eQuator.co.id – Dua tahun lalu Brasil berduka di Stadion Mineirao. Tim Samba dihempaskan 1-7 oleh Jerman dalam semifinal Piala Dunia 2014. Tragedi itu kemudian dikenang sebagai Mineirazo. Meski begitu, mereka tidak trauma bermain di sana.
Kini, dua tahun berlalu, publik Brasil menemukan pelipur lara. Kemarin (11/11) di Stadion Mineirao, Brasil berpesta dengan tiga gol atas rival abadi mereka di Amerika Selatan, Argentina.
Berkat kemenangan pada matchday ke-11 kualifikasi Piala Dunia 2018 zona Conmebol kemarin Brasil mengkokohkan posisinya di puncak klasemen dengan poin 24.
Sebaliknya bagi Argentina kekalahan di laga bertajuk Superclasico kemarin membuat merekaa kian tertanam di posisi enam klasemen sementara dengan poin 16. Dan, saatnya alarm bahaya dibunyikan.
Memang, masih ada tujuh matchday lagi di zona Conmebol. Dan untuk lolos langsung ke Rusia, Argentina minimal harus finis posisi keempat. Satu tiket play-off diperebutkan bagi tim yang duduk di posisi kelima.
Nah, seperti diberitakan AP kemarin pelatih Argentina Edgardo Bauza mencoba tetap tenang dengan kekalahan kemarin. Sejak menahkodai Albiceleste, julukan Argentina, Agustus lalu statistik Bauza dalam lima laga sangat jelek. Yakni sekali menang, dua imbang, dan dua kalah.
”Kami belum berputus asa dan akan terus memperbaiki tim ini sebelum babak kualifikasi usai. Dan kami berjanji laga selanjutnya kami akan tampil berbeda,” ucap mantan pelatih San Lorenzo tersebut.
Di matchday selanjutnya, yakni ke-12, lawan yang akan dihadapi Argentina juga bukan tim kacangan. Argentina akan menjamu Kolombia di kandang pada Rabu (16/11) mendatang.
Kalau dilihat dari posisi di klasemen sementara, Kolombia lebih apik ketimbang Argentina. James Rodriguez dkk saat ini dudu di posisi ketiga dengan 18 poin.
Lini belakang Argentina paling menjadi sorotan kemarin. Dengan dibobol tiga gol kemarin, maka total sudah delapan gol dalam empat laga terakhir yang bersarang ke gawang Argentina.
Argentina pada laga kemarin sebenarnya sangat berambisi menang. Selain memperbaiki posisi, kapten dan bintang mereka Lionel Messi bermain. Di tiga laga kualifikasi sebelumnya, Messi absen. Dan saat absen, Argentina dua kali imbang dan sekali kalah.
Dari statistik kemarin, Argentina unggul tipis dalam hal ball possession. Yakni 54 berbanding 46 persen atas Brasil. Jumlah tembakan yang dibuat kedua tim pun hanya berselisih satu. Argentina membuat delapan tembakan, lima melenceng. Brasil tujuh tembakan, lima melenceng.
Kapten Argentina Lionel Messi pun kecewa dengan kekalahan yang diderita timnya. Alaih-alih jadi juru selamat bagi timnya yang terpuruk di klasemen, kehadiran La Pulga, julukan Messi, tak memberikan banyak kontribusi.
”Kekalahan atas Brasil ini membuat situasi semakin rumit. Kami melihat calon lawan kami, Kolombia, melakukan improvisasi luar biasa,” tutur Messi. ”Kami harus bermain lebih baik jika ingin lolos,” tambah bapak dua anak itu dalam situs FIFA.
Messi tak mencari kambing hitam atas kekalahan timnya kemarin. Pemain 29 tahun itu melihat Brasil memang bermain jauh lebih solid dan rapi. Dimotori Neymar dan Coutinho, lini serang Brasil mengobrak abrik pertahanan Argentina. ”Organisasi permainan kami berjalan baik hanya dalam 25 menit. Selebihnya kami kacau,” terang Messi. (dra/ham)