Zoda ‘Main-Main’, Phupa Ditandu Keluar Ring

KNOCK OUT BUNG. Phupa Por Nobnom petinju asal Thailand‎ dibopong menggunakan tandu turun dari ring oleh tim medis usai dipukul tumbang oleh Iwan Zoda di gedung Pontianak Convention Center (PCC)‎, Kamis (31/12). FIKRI AKBAR

eQuator – Pontianak-RK. Iwan..! Zoda..! Iwan..! Zoda..! Teriakan publik membahana tak henti-hentinya, menggelegar serasa ingin merontokkan dinding Gedung Pontianak Convention Center (PCC), Kamis 31 Desember 2015 malam.

Seperti sudah diprediksi banyak pihak, Iwan “Sniper” Zoda kembali menyandang gelar juara kelas terbang sabuk Asia Pasifik versi World Boxing Organisation (WBO) dalam perhelatan Internasional Air Force Boxing Championship.

Dan sekali lagi, bukan ‘Sang Sniper’ jika tak memberikan “kejutan” dalam setiap laganya. Di luar dugaan, hanya pada ronde 3, menit 2, detik 25, Phupa Por Nobnom benar-benar roboh tak berkutik. Wasit beberapa kali memberikan kode untuk bangkit, petinju Thailand itu tetap tak bergeming.

Tim medis bertindak cepat, naik ke atas ring dan langsung memberikan pertolongan pertama kepada Phupa yang hampir semaput dan tak berdaya.

Setelah beberapa menit terkapar, Phupa bahkan terlihat tak mampu mengangkat tangannya lagi. Tim medis pun cepat-cepat membopong Phupa turun dari ring menggunakan tandu.

Setelah medical check, Phupa pun mulai siuman dan langsung dibawa menuju hotel tempatnya menginap untuk beristirahat. Win Panyaparichot selaku matchmaker atau agensi asal Thailand mengatakan, pada menit terakhir Phupa sebenarnya masih dapat bertahan. Namun karena terus mendapat serangan bertubi-tubi dari Zoda, petinju kelahiran 15 Agustus 1988 di Petchaboon, Thailand, itu akhirnya roboh.

“Tidak kuat, dipukul-dipukul terus, dan di ronde tiga, petinju kita (masih) dipukul terus menerus, akhirnya tidak mampu dan jatuh,” katanya usai laga.

Kendati demikian dia tetap menerima kekalahan Phupa dengan bijak, dan memuji bahwa Iwan Zoda telah bertanding sangat baik kemarin malam. “Kita berusaha bertahan tapi pukulannya sangat keras. Pertandingan yang bagus,” katanya.

Terkait kondisi Phupa, Win menyatakan tidak ada masalah lagi. “(Kondisi terakhir Phupa,red) baik, tadi langsung dibawa ke hotel,” tukasnya.

Seperti yang dikatakan Win, pertandingan malam itu berjalan sangat fair. Kejuaraan ini berlangsung mulai pukul 22.50 WIB. Zoda di sudut biru dan Phupa di sudut merah.

Sejak ronde pertama dibuka, kedua petinju bermain apik. Menit-menit pertama, masing-masing terlihat bermain santai melayangkan jab-jab. Baik Zoda maupun Phupa tidak terlalu memforsir tenaga namun tetap saling mendominasi. Sampai laga terakhir Zoda masih sempat menukikkan tinjunya ke wajah Phupa.

Memasuki ronde kedua, permainan semakin panas. Phupa terlihat mengikuti permainan Zoda yang mulai panas. Kendati sempat beberapa kali menyandarkan Zoda di tepi ring, namun Zoda tak terpancing emosi, dia berhasil menepis dan membalas. Dan Zoda sempat mendaratkan tinju terakhir sebelum bel berbunyi.

Memasuki ronde tiga, Phupa yang sedari tadi terlihat memanas terus melancarkan tinju ke segela arah dengan sekuat tenaga. Namun, semua ditangkis Zoda. Tenaganya terforsir. Hal ini yang membuat Phupa terlihat kelelahan. Melihat peluang itu, Zoda melihat celah, beberapa kali menghantam. Phupa pun terjatuh.

Setelah mendapat hitungan dari wasit, Phupa pun bangkit mencoba melawan dengan sisa tenaga yang ada. Iwan yang memegang kendali permainan dengan apik mengunci targetnya dan memukul Phupa secara bertubi-tubi. Phupa kemudian jatuh untuk yang kedua kalinya.

Masih sempat Phupa berdiri. Zoda yang bermain dengan tenang kembali melesakkan tinju bak peluru. Akhirnya Phupa benar-benar tumbang tak berdiri lagi.

Setelah dipastikan Phupa tak lagi bangun, Zoda pun kemudian langsung melakukan selebrasi ke semua sudut ring. Kemenangan inipun disambut meriah publik tinju Kalbar. Teriakan dan tepukan tangan terus bergemuruh dari sekitar seribuan penonton yang hadir di PCC.

Zoda yang diwawancarai usai laga mengaku, bahwa sejak beberapa langkah pertama, dia sudah membaca strategi Phupa.

