Warga Dusun Pengayang Dambakan Listrik

Ilustrasi.NET

eQuator.co.id – MELAWI-RK. Warga Dusun Pengayang, Desa Senempak, Kecamatan Pinoh Selatan, Kabupaten Melawi, mendambakan listrik dari PLN masuk di daerah mareka. Meski sudah mengusulkan berulang-ulang kali, namun pemasangan jaringan listrik tak kunjung terealisasi.

 

“Bagaikan mimpi listrik PLN masuk ke desa kami. Tapi mimpi yang tak jadi kenyataan. Sudah puluhan tahun kami mendambakan penerangan listrik, namun sampai sekarag tak juga ada. Nasib kami warga kampung yang terisolir. Meski negara ini sudah merdeka, namun kami belum sepenuhnya merasakan kemerdekaan itu,” kata Moldi, warga Dusun Pengayang, Rabu (12/6) di Nanga Pinoh.

 

Moldi mengungkapkan, Dusun Pengayang memiliki kurang lebih 100 Kepala keluarga (KK). Selama puluhan tahun, warga hanya menggunakan penerangan dari lampu pelita. Namun bagi keluarga yang berkecukupan menggunakan mesin dompeng dan genset.

 

“Kami sangat-sangat berharap listrik bisa masuk ke Desa Pengayang. Sebab selama ini kami hanya bisa  menerangi kampung kami dengan pelita, dompeng dan genset. Pun tidak bisa 24 jam, hanya beberapa jam saja di malam hari karena tergantung ketersediaan BBM. Kalau di siang hari kehidupan di kampung kami tanpa lisrik karena tidak mampu jika harus menanggung biaya BBM,” bebernya.

 

Menurut Moldi, apa yang diinginkannya tak berlebihan, pasalnya semua warga negara Indonesia memiliki hak yang sama, baik untuk mendapatkan pendidikan, kesehatan serta layanan listrik negara. Apalagi, di dusun mereka jumlah warganya cukup banyak dan semakin meningkat, serta jarak dari dusun ke ibu kota kecamatan juga tidak terlalu jauh.

 

“Seharusnya dusun kami sudah pantas dialiri listrik karena dekat dengan pusat Kecamatan Pinoh Selatan. Tapi beginilah nasib kami di pedalaman, lampu penerangan listrik pun tak diperhatian pemerintah. Dusun kami bagaikan dusun yang terabaikan,” keluhnya.

 

Moldi menambahkan, warga Dusun Pengayang juga kerap menjadi korban janji politik. Sebab setiap Pemilu, para calon kepala daerah maupun calon legislatif yang masuk ke dusun mereka hanya bisa berjanji mengupayakan listrik masuk ke desa mereka, tapi tidak bisa menepati, meskipun calon tersebut berhasil menang pemilu.

 

“Ibarat kacang lupa kulitnya. Sudah duduk, pura-pura lupa. Tidak hanya sekali dua kali, tapi sudah sering janji-janji politik bilang mau pasang jaringan listrik ke dusun kami, kemudian mau perbaiki jalan. Itu semua angin pukul angin, omong kosong saja,” kesalnya. (Ira)