu adalah orangtua, sekolah dan lingkungan. Semua pihak berkewajiban mengantisipasi, agar anak tak terjun ke prostitusi. Jadi tidak hanya polisi, melainkan semua pihak,” katanya. (zrn)