-ads-
Home Rakyat Kalbar Pontianak Ubah Stigma Negatif Kampung Beting

Ubah Stigma Negatif Kampung Beting

Dengan Membangun, Bukan Menggerebek

Kapolda Kalbar Brigjen Pol Arief Sulistyanto dan seorang murid SD setempat membaca bersama di Taman Bacaan Kemala Cinta Indonesia, Beting Permai, Pontianak Timur, Senin (9-5). Ocsya Ade CP-RK

Bocah itu berdiri dengan tatapan ingin tahu ke arah sejumlah perempuan berseragam pink. Sesaat kemudian, pandangan setengah curiga darinya beredar ke sekeliling halaman Masjid Sultan Syarif Abdurrahman, Kampung Beting Pontianak, yang dipenuhi orang-orang berseragam cokelat.

Sosok kecil tersebut biasa dipanggil Dul. Mengenakan seragam putih merah, usianya tak lebih dari sepuluh tahun. Rambutnya cepak, wajah dan kakinya terdapat bekas luka yang beberapa diantaranya belum mengering.

Baju putih yang dipakai Dul sudah menguning kecoklatan dengan noda merah di bagian lengan. Celana pendek merahnya pun terhias bercak tinta di beberapa titik. Tak dipedulikannya ujung sepatu kanan yang sobek. Yang tampak baru hanya kaos kaki yang menutupi kaki mungilnya.

-ads-

Dul bersandar di sisi pintu bangunan dari masjid yang sudah disulap ke bentuk lain. Sesekali tangannya bergerak menggaruk lengan atau kakinya. Sambil memegang topi lusuh di tangan, ia melihat anak seusianya asik membaca dan mewarnai buku di dalam ruangan dengan wallpaper merah muda polkadot tersebut.

Halaman masjid siang itu (Selasa, 9/5) penuh aparat keamanan. Polisi datang berbondong-bondong ke kampungnya bukanlah hal baru bagi Dul. Kawasan itu memang kerap digerebek Satuan Reserse.

Tapi, Dul inilah representasi harapan wajah Kampung Beting masa depan. Terlihat lebih dewasa dari usianya, hanya menyisakan sedikit bias kekanakan, Dul diharapkan bisa terhindar dari imbas image kampung yang dikenal marak peredaran Narkotika di Pontianak itu. Syukur-syukur bisa membuatnya lebih baik.

Perempuan-perempuan yang hadir di sana merupakan Ibu-ibu Bhayangkari Kalbar yang dipimpin Ketuanya, Ny. Niken Manohara Sulistyanto. Mereka hadir untuk membuka Taman Bacaan Kemala Cinta Indonesia. Suami Niken, Kapolda Kalbar Brigjen Pol Arief Sulistyanto, terlihat setia mendampingi.

Rasa bangga terpancar di wajah Arief melihat perwujudan ide istrinya itu ketika diminta memberikan kata sambutan dari sebuah mimbar yang telah disiapkan di halaman masjid. “Taman Bacaan adalah momentum perubahan tata kelola masyarakat. Juga bentuk sinergi antara Polri dan pemerintah daerah. Hari ini, kami (polisi.red) mengajak warga untuk membangun Beting, bukan untuk menggerebek,” ungkapnya, sambil senyum.

Dalam kesempatan tersebut, hadir pula Walikota Pontianak Sutarmidji beserta istri yang ditemani Kapolresta Kombes Pol Tubagus Ade Hidayat. Tokoh-tokoh masyarakat Kampung Beting pun terlihat di sana berbaur dengan Kapolsek-Kapolsek se-Pontianak dalam tenda berornamen merah muda.

Walikota Sutarmidji menyampaikan, keberadaan taman bacaan ini menjadi langkah pertama program penataan Beting secara keseluruhan sebagaimana diamanatkan Presiden Joko Widodo. “Moga-moga masyarakat mau berubah. Ini langkah awal untuk membuang stigma negatif kawasan ini. Karena Pontianak kekurangan sumber daya alam, maka kita akan fokus membangun sumber daya manusia,” ujar Bang Midji, karib dia disapa.

Midji memberikan 1.100 buku agama, sementara Perpustakaan Daerah Provinsi Kalbar menyerahkan 1.000 buku. Jumlah koleksi buku di taman bacaan itu, kata dia, akan ditingkatkan.

Upaya mengubah stigma buruk itu disambut baik perwakilan tokoh masyarakat setempat, Syarif Ismail Yusuf Alqadrie. “Semoga ini bisa membuat anak-anak yang ada di sekitar jadi senang membaca,“ ujarnya.

Kata Yusuf, bangunan dua lantai itu dibuat menyatu dengan tempat ibadah yang lebih sering disebut Masjid Jami’ tersebut. “Bagian bawah kami pakai untuk taman bacaan, bagian atas untuk Taman Pendidikan Alquran (TPA),” jelas dia.

Dan, Kapolda Arief bersama Walikota Sutarmidji pun meresmikan Taman Bacaan Kemala Cinta Indonesia dengan membuka papan nama, melepas balon, serta menggunting pita. Sebagai bentuk syukur atas kelancaran acara, tumpeng juga dipotong. Tatapan setengah curiga dari Dul pun sedikit sirna. (*)

Marselina Evy, Pontianak

Exit mobile version