eQuator.co.id – PONTIANAK. Wali Kota Sutarmidji, desak Polresta Pontianak mengusut tuntas penculikan Lurah Bangka Belitung Laut, Pontianak Tenggara, Zahrul Basim, yang diperlakukan keji dan sadis, dinihari Senin (5/2).
Sutarmidji menerima kabar aksi kejahatan brutal terhadap jajarannya bergegas menjenguknya terbaring opname di RSP Universitas Tanjungpura.
“Saya serahkan sepenuhnya ke Polisi. Karena ini jelas kejahatan penganiayaan. Lurah dijemput di rumahnya oleh sekelompok orang jam tiga subuh,” jelas Wali Kota, Senin (6/2) malam.
Wali Kota meyakini kepolisian akan menangani kasus ini dengan serius.
Lurah Babel Laut Pontianak Tenggara itu diculik hanya mengenakan kaos oblong dan celana tidur. Lalu dibawa ke Pontianak Utara dan dianiaya di cafe belakang swalayan Kaisar. “Ini bahaya kalau kejahatan caranya sudah seperti itu,” tegasnya.
Pejabat eselon IV Pemkot Pontianak itu mengakui dirinya diantarkan pelaku ke Polsekta Pontianak Timur setelah dianiaya secara keji, dijerat lehernya dan direndam di bak air.
Anehnya, sejumlah anggota Polsek Pontianak Timur, mengatakan tidak tahu siapa yang mengantar sang Lurah. “Iya ada, Zahrul (Lurah Babel Laut,red) diantarkan ke sini oleh orang, tapi tidak tahu siapa,” ungkap anggota jaga Polsek Timur di sentra pelayanan ketika ditanyai Rakyat Kalbar, Selasa (7/2) sekitar pukul 00.20 barusan.
Menurutnya, usai diantar di Mapolsekta, Zahrul Basim dijemput oleh pihak keluarga dan malahan membuat laporan di Polresta Pontianak.
“Kejadiannya itu di Utara, bukan wilayah hukum kita (Timur). Zahrul sudah buat laporan di Polresta Pontianak,” jelasnya.(Zrn)