eQuator.co.id – PONTIANAK. Masyarakat Kota Pontianak mengharapkan pada kepemimpinan Gubernur Kalbar mendatang, dapat meringankan beban biaya pendidikan masyarakat yang kurang mampu.
“Kami yakin Ibu Karolin dan Pak Gidot pasti bisa menjadi Gubernur Kalbar. Kami masyarakat di sini siap memenangkan pasangan ini. Untuk itu, kami harapkan pada kepemimpinannya nanti, ibu Karolin bisa semakin meringankan biaya pendidikan masyarakat,” kata Ahmad Tohir, warga Selat Sumba, Kecamatan Pontianak Utara, saat menghadiri kampanye dialogis Karolin-Gidot di Pontianak Utara, Jumat (8/6)
Dia mengatakan, masyarakat sangat mengharapkan pendidikan yang benar-benar gratis, tidak hanya jenjang pendidikan SD, tetapi juga SMP dan SMA.
Diungkapkannya, selama ini untuk jenjang pendidikan dari SD sampai SMP sudah tidak dipungut SPP. Namun, masih saja ada biaya lainnya, yang masih memberatkan kami, apa lagi kalau kau masuk sekolah, harus beli buku, tas, seragam dan lain sebagainya.
“Kalau anak cuma satu, masyarakat kurang mampu seperti kami ini masih mampu. Tapi kalau anak tiga sekolah semua, itu yang terkadang membuat kami tidak mampu,” keluhnya.
Mat Tohir mengaku tahu bahwa kewenangan SD dan SMP saat ini ditangani walikota, dan SMA adalah kewenangan gubernur. Namun, untuk tingkat SMA, dirinya mengharapkan di bawah kepemimpinan Karolin-Gidot nanti, biaya pendidikan di tingkat SMA juga bisa digratiskan.
“Dengan demikian, kebijakan itu dapat meringankan beban pendidikan masyarakat.
Kami juga mau anak-anak kami bisa mengenyam pendidikan yang paling tinggi, agar anak-anak kami juga bisa seperti ibu Karolin nanti,” katanya.
Menanggapi itu, Calon Gubernur Kalbar nomor urut 2, dr. Karolin Margret Natasa menyatakan, dirinya sangat siap untuk memaksimalkan pendidikan di provinsi itu. “Ini sudah menjadi komitmen kami, dimana sesuai dengan visi dan misi kami, kami akan meningkatkan kualitas pendidikan, termasuk layanan di dalamnya,” jelas Karolin.
Seperti diketahui, lanjutnya, pendidikan sangat penting dalam mengembangkan SDM karena pengetahuan akan diperoleh salah satunya dengan pendidikan. Orang yang tingkat pendidikannya rendah, cenderung tidak memiliki kemampuan dalam bekerja.
“Perusahaan pun pada dasarnya menyeleksi calon karyawan dilihat dari tingkat pendidikannya. Makanya pendidikan menjadi salah satu modal utama dalam meningkatkan SDM yang berujung pada pengurangan angka pengangguran dan percepatan pembangunan di Landak,” tandasnya.
Terkait hal itu, dalam setiap kampanye, Karolin selalu mengingatkan kepada masyarakat agar dapat menyekolahkan anak-anaknya setinggi mungkin. Dalam upaya pengembangan SDM tersebut, lanjutnya, tidak hanya melalui pendidikan dan pengembangan keterampilan, namun ada banyak cara untuk mengembangkannya.