Ulama Pelopor Pembenahan Akhlak Anak Bangsa

Mempawah Tuan Rumah Rakorda MUI se-Kalimantan

Bupati Mempawah, Ria Norsan menyerahkan plakat dan cinderamata kepada Ketua Umum MUI Pusat, KH Ma'ruf Amin disaksikan Sekda Kalbar, M Zeet Hamdy Assovie. Ari Sandy

eQuator – Mempawah. Selaku pemimpin informal, ulama memiliki peran strategis di masyarakat dalam memperkokoh sendi-sendi etika, moral, dan spiritual kehidupan berbangsa dan bernegara. Para alim ulama yang tergabung dalam Majelis Ulama Indonesia (MUI) wajib menjadi pelopor dan teladan bagi masyarakat.

Penegasan itu disampaikan Sekretaris Daerah (Sekda) Kalbar, M Zeet Hamdy Assovie saat membuka Rapat Koordinasi Daerah Majelis Ulama Indonesia (Rakorda MUI) Wilayah V se-Kalimantan di Aula Kantor Bupati Mempawah, Rabu (16/12). M Zeet yang hadir mewakili Gubernur Kalbar Cornelis, menegaskan, ulama tidak hanya berperan menjaga moral bangsa, tetapi sekaligus mencerahkan dan mencerdaskan umat dengan ajaran dan nilai-nilai agama. “Bahkan dalam dunia modern pun, peran, fungsi, dan tanggung jawab ulama tidak tergantikan,” paparnya dihadapan peserta Rakorda dan Ketua Umum MUI Pusat, KH Ma’ruf Amin.
Lebih jauh M Zeet mengatakan, di tengah era globalisasi yang membawa pengaruh positif sekaligus negatif, khususnya terkait degradasi etika dan moral bangsa, kehadiran MUI sangat diperlukan dalam upaya membentengi umat dari pengaruh buruk tersebut.
Dia memastikan, kiprah MUI sangat diperlukan dalam rangka memperbaiki dan membangun akhlak generasi muda, dan penguatan ekonomi umat. Karena itu, dia memandang pentingnya revitalisasi peran dan fungsi para ulama di tengah umat dan bangsa. “Dalam masyarakat yang sedang berubah, dari masyarakat tradisional ke masyarakat modern yang cenderung rasional dan pragmatis, peran dan fungsi ulama harus diperkuat guna mengawal kemajuan yang terjadi di masyarakat,” terangnya.
Rakor MUI di kota Mempawah, kata M Zeet, merupakan pertemuan yang strategis. Melalui Rakorda akan dapat disusun rencana program kerja supaya terarah dan terkoordinasi dengan baik. Sebagai suatu forum musyawarah, menurutnya, Rakorda merupakan wadah dalam menetapkan keputusan dan kebijakan yang akan dilaksanakan sebagai program kerja selanjutnya. “Forum ini juga menjadi tempat mengevaluasi kegiatan yang telah dijalankan, serta pembahasan program ke depan yang lebih realistis, terpadu, dan sistematis dalam rangka meningkatkan kinerja bersama,” harapnya.
Dia berharap, Rakorda tidak sekedar menjadi acara formalitas. Semua peserta yang terlibat harus dapat menjalankan tugas dan fungsi sesuai amanat organisasi. Dia meyakini dengan konsep kerja yang teratur dan sistematis, maka upaya menciptakan masyarakat yang beriman akan tercapai sesuai tujuan bersama. Selain itu, dia juga mengajak seluruh elemen bangsa untuk berperan aktif membangun keamanan, ketertiban, dan toleransi antarumat beragama. “Tak kalah pentingnya juga adalah memberikan dukungan terhadap kegiatan pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah sesuai dengan peran dan kewenangan yang dimiliki,” imbuhnya.
Secara khusus, Sekda menyampaikan pesan Gubernur Kalbar yang mengajak semua pihak menciptakan iklim yang sejuk, terutama dalam memantapkan kerukunan umat beragama. Dengan begitu dapat terjalin rasa persatuan dan toleransi yang kuat antara satu sama lain. Sebagai lembaga keagamaan yang punya peran signifikan dalam membangun rasa kebersamaan di kalangan umat, Cornelis menyebut, MUI punya modal dasar untuk memelihara kerukunan dan solidaritas sosial di tengah kehidupan masyarakat yang majemuk.
Sementara itu, Ketua Umum MUI Pusat, KH Ma’ruf Amin berterimakasih kepada MUI Kalimantan Barat yang telah menjadi tuan rumah pelaksanaan Rakorda se-Kalimantan. Secara khusus, dia mengapresiasi upaya Bupati Mempawah, Ria Norsan yang dinilainya mampu memfasilitasi penyelenggaraan Rakorda secara memuasakan.
KH Ma’ruf menyebut, Rakorda bertujuan mengkoordinasikan berbagai kegiatan MUI yang cukup banyak. “MUI ini terdiri atas 12 komisi dan 8 lembaga. Jadi banyak sekali yang harus dikerjakan. Kegiatan yang kita lakukan ini untuk umat, bangsa, dan negara,” kata Ma’ruf.
KH Ma’ruf mengungkapkan, MUI kini giat mengkampanyekan Islam yang moderat. Dia menegaskan, tidak ada radikalisme dalam Islam. Islam adalah agama yang santun, tidak keras, apalagi kasar. Islam yang benar, menurutnya, bukan Islam yang egois. “Islam seharusnya saling cinta dan kasih. Maka kita lembagakan ukhuwah islamiyah, wathaniyah, dan insaniyah. Islam adalah satu tubuh atau bangunan yang saling menopang,” ujarnya.
Selain itu, lanjut KH Ma’ruf, MUI juga aktif memberdayakan masyarakat dalam melakukan perbaikan. Agama, ujarnya, melarang untuk meninggalkan keturunan yang lemah dalam segala aspek. Karena itu, MUI ingin memberdayakan sumber daya manusia yang andal dan bisa bersaing di masyarakat. “Kita ada inkubator bisnis, pemberdayaan ekonomi berkelanjutan. MUI ingin menjadi agen perubahan yang membawa masyarakat berubah ke arah yang lebih baik,” jelasnya.
Berkaitan dengan pelaksanaan Rakorda, KH Ma’ruf Amin berharap, Rakorda melahirkan kesepakatan yang bersifat konkret. Dia berpesan, agar ada aksi-aksi kegiatan yang lebih jelas. Menurut KH Ma’ruf, Rakorda tidak perlu menghasilkan program yang terlalu banyak. Yang terpenting, sebutnya, program yang ditetapkan bisa dilaksanakan optimal. “Jangan terlalu banyak, nanti tidak bisa dilaksanakan,” ingatnya.

Reporter: Ari Sandy

Redaktur: Yuni Kurniyanto

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.