450 WNI Pulang dari Saudi, Bawa Anak Bermuka Arab

DIPULANGKAN. TKI Bermasalah dan WNI Overstay di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Rabu (11/11). Kloter pertama sebanyak 450 yang dikembalikan ke Indone- sia. MIFTAHULHAYAT-JAWA POS

eQuator – Empat ratus lima puluh warga negara Indonesia (WNI) yang sudah puluhan tahun tinggal di Arab Saudi pulang, Rabu (11/11).  Sebagian besar dari mereka berasal dari Jawa Timur dan sudah banyak yang menikah dengan penduduk setempat atau sesama pekerja ilegal dari negara lain.  Jawa Pos yang memantau langsung kedatangan para WNI tersebut di Bandara Soekarno Hatta menyaksikan, dari kelompok penumpang anak-anak, banyak sekali yang berparas wajah timur tengah.

Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia (BHI), Lalu Muhammad Iqbal mengatakan, pemerintah mengambil inisiatif untuk memulangkan WNI di luar negeri yang rentan serangan penyakit seperti orang lanjut usia (lansia), perempuan, dan anak-anak. Hal tersebut diakui untuk menghindari risiko akibat kegiatan deportasi, seperti yang dilakukan secara rutin Pemerintah Arab Saudi.

“Sebab, WNI undocumented  tak bisa mendapatkan hak-hak layak di negara orang. Mulai dari aspek kesehatan sampai penegakan hukum,” ungkap Iqbal, di Common-Use Lounge TKI Bandara Internasional Soekarno Hatta, Tanggerang.

Untuk mengajak pulang, pemerintah sengaja mengundang TKI ilegal di sekitar kota Jeddah yang biasanya masuk ke Arab Saudi dengan visa umroh. Kebanyakan dari mereka memang sudah tinggal di dekat kota Mekkah lebih dari sepuluh tahun. Modus ini diakui cukup banyak terjadi karena jaringan orang Indonesia di Arab yang cukup kuat.

“Sebagian besar WNI yang masuk dengan visa umrah berasal dari Jawa Timur. Dari kloter pertama pemulangan sebanyak 354 orang, peserta yang berasal dari Jawa Timur 194 orang,” ungkapnya.

Matraji bin Marli, 40, mengaku  tinggal di wilayah Mekkah setelah melakukan umrah 10 tahun yang lalu. Niat awal untuk beribadah itu berubah ketika temannya yang menjadi guide jamaah haji dan umrah meminta bantuan.

”Lumayan lah. Untuk tur sejarah arab, saya dapat 250 riyal per kelompok. Kalau dorong jamaah yang pakai kursi roda, saya dapat 300 real per orang. Jadi satu hari saya bisa dapat seribu riyal. Itu sama dengan biaya hidup saya sebulan. Kontrak rumah saya saja 4 ribu riyal,” ungkapnya.

Meski begitu, dia mengaku cukup lega bisa pulang kembali. Untuk pulang, dia harus menyanggupi syarat masuk ke daftar black list pemerintah Arab Saudi selama lima tahun. Artinya, dia tak bisa kembali ke Arab Saudi sebelum 2020.

“Saya mau kerja di travel haji dan jadi guide resmi,” ujarnya.

Selain masalah pekerjaan, banyak dari WNI perempuan yang bekerja di Saudi sudah melahirkan anak dan belum resmi tercatat sebagai WNI. ”Kalau mereka pulang sendiri sudah pasti sulit. Karena mereka tinggal secara ilegal, anak mereka pun tak bisa mendapatkan dokumen kelahiran. Karena itu, kami bantu memberikan surat keterangan lahir agar mereka bisa hidup layak disini,” terang Iqbal.

Fasilitas akta kelahiran itu tentu disamnbut senang oleh Karimah, 35, yang sudah 11 tahun bekerja di Jeddah. Perempuan yang baru saja melahirkan putra berumur enam bulan itu kini mengaku tak khawatir lagi dengan status anaknya. Dia sudah diberitahu bahwa pemerintah akan mengurus surat-surat sang anak.

Sama juga dengan Nurwati, TKI berubah ibu rumah tangga dari Lampung. Perempuan yang awalnya pergi menjadi TKI itu akhrinya menyerah setelah lari dari tiga majikan. Alhasil, dia menikah dengan pria kebangsaan Turki yang juga bekerja di sana. Sudah 15 tahun saya disana dia membesarkan tiga anaknya sampai akhirnya dipanggil untuk mengikuti program pemulangan.

Direktur Perlindungan Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan TKI (BNP2TKI) Lisna Poeloengan mengatakan, pihaknya terus berusaha untuk mengajak TKI untuk ikut progam penyejahteraan bagi para TKI Purna. Dalam program tersebut mantan TKI tersebut bakal diberi akses ke pelatihan ketrampilan, akses pasar, sampai modal untuk memulai hidup baru.

”Tentu kami tidak ingin TKI yang kami pulangkan jadi beban sosial di kampung halaman,” ungkapnya. (Jawa Pos/JPG)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.