-ads-
Home Rakyat Kalbar Tjhai Chui Mie: Titip Doa untuk Singkawang Tercinta

Tjhai Chui Mie: Titip Doa untuk Singkawang Tercinta

Lepas 119 Calon Jemaah Haji

PELEPASAN JAMAAH HAJI. Wali Kota Singkawang, Tjhai Chui Mie, menyalami jemaah haji yang akan berangkat ke tanah suci di Kantor Wali Kota Singkawang, Kamis (18/7). SUHENDRA/ RK

eQuator.co.id – SINGKAWANG-RK. 119 Calon Jamaah Haji (CJH) asal Kota Singkawang dilepas Wali Kota Tjhai Chui Mie. Di Kantor Wali Kota Singkawang, Jalan Firdaus, Kelurahan Pasiran, Kecamatan Singkawang Barat, Kamis (18/7).

“Secara pribadi dan sebagai kepala daerah, saya mewakili Pemerintah Kota Singkawang mengucapkan selamat menunaikan ibadah haji seraya mendoakan atas keberangkatan ke tanah suci,” ujar Chui Mie, dalam sambutannya.

Pelepasan jemaah haji ini juga dihadiri Kapolres Singkawang, AKBP Raymond M Masengi, Kepala Kantor Kementrian Agama Kota Singkawang, Drs H Nahruji, MSi, Perwakilan Dandim 1202 Singkawang.

-ads-

Chui Mie berharap, perjalanan CJH Kota Singkawang berlangsung lancar dan memperoleh haji yang mabrur. “Berangkat haji merupakan momen yang sangat ditunggu-tunggu oleh jemaah haji setelah dengan sabar menanti untuk memperoleh kesempatan menunaikan rukun Islam yang kelima,” katanya.

Orang nomor satu di Kota Singkawang ini meminta para calon jemaah haji untuk melaksanakan ibadah haji dengan tertib dan khusyuk serta mentaati aturan dan jadwal yang telah ditetapkan oleh pemerintah setempat.

“Titip doa untuk Kota Singkawang kita tercinta ini,” ujarnya.

Sehari sebelumnya (17/7), Chui Mie juga membuka sosialisasi pemotongan hewan qurban 2019, di Aula Gedung Arafah. “Sosialisasi ini merupakan agenda rutin Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan Singkawang bekerjasama dengan Kantor Kementerian Agama Singkawang menjelang hari raya Idul Adha,” ujarnya.

Sosialisasi ini dinilai penting, menurut dia, karena melalui kegiatan ini diharapkan dapat dijadikan forum ajang diskusi bagi para pengurus masjid, petugas pemotong hewan qurban, tim pengawasan hewan qurban dan pengambil kebijakan, secara langsung dalam menyambut hari besar keagamaan Iduladha 2019.

“Agar dapat melaksanakan kegiatan pemotongan hewan qurban, baik sapi maupun kambing dengan memperhatikan aspek halal, higienis sanitasi, dan kesejahteraan hewan,” tutur Chui Mie.

Aspek-aspek itu, lanjut dia, harus benar-benar diperhatikan oleh semua masyarakat dalam kegiatan pemotongan hewan qurban untuk menghasilkan daging qurban yang ASUH (Aman, Sehat, Utuh dan Halal).

“Perlu saya sampaikan, dalam komunitas PAH (Pangan Asal Hewan) yang bergizi tinggi, kita harus berhati-hati karena bahan pangan asal hewan ini juga baik sebagai media berkembangnya penyakit Zoonosis (yaitu penyakit hewan yang dapat menular ke manusia). Maka kita perlu pemeriksaan hewan sebelum di potong dan pemeriksaan hewan yang sudah di potong (pemeriksaan anti Mortem dan pemeriksaan Post Mortem),” paparnya.

Sehingga, daging qurban yang akan dibagikan kepada masyarakat benar-benar memenuhi standar higienis, aman untuk dikonsumsi, sehat bagi tubuh, utuh tidak tercampur dengan bahan lain dan halal sesuai syariat agama Islam.

Chui Mie mengatakan, beberapa persyaratan hewan qurban yang perlu diketahui oleh pengurus masjid, panitia qurban dan semua masyarakat, bahwa syarat hewan qurban harus sehat, tidak cacat, cukup umur, tidak kurus. Dan diusahakan hewan jantan.

Sementara dalam proses kegiatan pemotongan hewan qurban, hewan harus dipotong dengan syariat Islam, dan hewan harus diperlakukan sesuai kaidah Kesrawan (Kesejahteraan Hewan) yaitu hewan harus diperlakukan dengan baik, bebas rasa takut, bebas lapar dan haus serta tidak disakiti.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan Singkawang, Yusnita Fitriadi mengatakan, berdasarkan data tahun 2018 kemarin, jumlah hewan qurban sapi adalah sebanyak 498 ekor.

