eQuator.co.id – Mempawah-RK. Sebanyak 306 nelayan kecil mendapat bantuan paket mesin konversi dari bahan bakar minyak (BBM) ke elpiji.
di Kabupaten Mempawah 214 nelayan dan Kota Singkawang 92 nelayan.
Program dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) ini bekerjasama dengan Pertamina dan pemerintah daerah setempat. Bantuan ini sebagai upaya untuk meningkatkan pendapatan menangkap ikan di laut.
Direktur Perencanaan dan Pembangunan Infrastruktur Migas, Kementerian ESDM, Alimuddin Baso berharap, para nelayan menjaga dan mempergunakan sebaik-baiknya paket bantuan konverter kit tersebut. Sehingga bisa bermanfaat dalam meningkatkan perekonomian para nelayan di Mempawah dan Singkawang.
“Bantuan bagi nelayan ini, diberikan sebanyak 214 unit kepada nelayan kecil di Kabupaten Mempawah, dan sebanyak 92 unit bagi nelayan di Kota Singkawang,” ujarnya usai memberikan bantuan secara simbolis di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI), Kuala Mempawah, Jumat (12/10).
Kalau di seluruh Indonesia, bantuan sekitar 25 ribu unit. Tersebar di sebanyak 55 daerah, termasuk di Kalbar. Nelayan yang mendapat bantuan tersebut ada kriterianya. Salah satunya, nelayan kecil yang memang sangat membutuhkan bantuan ini. Yakni nelayan yang memiliki kapal ukuran di bawah 5 gross tonnage (GT), berbahan bakar bensin atau solar dan memiliki daya mesin di bawah 13 horse power (HP).
Bantuan paket perdana konverter kit BBM ke elpiji ini, terdiri atas beberapa komponen. Yaitu mesin penggerak, konverter kit, as panjang, baling-baling, dua buah tabung elpiji tiga kilogram dan aksesoris pendukung lainnya. “Satu unit atau satu set mesin ini diperkirakan seharga tujuh juta rupiah,” terangnya.
Sementara itu, Anggota Komisi VII DPR RI Dapil Kalbar, Katherine Angela Oendoen menyatakan, nelayan di Mempawah dan Singkawang patut bersyukur karena mendapat bantuan program paket konverter kit dari Kementerian ESDM. Ia menjelaskan, bantuan ini tidak terlepas atas dorongan pihaknya Komisi VII di DPR RI, serta dukungan Pemkab Mempawah dan Kota Singkawang. “Saya di Komisi VII bersama teman saya Pak Maman Abdurrahman, memperjuangkan ini,” ucapnya.
Menurut dia, ada kabupaten/kota lain di Kalbar yang termasuk daerah nelayan. Seperti Kabupaten Kubu Raya, Mempawah, Kayong Utara, Ketapang dan Sambas. Sehingga ke depannya perlu didorong lagi agar bantuan ini merata tersebar di daerah-daerah tersebut.
“Kami berharap ke depannya, program tersebut terus ditingkatkan lagi. Saya berpesan kepada nelayan yang mendapat bantuan tersebut, agar tidak menjual bantuan ini. Tetapi pergunakanlah sebaik-baiknya dalam meningkatkan kesejahteraan nelayan,” harap dia.
Branch Manager Marketing Pertamina MOR VI Kalbarteng, Teuku Johan Miftah menambahkan, program ini memang bekerjasama dengan Pertamina. Adanya program konversi elpiji ini, bisa menghemat biaya operasional. Sejalan pelaksanaan program di Pulau Kalimantan sejak September 2018.
Dukungan Pertamina terhadap program ini, kata Johan, terkait penugasan yang diberikan pemerintah yang tertuang dalam Surat Keputusan Menteri ESDM Nomor 294 K/10/MEM/2018.
Selain itu, program ini juga menjadi wujud komitmen Pertamina dalam mendukung upaya pemerintah untuk semakin mensejahterakan kehidupan nelayan kecil dan mewujudkan energi berkeadilan bagi masyarakat Indonesia. Dengan menggunakan bahan bakar dari elpiji, nelayan bisa menghemat biaya operasional hingga lima puluh ribu rupiah per harinya.
