eQuator.co.id – Pontianak-RK. Pendaftaran seleksi penerimaan anggota Polri tahun 2018 sedang berlangsung. Pada 11 April nanti, sudah mulai menyerahkan dokumen administrasi dan verifikasi pendaftaran secara online. Untuk itu, masyarakat yang akan mendaftar diminta waspada.
“Saya menyampaikan pesan kepada seluruh warga masyarakat, agar mengikuti seleksi ini dengan percaya diri, jangan tertipu dengan orang-orang mencoba mencari keuntungan,” kata Asisten Sumber Daya Manusia (As SDM) Polri, Irjen Pol Arief Sulistyanto, kepada sejumlah wartawan ketika melaksanakan kunjungan kerja di Mapolda Kalbar, Kamis (5/4).
Mantan Kapolda Kalbar ini menegaskan, proses seleksi dilakukan dengan obyektif dan transparan. Semua rumor yang terjadi selama ini bahwa menjadi anggota Polri harus menggunakan uang sekian banyak, itu bohong. Ia menjamin tidak akan pernah terjadi saat ini.
“Yang kemarin tahun 2017 sudah kita buktikan, calon yang akan mendaftar persiapkan diri dengan baik, percaya diri. Jangan tertipu oleh orang yang menjanjikan bisa meluluskan,” pintanya.
Arief kembali mengingatkan, para calon jangan berupaya atau coba-coba mencari sponsor, rekomendasi dan titipan. Karena cara itu tidak akan berguna.
“Jadi para calon ketika mendaftar sudah diberikan surat pernyataan akan melakukan proses seleksi dengan jujur percaya pada diri sendiri,” ungkapnya.
Pernyataan lain, tidak melakukan KKN, memberikan suap atau lainnya, tidak menggunakan sponsorship, rekomendasi, titipan. Jika ketahuan, dipastikan akan didiskualifikasi. “Yang menggunakan cara seperti ini nanti akan kita umumkan dihadapan para peserta lainnya,” tegasnya.
Kesempatan ini diberikan kepada seluruh putra putri Kalbar baik masyarakat adat maupun biasa yang memiliki kemampuan dan integritas yang tinggi. Seleksi ini dilakukan berdasarkan kualitas.
Para Karo SDM dan Kapolda seluruh Indonesia pun melaksanakan proaktif rekrutmen ini hingga ke pelosok tanah air. “Kita memberikan bimbingan jauh hari sebelumnya, supaya mereka bisa meningkatkan kemampuannya,” tuturnya.
Kuota untuk Kalbar saat ini, kata Arief, telah ditingkatkan. Tahun lalu, 267 dan saat ini menjadi 293. Sementara se-Indonesia ada 8400. Terbagi 8000 untuk polisi lelaki dan 400 polisi wanita.
Disamping tugas umum, tahun ini juga ada kekhususan merekrut polisi perairan dari SMK Pelayaran, musik mengambil dari sekolah musik, polisi udara mengambil dari SMK Penerbangan, analisis kimia di laboratorium forensik mengambil SMK Analis Kimia dan IT (Informasi dan Teknologi) mengambil SMK Komputer.
“Sisanya untuk polisi penugasan umum. Dari semua kopetensi ini nanti masuknya di satu SPN selama tujuh bulan. Karena mereka semua sudah memiliki kopetensi,” terangnya.
Di Kalbar ada lima Polres memiliki wilayah hukum perbatasan. Kuota khusus juga diberikan kepada Polres di wilayah tersebut. Kebijakannya adalah ranking kuota per Polres, bisa terlaksana prinsip local boy for local police.
“Kalau kuota flat nanti yang banyak masuk orang-orang dari kota, yang dari pelosok sana akan kalah rangking padahal dia sudah lulus,” tutupnya.
Semetara itu, Karo SDM Polda Kalbar, Kombes Pol Erthel Stephan mengatakan, lulus atau tidaknya berdasarkan kemapuan akademis, psikologis, kesehatan, jasmani memadai dan memenuhi syarat.
“Jadi mereka bersaing dalam proses seleksi ini. Kalau ada yang menjanjikan bisa menjamin meluluskan, menyatakan siapkan duit sekian, itu bohong. Ini zaman now, bukan zaman old,” ujarnya kepada sejumlah wartawan di SDM Polda Kalbar, Selasa (3/4) lalu.
