eQuator.co.id – PONTIANAK-RK. Masyarakat Kalimantan Barat harus mempersiapkan diri terhadap disrupsi yang ditimbulkan oleh ekonomi digital. Kendati pengaruh teknologi komunikasi dan informasi masih belum merata di Kalbar, namun masyarakat perkotaan yang sudah serba online mulai merasakannya.
“Di negara maju, dan sekarang Jakarta sudah terasa sekali. Mall-mall kelas besar dan butik-butik kelas menengah sudah banyak yang tutup. Karena masyarakatnya sudah serba online, dan perusahaan startup mengembangkan sayapnya di berbagai sektor,” terang Anggota DPR RI Komisi XI Michael Jeno, Jumat (23/3).
Ekonomi dunia saat ini kata dia, berada pada fase transformasi bisnis yang cukup radikal. Mengarah pada teknologi yang membawa perubahan besar, sehingga fenomena runtuhnya bisnis konvensional terjadi di dalam maupun luar negeri.
“Banyak terjadi shifting (pergeseran) pola belanja dan jenis produk yang dibeli oleh masyarakat kita, terutama di perkotaan. Yang membuat shifting adalah teknologi, sehingga mengubah proses bisnis yang terjadi saat ini,” katanya.
Jaringan internet dan penjualan smartphone yang tumbuh dengan cepat, harus diamati sebagai dua sisi mata uang. Di satu sisi, ekonomi digital membuat semuanya serba instant, efisien, dan berdaya jangkau luas. Namun di sisi lain hal tersebut mengancam bisnis konvensial. “Selain itu tenaga kerja menjadi terminimalisir lantaran tergantikan oleh sistem online,” jelasnya.
Jeno menilai, ekonomi digital cepat atau lambat akan menguasai sektor keuangan.
“Tenaga teller perbankan misalnya, sudah tidak perlu banyak-banyak lagi karena kerja mereka sudah bisa dilakukan melalui sistem. Begitu juga dengan agen asuransi, agen properti dan para broker yang mulai digantikan oleh aplikasi online,” paparnya.
Perbankan dan industri keuangan lainnya harus mengikuti perubahan pola nasabah dalam bertransaksi maupun mencari informasi. Semua tergantikan oleh internet banking dan layanan online perbankan lainnya.
“Transaksi internet banking melonjak tinggi. Pemerintah, Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan juga terus mendorong transaksi non-tunai. Ini bagus, tetapi tentu ada dampak yang harus di atasi,” tukasnya.
Namun Jeno melihat ekonomi akan menemukan keseimbangan barunya. Menurutnya, akan banyak lapangan kerja yang dibutuhkan dalam kondisi ekonomi serba digital saat ini. Oleh sebab itu dia meminta masyarakat Kalbar untuk mencari dan menyiapkan peluang tersebut.
Laporan: Gusnadi
Editor: Arman Hairiadi