Wujudkan Desa-desa Terang di Tahun 2019

PLTU Sintang Berkapasitas 21 MW Diresmikan

PERESMIAN. Machnizon Masri, Djarot Winarno dan lainnya menekan sirine tanda diresmikannya PLTU Sintang di Kelurahan Kedabang Kecamatan Sintang diresmikan, Rabu (21/11). PLN for RK

eQuator.co.idSINTANG-RK. Setelah pengerjaan selama tujuh tahun, Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Sintang yang terletak di Kelurahan Kedabang Kecamatan Sintang diresmikan, Rabu (21/11). Peresmian PLTU berkapasitas 21 mega watt (MW) tersebut dihadiri Direktur Bisnis PLN Regional Kalimantan Machnizon Masri dan Bupati Sintang Jarot Winarno.

“PLTU Sintang ini merupakan bagian dari proyek pembangunan PLTU berskala kecil yang dilaksanakan PLN di Kalimantan,” ujar Machnizon.

Selain Sintang, pembangunan PLTU yang sudah dilakukan yaitu di Ketapang dan Sanggau. PLTU Ketapang dan Sanggau sudah terlebih dahulu diresmikan serta beroperasi. “Sementara PLTU Sintang adalah PLTU terakhir yang diresmikan,” ujarnya.
Pekerjaan konstruksi PLTU dilaksanakan PT. Adhi Karya. Dalam masa pekerjaan konstruksi, PLN melibatkan sekitar 500 lebih tenaga kerja lokal di sekitar PLTU. Selama beroperasi ada 114 tenaga kerja lokal yang akan diberdayakan.
PLN juga sedang membangun gardu induk (GI) dan jaringan transmisi. Diperkirakan selesai pertengahan tahun 2019. Diharapkan Kabupaten Sintang terinterkoneksi dengan sistem khatulistiwa.
“Kami berharap keberadaan PLTU akan memperkuat sistem kelistrikan di Kabupaten Sintang dan sekitarnya meningkatkan rasio elektrifikasi serta mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat,” harapnya.
PLTU Sintang memiliki tiga unit pembangkitan berkapasitas masing-masing 7 MW ini telah siap menyalurkan listrik secara komersial untuk masyarakat sejak 4 Oktober 2018. Setelah sebelumnya memperoleh sertifikat laik operasi (SLO). “Yaitu untuk unit 1 pada 28 Mei 2018, unit 2 pada 26 Juli 2018, dan unit 3 pada 30 Agustus 2018,” jelasnya.
Saat ini, daya listrik yang dihasilkan PLTU dapat secara langsung didistribusikan ke pelanggan melalui jaringan 20 kV. PLTU yang berdiri di lahan seluas 12 hektare ini juga ditargetkan dapat terhubung ke sistem kelistrikan Khatulistiwa melalui gardu-gardu induk dan jaringan transmisi 150 kV yang kini tengah dalam proses pembangunan.
Sementara itu, Jarot mengatakan, keberadaan PLTU Sintang pastinya akan semakin memperkuat kelistrikan di kabupaten tersebut yang sebenarnya sudah dalam kondisi surplus.  Menurutnya, saat ini Kabupaten Sintang sedang mengembangkan pembangkit listrik dengan menggunakan energi baru dan terbarukan. Pilihannya adalah PLTBm dan PLTMH berskala kecil di desa-desa terpencil. “Hampir tiap bulan ada PLTMH yang kami resmikan di desa-desa yang tersebar di Sintang,” jelasnya.

PLTMH kecil tersebut merupakan swadaya masyarakat dan sebagian anggarannya dibantu Pemkab Sintang. Pembangunan PLTU Sintang yang diresmikan nantinya akan disertai dengan pembangunan infrastruktur. “Kemudian pengelolaan dampak lingkungan di sekitar PLTU,” katanya.
Menurut Bupati, dari 301 desa yang ada di Sintang, saat ini baru 51 persen teraliri listrik. Dengan semakin membaiknya kondisi kelistrikan, diharapkan pada tahun-tahun mendatang semakin banyak desa terang benderang. “Harapan kami 49 persen desa bisa teraliri listrik,” lugasnya.

Mengingat PLTU Sintang memiliki daya sebesar 21 MW dapat mengaliri sekitar 16.153 pelanggan. “Dengan asumsi daya tersambung sebesar 1300 VA per pelanggan,” ucapnya.

Selain itu, rasio elektrifikasi (RE) Kabupaten Sintang meningkat menjadi 80,73 persen. Di mana sebelumnya hanya tercatat sebesar 64,76 persen di Oktober. Hal tersebut juga mampu mendongkrak RE Provinsi Kalbar dari 85,49 persen menjadi 86,88 persen. “Dan yang paling penting adalah bagaimana kita dapat mewujudkan Sintang terang di tahun 2019,” pungkas Jarot.

 

Laporan: Nova Sari, Benidiktus Krismono

Editor: Arman Hairiadi