“Kalau dia main begini, oh saya harus begini, jadi sudah direncanakan, dua bulan saya belajar dan dipersiapkan sama pelatih,” katanya.

Zoda mengaku, sejak turun minum selesai ronde kedua dirinya sudah diinstruksikan oleh pelatihnya Damianus Yordan untuk berhenti bermain-main dan segera menuntaskan permainanya.

“Ya memang saya main-main, karena sudah ketahuan (gaya lawan), karena saya sparringnya sama Bang Daud (Yordan),” katanya.

Lebih dari itu, Zoda bahkan memberikan kesempatan tiga ronde itu saja kepada Phupa, hanya untuk sedikit menghibur publik tinju. Dia mengaku sebenarnya bisa lebih cepat dari itu, namun untuk memberikan kehormatan kepada publik tinju yang telah menantinya, Zoda memberikan rentang waktu yang pas. Tiga ronde.

“Kalau ronde-ronde awal, ronde satu, nanti penonton bilang oh tidak puas, terlalu cepat nontonnya. Kalau main terlalu panjang, penonton juga bilang kok mainnya terlalu panjang benar, kenapa tidak cepat-cepat. Kan serba salah juga saya. Ya sudahlah, satu-dua cukup,” selorohnya.

Zoda juga memberikan penghargaan dan ucapan terinakasih kepada semua pihak yang telah mendukungnya, termasuk kepada Komandan Pangkalan TNI AU (Danlanud) Supadio Pontianak Marsekal Pertama (Marsma) Tatang Heryansah bersama seluruh jajarannya. Terlebih kepada sang pelatihnya sendiri, Damianus Yordan.

“Terimakasih kepada semuanya. Saya merasa sangat-sangat dihargai, sangat-sangat diperhatikan,” tutur Zoda.

Damianus yang dimintai keterangannya usai laga, mengaku jika dia memang menginstruksikan bahwa Zoda harus segera mengakhiri laga. Hal itu dikatakan Daminaus, karwna dia mempertimbangkan dua kemungkinan, pertama terlalu beresiko seandainya Zoda terlalu memberi angin kepada Phupa. Dan kedua, dengan memperpendek ronde, Zoda sangat berpeluang untuk naik kelas menjadi petinju profesional dunia.

“Bukan main-main (dalam arti meremehkan). Saya bilang, ronde satu sampai empat itu, jajaki dulu. Tapi setelah ronde tiga berjalan ada kesempatan, saya suruh selesaikan. Terlebih supaya dia dilihat dunia karena pertandingan ini pasti akan masuk ke You Tube, Iwan zoda punya prospek untuk menjadi juara dunia kedepannya, makanya saya minta selesaikan, itu pertimbangannya,” katanya.

Damianus mengaku, sejak awal, saat berusia 12 tahun, dia bisa melihat bahwa Zoda memang memiliki bakat dan potensi jadi juara. Dimana potensi tersebut kemudian lebih mengkristal lagi ketika dia ditangani oleh orang yang tepat.

“Saya latih dia dari kecil. Kalau saya analogikan, cetakan yang dulu saya cetak buat Daud Yordan saya cetak juga untuk Iwan Zoda, persis jadinya. Sembilan kali main, sembilan kali menang, delapan kali menang KO itu spektakuler diusianya yang masih sangat muda, 19 tahun dia bisa jadi juara WBO Asia Pasifik,” punjinya.

Sementara itu, Danlanud Supadio Pontianak Marsma Tatang Heryansah, mengaku sangat bangga dengan kemenangan salah satu anak asuh sasana Dirgantara Boxing Camp Lanud Supadio tersebut. Dengan keberhasikan Zoda mempertahankan gelar sabuk Asia Pasifik buat pertama kalinya itu, akan membuat dunia tinju Kalbar kedepan semakin gemilang.

“Kedepan kita akan mempersiapkan juga, untuk kejuaraan perebutan sabuk emas Pesiden Republik Indonesia. Saya ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah mendukung,” katanya.

Senada dengan itu, ditempat yang sama, ketua panitia penyelengara Internasional Air Force Boxing Championship, Mayor Kal Yudi Setiawan mengaku bangga dan bersyukur. Dia pun berharap, bahwa langkah maju ini dapat memberikan dukungan lebih besar lagi terhadap dunia tinju kedepanya.

“Dukungan semakin meningkat baik dari pemerintah maupun swasta. Itu harapan kami, harapan semua petinju di Kalbar, mereka sudah banyak sharing, banyak cerita ke kami bahwasanya mereka haus akan wadah untuk mengembangkan potensi mereka. Dan juga sebagai pembina, sebagai mediator, kami sampaikan bahwa Iwan zoda bukan hanya milik TNI AU tapi milik rakyat Kalbar, milik Indonesia,” katanya.

Pada akhirnya, delapan partai dengan satu partai puncak perebutan gelar sabuk kelas terbang Asia Pasifik versi World Boxing Organisation (WBO), Internasional Air Force Boxing Championship pun berakhir digekar. Sesuai rencana semula, Zoda pun kemudian diarak keliling Kota Pontianak menggunakan ratusan kendaraan, masyarakat larut merayakan kemenangan Kalbar dan Indonesia hingga momen pergantian tahun berakhir. (fik)