eQuator – Nanga Pinoh–RK. Jumlah penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Melawi terus mengalami kenaikan. Dari sebelumnya 80 kasus, dalam tempo beberapa hari jumlah penderita bertambah menjadi 83 kasus. Tiga orang diantaranya meninggal dunia. Satu korban meninggal dunia berusia 9 tahun, sedangkan dua korban lainnya perempuan dewasa.
Kepala Bidang (Kabid) Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan Kabupaten Melawi, Arif Santoso mengatakan, meskipun tren jumlah penderita DBD mengalami kenaikan, pihaknya belum mengeluarkan status kejadian luar biasa (KLB) DBD di Kabupaten Melawi.
“Status dari data yang ada memang mengalami peningkatan dan korban jiwa. Tapi kami belum mengeluarkan status KLB untuk demam berdarah di Melawi,” paparnya, kemarin.
Berdasarkan peraturan yang dikeluarkan oleh Menteri Kesehatan RI, penetapan status KLB dikeluarkan oleh Kadis yang bersangkutan. Dengan tolak ukur terjadi peningkatan kasus dua kali lipat dari periode sebelumnya atau terjadinya kasus yang sebelumnya tidak dikenal.
“Karena tahun kemarin juga ada korban jiwa dan jumlah kasus yang ditemui belum mencapai dua kali lipat, maka status KLB belum bisa kita keluarkan,” timpalnya.
Meningkatnya kasus DBD di Melawi, selain karena curah hujan yang tinggi sehingga membuat banyak genangan air yang menjadi tempat bersarang nyamuk demam berdarah. Kondisi semakin diperparah dengan pola hidup masyarakat Melawi yang tidak menjaga kebersihan di lingkungan tempat tinggal mereka.
“Akibat curah hujan itu sudah pasti dan semakin diperparah dengan masyarakat yang tidak menjaga pola kebersihan di lingkungan tempat tinggal mereka,” bebernya.
Arif menegaskan, kepada masyarakat untuk tidak mengandalkan tindak pencegahan. Dengan cara fogging seperti yang saat ini mulai gencar dilakukan oleh dinas. Menurutnya, fogging bukan merupakan cara pencegahan yang efektif.
“Kita sudah mulai fogging dari September lalu. Tapi sebenarnya ini kurang efektif untuk pencegahan sebaiknya masyarakat menjaga kebersihan lingkungan dari genangan air dan menambahkan bubuk abate di bak air milik mereka,” jelasnya.
Arif menyarankan, apabila masyarakat memerlukan bubuk abate, stok abate tersedia di seluruh Puskesmas di Melawi dan bisa didapatkan dengan gratis. Ia juga mengharapkan agar orangtua membiasakan diri untuk mengoleskan losion anti nyamuk atau menggunakan minyak serai pada anak-anak saat akan berangkat ke sekolah agar terhindar dari gigitan nyamuk saat belajar. (Ira)