“Dengan rincian, Kecamatan Singkawang Tengah 277 ekor, Singkawang Selatan 44 ekor, Singkawang Timur 15 ekor, Singkawang Utara 58 ekor dan Singkawang Barat 104 ekor,” katanya.

Sedangkan hewan qurban kambing adalah sebanyak 317 ekor. “Dengan rincian, Kecamatan Singkawang Tengah 154 ekor, Selatan 56 ekor, Timur 11 ekor, Utara 38 ekor dan Barat 58 ekor,” ujarnya

Kasi Bimas Islam Kemenag Singkawang, Muchlis AR mengatakan, dengan diadakannya sosialisasi ini, para panitia pemotong hewan qurban semakin paham dalam mengerjakan hewan qurban.  “Sehingga semakin jelas kehalalannya karena memperlakukan hewan qurban dengan baik,” katanya.

Dan daging yang dihasilkan pun kualitasnya semakin baik. Alhasil, semua orang yang memakan daging hewan qurban menjadi sehat.

“Dengan begitu baik pemotongan maupun yang mengkonsumsinya sesuai dengan syariat Islam,” ujarnya.

Dari Tanah Suci, Konsultan Ibadah Daker Makkah Ahmad Wazir memberikan penjelasan dam haji tamatu’. Jamaah haji yang menjalankan umrah wajib terlebih dahulu sebelum berhaji, dikenakan denda atau dam hajji tamatu’. Wakil Pengasuh Pesantren Mamba’ul Ma’rif itu mengatakan banyak skenario yang dalam pembayaran dam tersebut.

Pembayaran dam bisa dilakukan dengan membeli kambing di pasar hewan secara langsung dan melihat penyembelihannya. Kemudian bisa juga titip ke mukimin atau orang Indonesia yang tinggal di Saudi. Selain itu biasanya jamaah titip ke kelompok bimbingan ibadah haji (KBIH).

’’Selain itu juga bisa melalui bank,’’ katanya. Dia menganjurkan melalui bank, karena jelas pendistribusiannya.

HARI TERAKHIR PEMBERANGKATAN

Sementara itu hari ini (19/7) adalah hari terakhir pemberangkatan CJH gelombang 1 yang diterbangkan dari Indonesia ke Madinah. Mulai Minggu (20/7) akan dilakukan pemberangkatan Calhaj gelombang kedua yang akan menempuh perjalanan dari tanah air menuju bandara King Abdul Aziz Jeddah.

Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umroh (PHU) Kemenag Nizar Ali mengungkapkan, sesuai rencana gelombang 1 Calhaj diberangkatkan mulai 6 hingga 19 Juli 2019 menyusul gelombang kedua mulai 20 Juli hingga 5 Agustus 2019. “Closing itu 5 Agustus. Setelah itu akan dimanfaatkan untuk pemberangkatan haji khusus,” jelasnya.

Sedangkan proses pemulangan Calhaj akan dimulai pada tanggal 17 Agustus 2019 kemudian berangsur angsur sampai pemulangan kloter akhir pada tanggal 16 September 2019. Diperkirakan jamaah haji akan bergerak meninggalkan hotel masing-masing menuju ke padang arafah pada tanggal 9 Agustus untuk melaksanakan wukuf pada tanggal 10 Agustus. “Berarti kira-kira hari raya Idul Adha nya tanggal 11 Agustus,” jelas Nizar.

Hingga hari ke 13 pemberangkatan kemarin, Kemenag menyatakan sudah 80.198 jamaah yang telah diberangkatkan. Sisanya 77.447 sedang dalam proses. Sementara Jamaah yang meninggal dunia total 7 orang. Meliputi dari embarkasi Batam 2 orang, Solo 2 orang, Jakarta Bekasi 1 orang, Jakarta Pondok Gede 1 orang dan embarkasi Surabaya 1 orang.

Nizar menjelaskan, saat ini fasilitas tenda wukuf di Arafah sudah lebih baik dari tahun sebelumnya. Semua tenda kini dilengkapi dengan air conditioner (ac) tidak lagi kipas angin seperti tahun lalu. Tenda di Arofah juga sudah dilengkapi dengan penomoran sehingga tidak lagi bisa ditempati oleh CJH lainnya.

Soal pengangkutan koper dan tas, sudah dilakukan oleh layanan khusus yang disediakan pemerintah Aab Saudi. Inovasi lain yang diterapkan adalah sistem zonasi pemondokan Calhaj. Jamaah dari daerah yang sama akan dikumpulkan dalam satu zona untuk memudahkan pelayanan dan pelacakan ketika ada yang tersesat.

“Selain itu, kita bisa menyajikan menu konsumsi dengan cita rasa daerah masing-masing,” jelas Nizar.

 

Laporan: Suhendra, Jawa Pos/JPG

Editor: Mohamad iQbaL

 

Exit mobile version