Dia menjelaskan, mekanisme pendaftaran telah menjadi atensi Kapolri, dengan prinsip bersih, transparan, akuntabel dan humanis, serta clear and clean. Proses seleksi ini akan dikawal.
“Yang kita lihat adalah nilai dari calon siswa. Begitu selesai ujian, hasilnya saat itu juga keluar,” terangnya.
Kemudian mekanisme penilaian pun disampaikan secara transparan dengan berapa persen masing-masing materi ujian, misalnya akademik 25 persen, psikologi 25 persen, jasmani 25 persen , dan kesehatan 25 persen.
“Sehingga begitu mengetahui nilai hasil ujiannya sudah bisa mengukur sendiri. Oh rata-rata nilai saya lebih kurang segini, dia tinggal melihat pesaingnya, nilainya berapa,” paparnya.
Menurut dia, ini sebagai bentuk transparansi Polri. Jadi tidak harus diuji secara independen, peserta ujian sendiri bisa langsung menguji akuntabilitasnya.
“Nilainya 80, memang 80 ditanyangkan, nilai 40 tidak memenuhi syarat akan tertayangkan di sana. Tidak ada campur tangan yang lain,” jelasnya.
Panitia Penerimaan Anggota Polri Terpadu 2018, Kompol Kartyana memaparkan, ini kesempatan terbuka bagi pelajar SMA maupun yang sudah lulus yang masih berumur di bawah 21 tahun.
“Sampai saat ini yang sudah mendaftar secara online sudah sekitar 1198 dan kemudian yang sudah verifikasi sampai kemarin sekitar 275,” paparnya kepada wartawan disela penerimaan pendaftaran terpadu di Mapolda Kalbar, Selasa (3/4).
Dia pun menyampaikan, masyarakat tidak perlu takut proses penerimaan ini, sebab tidak dipungut biaya. “Kita jamin tidak ada mengeluarkan biaya sepeser pun,” ucapnya.
Apabila ada yang menawarkan maupun calo yang berusaha membantu, diimbaunya agar melaporkan ke kantor polisi terdekat.
“Jadi kami jamin tanpa ada biaya, sponsorship atau titipan. Tahun ini kami jamin bersih dan transparan,” ujarnya.
Terkait untuk kuota penerimaan, Kartyana menjelaskan panitia menunggu animo dari putra putri Kalbar. “Kalau animo di Kalbar banyak, Insya Allah akan banyak juga diterimanya,” pungkasnya.
Sementara itu, Livia Riska, peserta asal Tebas, Kabupaten Sambas mengaku mengetahui adanya pendaftaran seleksi ini dari Polres Singkawang. Dia yang masih berstatus siswi dari salah satu SMA di Kota Singkawang mencoba mendaftar menjadi anggota Polri.
“Saya tahunya dari kantor polisi di Singkawang. Katanya tidak ada dijanjikan atau dibantu. Saya belum lulus sekolah tapi dapat izin dari sekolah,” ujarnya.
Demi tekatnya ingin menjadi anggota Polri dia pun meluangkan waktu dan tenaganya untuk pulang pergi dari Tebas ke Singkawang untuk mengurus kelengkapan administrasinya.
“Saya harus bolak balik ke Tebas, itu yang ribet. Karena dari kecil cita-cita ingin jadi polisi. Orang tua juga dukung, saya optimis lulus,” tuturnya.
Sementara Dwi Saputro, 17, juga statusnya masih siswa SMA di Sukadana, Kayong Utara. Informasi penerimaan ini didapatkan dari Polres setempat. Demi cita-citanya ingin mengabdi pada Negara, Sabtu (1/4) lalu ia berangkat ke Pontianak dan menginap di rumah pamannya kawasan Kota Baru, Pontianak Selatan. “Cita saya dari kecil ingin jadi polisi,” ucapnya.
Remaja asal Kecamatan Seponti ini mengaku, syarat-syaratnya tidaklah begitu susah, pendaftaran pun tidak ada mengeluarkan biaya.
“Saya mengeluarkan biaya hanya untuk pergi ke Pontianak, sama fotokopi untuk legasilir dan perlu biaya waktu ambil berkas ke rumah saja. Soalnya rumah saya jauh dari kota,” tuturnya.
Laporan: Ambrosius Junius
Editor: Ocsya Ade CP