Tingkatkan Ekspor Kalbar, Dorong UMKM

Komoditi Lokal dan Holtikultura Menjanjikan

Ilustrasi.NET

eQuator.co.id – PONTIANAK-RK. Meskipun ekspor Kalbar mengalami kenaikan, namun masih terbatas pada komoditas tertentu. Karena itu usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) harus didorong untuk ikut masuk dalam komoditi ekspor.

“UMKM harus hijrah ke pasar yang lebih luas dan tidak tergantung pada produk untuk pasar local. Musti didorong ke komoditas utama dengan diversifikasi produk,” ujar Muhammad Fahmi, pengamat ekonomi dari Untan, kepada Rakyat Kalbar, Jumat (5/7)

Dorongan itu penting, kata Fahmi, melihat jiran seperti Brunei Darussalam melibatkan UMKM-nya berkontribusi dalam ekpor di negaranya. Dengan begitu, lanjut dia, pelaku UMKM Kalbar bukan tidak mungkin juga memiliki andil yang sama.

“Seperti  Brunei Darrusalam, UMKM mereka bergerak dari sisi agro mampu membuat saos tomat dan saos cabai untuk ekpor. Kalbar juga tidak menutup kemungkinan dapat melakukan hal serupa,” ucapnya

Sebelumnya, Ketua Gabungan Pengusaha Ekspor Indonesia (GPEI) Kalbar, Dedy W Kurniawan, menyebutkan, Kalbar dengan kekayaan sumber daya alamnya merupakan potensi khususnya pelaku usaha untuk mengembangkannya sehingga memiliki nilai jual yang cukup tinggi. Bahkan tak hanya lokal, namun juga dapat masuk di pasar ekspor.

Dedy yakin dengan potensi daerah setelah melakukan pertemuan langsung dengan buyer dan investor dari Tiongkok yang digelar di Jawa Timur, 21 Juni 2019 kemarin. Ia melihat Kalbar tidak kalah dengan provinsi lainnya, yang memiliki beragam potensi baik untuk pasar nasional maupun masuk ke pasar ekspor.

“Kalbar ini sangat potensial, baik produk makanan, hasil tanam, hortikultura hingga produk olahan,” ungkap Dedy belum lama ini

Ia mencontohkan tanaman holtikultura yang dihasilkan oleh alam di Kalimantan memiliki nilai yang cukup tinggi. Buyer terutama dari China memberikan apresiasi lantaran Kalimantan rata-rata memiliki semuanya, baik makanan, hasil tanam, holtikultura hingga produk olahan.

“Bahkan Pihak China merasa sangat happy ada Perwakilan Kalimantan, dimana mereka sampaikan bahwa apa-apa semuanya ada di Kalimantan,” kata Deddy

Bawang Dayak misalnya, produk yang cukup menjanjikan. Terlebih terlebih sahang yang sangat dibutuhkan seluruh dunia baik Asia, Eropa maupun Amerika. Belum lagi pinang, pasak bumi, arang tempurung, kayu, tambang hingga makanan, dapat bersaing di pasar global.

“Kemarin kita langsung berjumpa juga dengan pembeli Kayu Sungkai, sahang putih, bawang dayak dan mereka pesan ke kita agar dicarikan barangnya. Artinya barang-barang ini memiliki potensi yang dapat dikembangkan masyarakat atau pelaku UMKM lokal,” terangnya

Namun diakui Dedy, pihaknya menilai bahwa hal masih menjadi persoalan yang dihadapi yakni, keterbatasan informasi. Ditambah lagi dengan perizinan yang belum diketahui pihak UMKM secara luas.

“Kendala lainnya yaitu pada packaging yang masih dinilai kurang menarik padahal mutu dan hasil barang tidak kalah dari pasar dunia,” terangnya

Selain Potensi alam dan produk lainnya, dikatakan Dedy, keuntungan Kalimantan Barat yakni dengan memiliki wilayah perbatasan dengan negara tetangga,  tentu akan mendukung pasar yang lebih luas dan mudah.

Melihat berbagai kendala yag dihadapi tersebut, dikatakan Dedy, pihaknya akan terus berupaya bekerja sama dengan pihak terkait dan mitra-mitra GPEI untuk melakukan pembinaan dan pengembangan produk.

“Mulai dari pengolahan, sertifikasi halal, berlabel BPOM, packaging hingga pemasaran,” ucapnya

Bahkan, lanjutnya, tidak menutup kemungkinan GPEI akan mencarikan partner pembiayaan, baik melalui Credit Union (CU), perbankan maupun lembaga keuangan lainnya. sehingga apa yang dibutuhkan baik produk untuk ekspor semuanya memiliki standar yang sesuai pasar global.

“Kalbar siap bergerak cepat untuk GPEI dan bekerjasama dengan semua pihak untuk kembangkan produk lokal menuju pasar global,” tukasnya

Dari Data BPS Kalbar, tercatat, nilai ekspor Kalbar pada Mei 2019 mengalami kenaikan 14,96 persen dibandingkan April 2019 yaitu dari US$105,36 juta menjadi 121,12 juta. Dimana kenaikan ekspor ini didorong dari beberapa komoditi unggulan di provinsi ini.

“Seperti bijih, kerak, dan abu logam (HS26), Bahan Kimia Anorganik (HS28), serta Karet dan Barang dari Karet (HS40), merupakan tiga komoditi unggulan ekspor Kalbar pada Mei 2019, yaitu masing-masing berkontribusi 28,95 persen, 27,98 persen, dan 23,79,” kata Kepala BPS Kalbar, Pitono, kemarin

Pitono mengungkapkan Tiongkok, India, dan Malaysia merupakan tiga negara tujuan ekspor Kalimantan Barat terbesar pada Mei 2019, masing-masing mencapai nilai ekspor US$43,54 juta, US$30,54 juta dan US$18,82 juta dengan kontribusi US$92,90 juta atau 76,70 persen.

“Sedangkan untuk tujuan ekspor Kalbar pada Mei 2019 masih didominasi negara Asia yaitu dengan kontribusi 94,38 persen, sedangkan kontribusi nilai ekspor ke negara tujuan utama lainnya (Argentina) sebesar 2,38 persen serta 3,24 persen ke negara tujuan lainnya,” pungkasnya.

 

Laporan: Nova Sari

Editor: Mohamad iQbaL