Waspada! Kalbar Berpotensi Hujan, Petir, Angin Kencang

Ilustrasi.NET

eQuator.co.id – Jakarta-RK. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan, tiga hari ke depan kondisi cuaca di beberapa daerah tidak bersahabat.

Menurut Deputi Bidang Meteorologi BMKG Yunus S. Swarinoto, kondisi atmosfer saat ini menunjukkan indikasi munculnya potensi hujan lebat. Hujan akan disertai pula dengan kilat atau petir dan angin kencang.

Ada 18 daerah yang diperkirakan mengalami hujan lebat ini. Yakni Lampung, Sumatera Selatan, Bengkulu, Riau, Bangka Belitung, Banten, Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jogjakarta, dan Jawa Timur.

Kemudian Kalimantan Barat (Kalbar), Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Papua. “Diperkirakan terjadi dalam tiga hari ke depan mulai 23-25 Oktober,” ungkapnya, Minggu (23/10).

Selain cuaca buruk, tinggi gelombang di lautan juga mengalami kondisi serupa. Tinggi gelombang diperkirakan mencapai 2,5-4 meter di perairan utara Aceh, Laut Andaman, perairan barat Bengkulu, Selat Sunda bagian selatan, perairan selatan Jawa hingga Pulau Sumba, perairan selatan Kepulauan Tanimbar, dan Laut Arafuru.

Masyarakat diimbau waspada dan berhati-hati terhadap dampak yang ditimbulkan. Seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, pohon tumbang, dan jalan licin.

“Imbauan itu juga ditujukan pada pengguna dan operator jasa transportasi laut, nelayan dan masyarakat yang berlibur ke wilayah pesisir. Waspada potensi gelombang laut tinggi,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Biro Komunikasi Dan Informasi Publik Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Bambang S. Ervan menyatakan, kondisi itu sudah diantisipasi. Pihaknya selalu mendapat update soal kondisi cuaca di Indonesia.

Seperti di bandara dan pelabuhan, ada petugas BMKG yang selalu memberikan informasi. Sehingga, bisa segera ditindaklanjuti untuk penerbangan maupun pelayaran.

“Kalau untuk pelayaran, Ditjen Perhubungan Laut akan mengeluarkan maklumat pelayaran untuk mengingatkan seluruh syahbandar dan KSOP. Situasi cuaca di masing-masing pelabuhan kan berbeda satu sama lain, sehingga larangan berlayar bergantung pada situasi perairan masing-masing,” ungkap Bambang.

Upaya itu disertai pula dengan langkah antisipasi. Seperti proses ramp check setiap kendaraan untuk angkutan transportasi. Baik darat, laut, udara, maupun kereta. Hal itu pun dilakukan secara berkala guna memastikan pelayanan yang safety. (jpnn)