Anak-anak Jangan Putus Sekolah

Taufik

eQuator – Nanga Pinoh-RK. Program pemerintah wajib belajar 9 tahun merupakan upaya untuk mengentaskan buta aksara, putus sekolah dan meningkatkan sumber daya manusia. Guna mencapai tujuan tersebut guru dituntut mampu memberikan motivasi dan pemahaman kepada orangtua murid untuk memprioritaskan anak-anaknya agar sekolah. Karena mendapatkan pendidikan merupakan salah satu hak bagi seorang anak demi masa depannya.

“Pihak orangtua harus peduli dengan pendidikan anaknya. Paling tidak wajib belajar sembilan tahun. Jangan biarkan anak kita tidak sekolah. Dengan alasan tidak ada biaya. Pemerintah melalui dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) bertujuan untuk membantu biaya anak-anak kita di daerah yang kurang mampu agar tetap dapat bersekolah,” ujar anggota DPRD Kabupaten Melawi, Taufik, kemarin.

Menurutnya, guru yang bertugas di daerah serta pemerintah desa untuk dapat menggerakkan hati orangtua murid agar menyekolahkan anak-anak mereka. Kesadaran orangtua di kampung akan pendidikan masih rendah. Contohnya, masih ada orangtua yang lebih mengutamakan untuk menemani mereka bekerja di ladang atau menyadap karet.

“Masih kita jumpai orangtua yang tidak peduli akan pendidikan anak-anak mereka. Inilah salah satu tugas guru-guru di kampung. Guru dan komite sekolah harus mampu memberikan pemahaman kepada mereka. Selain itu ia mengharapkan kepada guru untuk menjadi panutan dan pemimpin dalam kehidupan bermasyarakat. Moralitas seorang guru harus dijaga dan menjadi teladan. Bagaimanapun guru merupakan ujung tombak dunia pendidikan dalam upaya mencerdaskan para generasi bangsa sebagai penerus estafet pembangunan,” bebernya.

Selain faktor kultur masyarakat, faktor lainnya yang juga mempengaruhi keberhasilan program wajib belajar sembilan tahun ialah faktor sarana dan prasarana pendidikan. Harus diakui masih ditemukan di beberapa daerah pedalaman yang sarana dan prasarana pendidikannya masih kurang.

“Pemerintah juga terus berupaya memberikan solusi untuk mengatasi masalah sarana dan prasarana pendidikan bagi daerah yang membutuhkannya. Salah satunya dengan membangun sekolah SMP Satu Atap. Sehingga anak-anak yang melanjutkan jenjang pendidikan ke bangku SMP masih tetap bersekolah. Tidak perlu lagi harus pergi jauh ke kota yang sudah tentu memakan biaya yang cukup tinggi,” paparnya. (aji)