Ubah Kawasan Endemik Malaria Jadi Destinasi Wisata

Explore Karimata 2015 Menuju Sail Karimata 2016 (Bagian 1)

RITUAL MASYARAKAT KARIMATA. Sebelum melepas peserta rangkaian kegiatan yang dilaksanakan di perairan Kepulauan Karimata, Kayong Utara, masyarakat setempat lakukan ritual bakar kemenyan, Minggu (18/10). Ritus itu juga dihadiri Bupati KKU, Hildi Hamid, yang berkemeja biru paling kanan. OCSYA ADE CP

Sekitar 6-8 jam perjalanan laut, Pulau Karimata dapat dicapai dari Pelabuhan Cik Kadir, Kecamatan Sukadana, Kabupaten Kayong Utara. Pulau itu merupakan yang terbesar di jajaran Kepulauan Karimata dan jadi bagian dari Desa Betok Jaya, Kecamatan Kepulauan Karimata, tempat “pemanasan” perhelatan akbar Sail Karimata 2016 yang diberi tajuk Explore Karimata 2015.

Ocsya Ade CP, Kepulauan Karimata

Pekan lalu, 36 jurnalis dari Pontianak dan sejumlah kota lainnya melakukan Journalist Trip ke sana. Banyak peserta dari sejumlah kelompok hobi juga ikut dalam agenda itu.
Panitia Explore Karimata 2015 dari Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Kayong Utara menggandeng puluhan jurnalis untuk mempromosikan festival, yang disebut untuk menyongsong Sail Karimata 2016, tersebut.
Explore Karimata 2015 digelar 17 hingga 20 Oktober. Sejumlah komunitas ambil bagian. Mulai dari fotografer, pemancing, dan penyelam.
Setelah dibuka di halaman Pelabuhan Cik Kadir, ratusan peserta diberangkatkan ke Pulau Karimata menggunakan kapal motor. Seharusnya, 6-8 jam rombongan sudah tiba di lokasi. Namun, karena kabut asap yang begitu pekat, perjalanan molor jadi 12 jam. Bahkan, nyaris tersesat ke arah Bangka Belitung.
“Perjalanan yang luar biasa seru dan penuh tantangan. Apalagi di Pulau Karimata, pasti banyak yang lebih seru,” kata Meidy Khadafi, salah seorang fotografer perwakilan Jawa Pos Group.
Sabtu (17/10) pukul 21.00, sampailah semua peserta di sana. Sambutan khas Karimata sudah menunggu, berupa permainan tradisional engrang dan tarian.
Karena belum ada penginapan, semua peserta diinapkan di rumah warga setempat. Di pulau ini, rombongan yang rata-rata tinggal di kota-kota besar diajarkan untuk “hidup”. Tanpa gadget dan harus lebih hemat menggunakan air bersih.
Sebab, di sana, sinyal seluler belum bisa dinikmati sepenuhnya. Tower dari salah satu provider memang ada, namun dalam keadaan rusak. Begitu juga sumber listrik yang hanya mengandalkan generator set (Genset).
Soal air, tidak usah ditanya. Tidak cukup. Jangankan untuk peserta yang membuat pulau itu mendadak ramai, untuk keseharian masyarakat setempat pun mereka mesti berhemat karena sumber air bersih susah didapat di musim kemarau ini.
“Kita diajar untuk lebih hemat dalam segala hal,” kata salah seorang peserta dari Ketapang.
Meski begitu, sebagian peserta betah berada di Karimata. Masyarakatnya begitu ramah dan rasa gotong royongnya begitu kuat.
“Secara pribadi, saya malu kalau adakan festival di sana. Karena belum ada fasilitas. Namun, kami bertekad hanya untuk mencapai tujuan destinasi wisata. Kami baru memulai menggerakkan pariwisata dua tahun terakhir. Karena dulunya Karimata itu adalah endemik malaria,” kata Hildi Hamid, Bupati Kayong Utara.
Rangkaian Explore Karimata ini diantaranya lomba foto, lomba mancing, diving, snorkeling, jurnalis trip, lomba sampan jukong, lomba speed boat, dan wisata kuliner (food fest).
Budaya masyarakat Karimata masih kental. Apalagi terkait petuah leluhur yang hingga kini masih dilestarikan. Salah satunya, ritual doa yang dilakukan untuk mengawali semua kegiatan di perairan Pulau Karimata.
“Kami lakukan untuk meminta pertolongan kepada Tuhan Yang Maha Esa, agar aktivitas yang dilakukan di laut tidak diganggu oleh mahluk laut atau gaib,” kata Sukardi, seorang tokoh Desa Betok Jaya.
Ritus tersebut memang sudah menjadi kebiasaan warga setempat setiap akan melakukan kegiatan yang berhubungan dengan laut. Dengan cara membakar dan menaburkan kemenyan pada sabut kelapa yang sudah dibakar sehingga menimbulkan asap beraroma Styrax Benzoin. Lalu asap tersebut dikelilingkan pada peserta Explore Karimata 2015, juga disapukan ke wajah para peserta. (*/bersambung)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.