eQuator.co.id – Nanga Pinoh-RK. Musibah beruntun sedang menerpa Melawi. Setelah kantor bupatinya terbakar, sejumlah desa di tiga kecamatan yang terletak di tepian Sungai Pinoh pun kebanjiran. Memang, ini khas bulan berakhiran –ber, intensitas hujan sedang tinggi-tingginya.
Setakat ini, bahkan akses menuju Kecamatan Tanah Pinoh (Kota Baru) hingga ke Kecamatan Sokan sudah tak bisa dilalui kendaraan. Sejumlah kediaman warga di sana terendam sampai nyaris menutupi atap rumahnya.
Air bah pun mulai merambah ke Kecamatan Kota Baru dan Sayan. Sejumlah tempat tinggal masyarakat di dua kecamatan itu terendam hingga setengah badan rumah.
Camat Sokan, Yeskil Leban, membenarkan banjir cukup tinggi di kawasan yang dia pimpin. Sejumlah desa dan rumah penduduk yang berada di pinggir sungai sampai ke dalam kota Sokan terendam air dalam rentang 2 hingga 3 meter.
“Airnya sudah mulai naik sejak tengah malam pukul 24.00 Wib. Sebenarnya terjadi tiap tahun, setiap menjelang akhir tahun. Tapi kali ini cukup tinggi banjirnya,” tuturnya dihubungi Rakyat Kalbar via seluler, Selasa (22/11).
Ia menyebut, infrastruktur-infrastruktur jalan mulai rusak. “Sejumlah jembatan gantung juga terdorong banjir dan nyaris putus. Jelas membuat perekonomian masyarakat lumpuh total,” ungkap Yeskil.
Pihak pengurus kecamatan telah turun ke lapangan memantau kondisi. “Kita mendata desa dan rumah-rumah yang tenggelam,” terangnya.
Senada, warga Desa Muara Tanjung, Kecamatan Sokan, Jon Arianto. Kata dia, di sekitar dan dalam Kota Sokan, rumah penduduk dan harta benda mereka terendam air.
“Informasi dari teman saya, Jembatan Keranjik di Kota Baru sudah nyaris putus,” bebernya.
Sampai-sampai, Rumah Betang di Desa Potai yang didirikan cukup tinggi dari permukaan tanah sedikit lagi kemasukan air. “Kalau rumah warga di Potai jangan ditanya. Kantor Desa saja sudah terendam,” papar Jon.
Menurut warga Sokan lainnya yang sedang berada di Kota Baru, Abang Sholihin, ketinggian air di jalan poros Kota Baru saat ini sudah mencapai 2 meter. Sedangkan di jalan menuju Sokan sekitar 4 meter lebih.
“Sampai saat ini belum ada tindakan dari pihak pemerintah. Kita berharap ada penyaluran, ada bantuan, dan evakuasi terhadap warga-warga yang tempat tinggalnya terendam banjir seperti di Sokan dan Kota Baru,” tuturnya.
Terpisah, warga Sokan lainnya, Tata Mangku Negara menyebut banjir tahun ini seperti yang terjadi pada tahun 1993. Ketinggian air mencapai 4 meter lebih.
“Kemudian jembatan gantung di Sokan sudah putus diterjang banjir,” paparnya.
Ia pun meminta pemerintah kabupaten bertindak cepat. “Situasi yang terjadi saat ini bukanlah banjir biasa, ini sudah banjir luar biasa yang ketinggian airnya sudah cukup dalam, menenggelamkan sejumlah rumah warga,” ungkapnya.
Mendengar kabar tersebut, Camat Nanga Pinoh, Rusyanti Fitria, was-was. Ia mulai memonitor ketinggian air.
“Takutnya banjir yang terjadi di perhuluan Sungai Pinoh membuat sungai meluap dan merambah ke Nanga Pinoh,” tuturnya.
Wakil rakyat dari daerah pemilihan Sokan, Abang Tajudin pun mendesak pemerintah, khususnya instansi terkait, untuk sigap mengatasi banjir di kawasan Sungai Pinoh. “Jika memang memerlukan bantuan, segera salurkan. Ini menyangkut kesejahteraan warga. Dimana, dengan kondisi banjir membuat perekonomian mayarakat lumpuh,” papar Ketua DPRD Melawi ini.
Kepada warga yang pemukimannya berada di pingir sungai, Abang meminta kewaspadaan mereka ditingkatkan. “Jangan sampai lengah, kami juga terus memonitoring untuk di wilayah Nanga Pinoh,” terangnya.
Hari ini (Rabu, 23/11), sekitar pukul 07.00, Wakil Bupati Melawi, Dadi Sunarya Usfa Yusra, berencana turun ke lokasi-lokasi banjir. Tentunya bersama dinas-dinas terkait dan DPRD setempat.
Laporan: Dedi Irawan
Editor: Mohamad iQbaL