Tatung Laksanakan Ritual Cuci Jalan

Rute 28 Naga di Pontianak Sama dengan Tahun Lalu

Sejumlah tatung di Sambas melaksanakan ritual cuci jalan sehari sebelum pelaksanaan pawai, Kamis (1/2). SUHENDRA-SAIRI-RK

eQuator.co.id-SINGKAWANG-RK. Sejumlah ruas jalan protokol Kota Singkawang pada pagi hingga sore hari mulai dipadati para tatung yang akan melaksanakan ritual cuci jalan, Kamis (1/3). Menyambut sehari sebelum puncak perayaan Cap Go Meh.

“Ritual tatung cuci jalan tersebut sebagai pertanda untuk membersihkan kota dari para roh jahat menjelang Cap Go Meh dan menjaga keselamatan warga,” ujar Nawir, Ketua Vihara Tri Dharma Bumi Raya, atau lebih dikenal dengan Pekong Tua, di persimpangan Jl. Sejahtera, Singkawang.

Ritual cuci jalan dilakukan dengan mendatangi kelenteng atau vihara dan menggelar doa keselamatan. Nawir mengatakan, tatung yang melakukan ritual di Vihara Tri Dharma Bumi Raya tidak terbatas. Berasal dari daerah manapun boleh melakukan ritual. Setelah melaksanakan ritual, para tatung langsung mengitari Kota Singkawang.

Ritual ini mendapat perhatian para wisatawan dari luar Kalbar. Mereka mengabadikan momen tersebut karena di tempat asal mereka tidak ditemukan adanya tatung menjelang perayaan Cap Go Meh.

Pelaksanaan ritual para tatung tidak hanya dilakukan di Vihara Tri Dharma Bumi Raya saja. Juga di beberapa klenteng atau pekong lainnya. Para tatung, baik yang menggunakan truk, pickup maupun berjalan kaki semuanya hilir mudik di sejumlah ruas jalan Kota Singkawang.

Di wilayah tetangga, Kabupaten Sambas, juga digelar ritual serupa. Ketua Panitia Cap Go Meh 2018 Kota Sambas, Cung Jung Min alias A Min, mengatakan rute pelaksanaan cuci jalan sama saat pelaksanaan pawai tatung.
“Dimulai dari Kelenteng Lian Thing, kemudian menuju arah Panji Anom, simpang tiga Polsek Sambas, masuk ke Jalan Gusti Hamzah, Jalan Lumbang, dan kembali ke kelenteng,” paparnya.

Dalam rangka puncak acara Cap Go Meh, altar juga didirikan. Di Jalan Lumbang.
Untuk jumlah tatung, yang sudah terdaftar sebanyak 2­4 tatung tandu. Sedangkan tatung perorangan berjumlah puluhan.
“Ada sekitar lima puluh tatung yang akan ikut pawai tatung, baik yang tatung tandu maupun tatung perorangan,” jelas A Min. Pawai tatung hari ini direncanakan start pukul 08.00.

Di hari yang sama di Pontianak, dipastikan 28 replika naga akan memeriahkan puncak agenda Cap Go Meh. Ketua Panitia Cap Gomeh 2569 Pontianak, Sugioto alias Riko menyebut rute arakan naga sama dengan tahun lalu.
“Jadi hari H-nya 2 Maret. Kita mulai start untuk arakan naga setelah Salat Jumat,” tuturnya, Kamis (1/3).

Ia mengatakan, diperkirakan pukul 13.00, para peserta arakan naga sudah berkumpul semua di Stadion Keboen Sajoek. Selanjutnya akan bergerak sampai sebelum waktu magrib tiba.
Kemudian, pada malam harinya, ia mengatakan akan kembali berkumpul di Jalan Juanda. Kemudian memasuki Jalan Pattimura, sepanjang Jalan Gajahmada, dan akan berputar di tikungan depan Pizza Hut Gajahmada.

“Kita batasi jangan sampai lampu merah, sehingga tak menggangu arus lalulintas yang ada di perempatan Pasar Flamboyan tersebut. Jadi kita coba safety juga agar tak sampai di sana,” paparnya.

Dari total 28 replika naga yang akan beraksi itu tidak hanya dari Pontianak. Sungai Pinyuh menyumbang sebuah, Kubu Raya sekitar enam atau tujuh buah. Yang paling panjang 118 meter dari kubu Raya dan Sungai Pinyuh.
Riko menjelaskan, arakan naga dimaknai sebagai puncak dari perayaan Imlek dan hari penutup. Sehingga dikemas acaranya sedemikian rupa dan dimeriahkan pada hari terakhirnya.

Sebenarnya, diterangkannya, naga bukan soal kejahatan tapi mistik. Misalnya ada jalan-jalan yang sering terjadi kecelakaan lalulintas, sehingga dengan ada naga melalui jalan tersebut dipercaya oleh masyarakat Tionghoa akan menjadi tolak bala.

Kenapa bisa seperti itu, lanjut dia, karena naga itu diadakan ritual buka mata terlebih dahulu dengan mengundang ruh naga masuk ke replikanya. Usai replikanya dimasuki ruh, maka diaraklah di jalan untuk tolak bala. “Setelah selesai harus dibakar tak boleh disimpan. Karena kita pinjam sama Raja Langit roh naganya, maka harus dipulangkan dengan cara dibakar,” tutup Riko.

Laporan: Suhendra, Sairi, Maulidi Murni
Editor: Mohamad iQbaL