Tingkatkan Literasi dan Inklusi Keuangan

OJK Gelar Seminar dan Dialog Ekonomi Pembangunan

SERAH BANTUAN. Anggota DPR Michael Jeno menyerahkan

eQuator.co.id – Singkawang-RK. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kalbar menggelar seminar dan dialog ekonomi pembangunan di aula Hotel Dangau Singkawang, Senin (7/11).

Seminar dan dialog ini mengangkat tema “Penguatan OJK Dalam Literasi dan Inklusi Keuangan Terhadap UMKM dan Pelaku Industri Keuangan Dalam Era Ekonomi ASEAN (MEA). Seminar melibatkan stakeholder seperti perbankan, pemerintah daerah dan para pelaku usaha.

“Sesuai undang-undang, fungsi OJK adalah mengatur, mengawasi dan melindungi. Dalam hal perlindungan konsumen, baik masyarakat umum, UKM dan sebagainya, terkait literasi dan inklusi keuangan,” ujar Mohammad Fahmi, Kepala Sub Bagian Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK Kalbar kepada wartawan usai seminar dan dialog.

Literasi adalah tingkat pemahaman masyarakat. Sedangkan inklusi keuangan, tingkat pengguna dan pemanfaatan OJK. “Ini yang kita edukasikan ke masyarakat. Apalagi inklusi keuangan kita sangat rendah, yang mana literasi kita hanya 20 persen se-Indonesia, sementara yang menggunakan hanya 36 persen,” kata Fahmi.

Sehingga OJK, kata Fahmi, akan memberikan edukasi ke masyarakat. Karena inklusi keuangan sangat rendah, harus menjadi perhatian pemerintah. “Tidak hanya kepada OJK saja,” ujarnya.

Menurut Fahmi, UMKM dan kewirausahaan merupakan salah satu sektor strategis domestik yang dapat dikembangkan dalam mewujudkan kemandirian ekonomi. Selain itu, meningkatkan produktifitas rakyat dalam menghadapi persaingan pasar internasional.

“Sangat perlu pengembangan program UMKM dan kewirausahaan. Ini menjadi penting, terutama dengan dilakukannya pada era MEA saat ini,” tegas Fahmi.

MEA berdampak besar dalam pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Khususnya Kalbar yang berbatasan langsung dengan Malaysia. Apalagi Kalbar yang memiliki panjang wilayah perbatasan lebih kurang 966 Km, melintasi 146 desa, 15 kecamatan dan lima kabupaten dengan luas lebih kurang 20.352 kilometer persegi. Ditambah lagi ada sekitar 54 jalan setapak menghubungkan 55 desa di Kalbar dengan 32 kampung di Sarawak, Malaysia Timur.

“Seminar ini juga bertujuan meningkatkan kegiatan edukasi dan literasi keuangan bagi para pelaku usaha kecil menengah, wirausaha, pelaku industri keuangan, lembaga perbankan serta non perbankan, pelaku bisnis, akademisi, mahasiswa dan masyarakat awam,” papar Fahmi.

Sehingga terbangun sinergitas implementasi fungsi dan peran OJK secara optimal, sesuai amanat Undang-Undang Nomor 21 tahun 2011. Sekaligus mendukung upaya pencapaian nawacita pemerintah terutama nawacita keenam, meningkatkan produktifitas rakyat dan daya saing di pasar internasional. Kemudian nawacita ketujuh, mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi dan domestik.

“Maka dari itu, OJK merasa perlu melakukan seminar dan dialog ekonomi pembangunan di Kota Singkawang,” ungkapnya.

Fahmi mengatakan, semakin banyaknya jumlah para pelaku usaha kecil menegah, wirausaha, pengguna jasa keuangan, lembaga perbankan serta non perbankan, pelaku bisnis, akademisi, mahasiswa dan masyarakat awam, seminar dan dialog ini bisa meningkat kemampuan edukasi dan literasi keuangan mereka. Siap berkompetisi, baik pasar lokal dan internasional serta mampu bertahan dalam krisis ekonomi global hingga terwujud kemandirian ekonomi.

Seminar dan dialog juga dihadiri anggota DPR Ir. Michael Jeno, MM, Sekretaris BPD HIPMI Kalbar Mohammad Qadhafy, Direktur Utama Bank Kalbar Samsir Ismail serta kalangan pejabat Pemkot Singkawang.

 

Laporan: Suhendra

Editor: Hamka Saptono