eQuator.co.id – Dharmasraya,Padek—Sebanyak 28 murid dua sekolah dasar dan satu Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Kotoranah, Kecamatan Kotobesar, Kabupaten Dharmasraya mengalami keracunan usai menyantap mie ayam dan martabak goreng yang dijual pedagang makanan di depan sekolah, Jumat (5/8). Korban keracunan makanan tersebut, kini menjalani perawatan di klinik Orin.
Informasi yang didapatkan Padang Ekspres, kejadian ini terjadi sekitar pukul 10.00, pedagang mie ayam dan martabak goreng itu datang ke sekolah SD 10, SD 6 dan MIN Kotoranah dengan sepeda motor. Tiga sekolah tersebut, berada pada lokasi yang berbeda, namun masih satu nagari. Murid SD 10 yang keracunan makanan 24 orang, SD 06, dua orang dan MIN sebanyak dua orang.
Kapolres Dharmasraya AKBP Lalu Muhamad Iwan Mahardan didampingi Kapolsek Sei Rumbai Kompol Nasrul menyebutkan, pedagang mie ayam dan martabak itu berinisial ND, 45, warga blok B Sitiung IV, Kecamatan Sitiung, hingga saat ini belum ditahan. Sejauh ini, pihaknya hanya minta keterangan dari yang bersangkutan. Banyaknya, murid sekolah dasar yang jadi korban keracunan itu, karena pedagang menjajakan makanannya dengan cara berkeliling.
Dari 28 korban keracunan itu, sebanyak 25 orang sudah diperbolehkan pulang. Sedangkan tiga orang masih menjalani perawatan.
Salah seorang korban keracunan, Bayu, 11, menyebutkan, usai menyantap mie ayam, ia bersama enam rekannya merasa mual. Tak lama kemudian, ia muntah-muntah dan pusing. Rekannya yang mengkonsumsi mie ayam juga mengalami gejala yang sama.
“Setelah makan mie ayam, saya mual dan pusing. Teman- teman saya juga mengalami hal yang serupa,” ujarnya diamini rekan-rekannya yang lain.
Kepala Dinas Pendidikan Prih Handoko menuturkan, sebagai langkah awal, pihaknya sudah mengobati anak- anak yang menderita keracunan makanan dengan membawanya ke pelayanan kesehatan.
“Kami berharap orang tua juga ikut memberikan pemahaman dan pengawasan kepada anak- anak agar tak jajan sembarangan,” ucapnya.
Menurutnya, alangkah bijaksananya, bila orang tua memberi bekal makanan pada anak-anak dari rumah, yang jelas kehigienisannya. Di samping itu, sekolah hendaknya ikut mengawasi anak- anak yang jajan terutama di lingkungan sekolah.
“Kita tidak bisa prediksikan, apakah jajan atau makanan yang dijual tersebut berbahaya atau tidak. Karena kasus keracunan makanan atau jajan tersebut sepertinya juga sudah sering terjadi di sekolah-sekolah lainnya. Dan hal itu, tidak saja terjadi di Kabupaten Dharmasraya tapi juga sekolah-sekolah yang lain,” ucapnya.(ita)