“Hal ini tentunya menjadi kabar gembira bagi nelayan kecil, apalagi penggunaan elpiji sebagai bahan bakar dapat mendukung upaya pemerintah dalam mengurangi emisi gas dari penggunaan BBM,” ucap Johan.
Lebih lanjut dia menjelaskan, kriteria nelayan yang mendapatkan bantuan paket konverter kit BBM ke BBG (bahan bakar gas) ini sesuai Perpres Nomor 126 Tahun 2015 tentang Penyediaan, Pendistribusian dan Penetapan Harga LPG untuk Kapal Perikanan bagi Nelayan Kecil.
“Kami mengimbau, kepada para nelayan agar membeli elpiji subsidi atau elpiji tabung tiga kilogram tersebut di agen-agen resmi agar harga jualnya sesuai dengan HET (harga eceran tertinggi),” imbaunya.
Plt Bupati Mempawah Gusti Ramlana yang hadir dalam kegiatan ini juga meminta para nelayan yang mendapat bantuan paket konverter kit agar menggunakannya semaksimal mungkin. “Bantuan tersebut, untuk meningkatkan nilai dan hasil para nelayan dalam mencari ikan di laut. Dari sebelumnya mengunakan BBM sekarang berpindah ke BBG,” kata Ramlana.
Ia juga berharap, bentuk perhatian pemerintah dalam mendukung kinerja nelayan dalam meningkatkan perekonomian tidak hanya sebatas itu, melainkan terus berlanjut. “Mari manfaatkan bantuan ini agar bisa meningkatkan pendapatan nelayan, dan organisasi nelayan dalam hal ini juga perlu diaktifkan lagi. Seperti koperasi dalam membangun rasa kebersama dan persatuan para nelayan,” ujarnya.
Selain itu, instasi terkait juga diharapkan memberikan pelatihan kepada para nelaya. Agar ke depannya perekonomian masyarakat nelayan di Mempawah dan Kalbar umumnya lebih sejahtera lagi dari sekarang.
Ketua Kelompok Nelayan Sepaham, Kabupaten Mempawah, Kusnando mengucapkan terima kasih atas bantuan pemerintah ini. “Kami para nelayan sangat berterima kasih kepada pemerintah atas bantuannya. Sehingga modal kami turun ke laut menjadi lebih hemat sekitar 50 persen apabila menggunakan BBG,” ucapnya seusai menerima bantuan.
Kusnando berharap, program tersebut tidak hanya berhenti disitu saja. Melainkan terus digulirkan bagi peningkatan kesejahteraan para nelayan di Kabupaten Mempawah, dan Kalbar umumnya. “Hari ini, secara resmi ada sekitar 15 kelompok nelayan di Kabupaten Mempawah yang mendapat bantuan ini,” katanya.
Ia menambahkan, elpiji tiga kilogram tersebut bisa digunakan selama lebih dari tujuh jam untuk mencari hasil laut. Setara dengan tiga sampai empat liter solar atau premium.
Senada juga diakui oleh seorang nelayan, Kapsur. “Saya pribadi dan teman-teman nelayan lainnya sangat bersyukur dengan adanya bantuan ini. Karena kami selama ini sudah lama untuk berpindah dalam menggunakan mesin dengan BBG tersebut, tetapi terbentur tidak ada biaya,” ungkapnya.
Ia mengatakan, sudah puluhan tahun melaut menggunakan mesin yang menggunakan BBM jenis solar atau premium. Dengan penghasilan kotor sekitar Rp100 ribu per hari. Sehingga kalau dipotong biaya pembelian BBM dan lainnya, paling hanya membawa hasil ke rumah sekitar Rp50 ribuan per hari.
“Mudah-mudahan dengan mesin yang menggunakan BBG ini, maka hasil tangkapan kami lebih maksimal. Karena selain lebih irit, waktu untuk menangkap ikan di laut juga lebih lama, yakni sekitar tujuh jam untuk elpiji tabung tiga kilogram,” ujar ayah empat anak yang tinggal di Desa Sungai Limau, Kecamatan Sungai Kunyit.
Laporan: Ocsya Ade CP
Editor: Arman Hairiadi