Taman Digulis akan Miliki Ruang Khusus Menyusui

Serentak Menyusui Bersama Ibu dan Laktivasi Nasional

Sambil ditutup dengan jilbab lebarnya, ibu-ibu memberikan ASI kepada bayinya dalam aksi “Sembilan” di Taman Digulis Pontianak, Minggu (24/4) pagi. Gusnadi-RK.

eQuator.co.id – Pontianak-RK. Duduk di lantai keramik tanpa alas dan dinding pembatas, seraya membentuk lingkaran tidak sempurna di Taman Digulis Pontianak, ibu-ibu menyusui bayinya di bawah terik matahari pagi.

“Nanti, Taman Digulis ini akan kami sediakan ruang menyusui. Jadi, ibu-ibu tidak perlu khawatir lagi,” kata H Sutarmidji SH MHum, Walikota Pontianak ditemui di sela Aksi Serentak Menyusui Bersama Ibu dan Laktivasi Nasional (Sembilan), Minggu (24/4) pagi.

Midji–sapaan Sutarmidji–menyampaikan janjinya itu, kemungkinan karena dia menyadari betul kalau ibu-ibu yang memadati taman di dekat bundaran Untan itu, merasa tidak nyaman atau khawatir untuk menyusui bayinya. Lantaran para pengendara yang lalu lalang, dapat dengan mudah melihat mereka.

Untuk menyiasati bagaimana bayinya dapat menyusui dengan nyaman, tanpa harus dilihat orang-orang yang lalu lalang, ibu-ibu yang mengikuti Aksi Sembilan yang digelar Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) Kalbar itu, menutupi bayi-bayinya dengan jilbab.

Ibu-ibu tersebut nampak tetap ceria, seolah hanya duduk bersantai ria di Taman Digulis. Tetapi di salah satu sisi tubuhnya terdapat juntaian kaki bayi. Hal ini menandakan kalau ibu-ibu itu sedang memberikan Air Susu Ibu (ASI) kepada bayinya.

Tetapi, bagi ibu-ibu yang mengenakan jilbab yang tidak terlalu lebar, atau memang tidak berjilbab, mereka berusaha semaksimal mungkin agar pemberian ASI itu tidak dilihat masyarakat umum. Tentunya dengan pakaian khusus untuk ibu menyusui.

Dalam kesempatan tersebut, Midji pun menyampaikan bahwa Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak sangat mendukung dan mengajak para ibu untuk memberikan hak bayinya, berupa ASI. “Salah satu  bentuk dukungan kita adalah kita sudah menyediakan ruang menyusui di tempat-tempat umum (kecuali Taman Digulis, red),” katanya.

Olehkarenanya, Midji berencana menyiapkan ruang khusus di Taman Digulis untuk ibu-ibu menjalankan kewajibannya, menyusui bayinya, sekalipun sedang bersantai ria di taman.

Midji berpesan, agar ibu-ibu senantiasa memberikan asupan gizi yang cukup kepada bayinya, yakni dengan pemberian ASI Eksklusif. Menurutnya, hal ini membutuhkan kesadaran yang tinggi, karena memang masih terbilang susah.

Tetapi, tambah dia, melalui sosialisasi untuk menjelaskan manfaat yang terkandung dalam ASI, niscaya akan efektif untuk mendorong para ibu agar mengetahui dan sadar bahwa memberikan ASI kepada bayi itu sangat penting. “Kalau perlu gunakan  media seperti flyer, poster dan media lainnya,” saran Midji.

Sementara itu, Ketua AIMI Kalbar, Kartika Raharja menilai, antusias warga, khususnya ibu-ibu di Kota Pontianak ini sangat besar terhadap even “Sembilan”.  “Nah, dengan begitu kesadaran akan memberikan ASI berarti sudah tinggi. Menyusui itu lebih dari sekedar memberikan ASI, yaitu untuk kelangsungan generasi yang lebih baik,” lugasnya.

Ia menyatakan, dalam menyusui memang kegiatan alamiah dan kodratnya seorang ibu. Namun, penerapannya banyak persoalan. Padahal dengan ASI Eksklusif, dapat membangun fisik dan mental yang baik bagi si anak. “Oleh karena itulah, seorang ibu yang menyusui sangat membutuhkan dukungan dari lingkungan sekitarnya,” jelas Kartika.

Menurutnya, di zaman teknologi yang serba maju ini, masih saja ada mitos yang bisa membuat ibu-ibu untuk tidak memberikan ASI Eksklusif kepada bayinya. Hal ini tentunya sangat disayangkan.

Sehingga ibu-ibu perlu mendapatkan informasi yang benar tentang ASI Eksklusif, supaya bisa mematahkan mitos tersebut. “Semakin banyak yang terpapar informasi mengenai ASI, maka akan semakin mudah seorang ibu menyusui anaknya demi nutrisi yang baik,” kata Kartika.

Seperti diketahui, ‘Sembilan’ tidak hanya dilaksanakan di Kota Pontianak, tetapi juga di 25 kabupaten/kota dari 15 provinsi di Indonesia yang merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) AIMI ke-9. “Di Kalbar even Sembilan ini di Kota Pontianak dan Kabupaten Ketapang,” tutup Kartika.

Laporan: Gusnadi

Editor: Mordiadi