“Asli kami kecewa. Saat mereka menawarkan kepada kami, mereka memperlihat brosur komplek ini, ada fasilitas umumnya. Tetapi sampai sekarang tidak ada seperti yang di brosur itu,” kata Hardiasyah, salah seorang warga Komplek Puri Kencana.
Dia menceritakan, ketika mendapat brosur penawaran Puri Kencana itu, hatinya langsung tertarik untuk membeli salah satu rumah di kompleks tersebut. Lantaran di areal komplek terdapat fasilitas umum seperti mushalla, dan lainnya.
Tetapi, ketika sudah dibeli, fasilitas umum tersebut tidak kunjung kelihatan. Bahkan, inisiatif warga untuk membua lapangan voli pun kandas, lantaran pengembang kembali membangun rumah di areal lapangan voli tersebut.
Lapangan voli itu, ungkap Hardiansyah sudah dibuat sejak sekitar tiga bulan lalu. Tiba-tiba saja pengembang mengatakan di areal tersebut akan dibangun rumah lagi.
“Lapangan ini menjadi fasilitas umum bagi warga kompleks, banyak anak-anak muda yang main di sini, eh malah dibangun rumah lagi, jadi kami sama sekali tidak memiliki fasilitas umum, ruang publik atau apalah namanya,” ujar Hardiansyah.
Memang membangun rumah itu menjadi kewenangan pengembang. Tetapi menurut warga kompleks, hendaknya lapangan voli itu dibiarkan saja, paling tidak, itu sebagai pengganti fasilitas umum yang tidak ada.
Warga kompleks, ungkap Hardiansyah pernah menyampaikan hal tersebut kepada pihak pengembang. Sehingga dirundingkanlah. “Kesepakatan sementara dalam sepuluh hari baru ada keputusannya. Tetapi baru delapan hari, lapangan voli itu sudah dipetak, untuk dijadikan rumah. Makanya warga mendatangi kantor pemasaran pengembang,” katanya.
Pembicaraan antara warga komplek dengan pihak pengembang itu cukup alot. Sampai aparat kepolisian datang untuk memfasilitasi. Akhirnya disepakati untuk dilakukan pembahasan lebih lanjut di tingkat kecamatan. (dik)