eQuator – Setiap 1 Desember sejak 1988, seluruh negara memeringati Hari AIDS Sedunia. Peringatan yang dicetuskan James W Bunn dan Thomas Netter ini sebagai kampanye untuk menggugah kesadaran masyarakat dunia akan bahaya virus yang menggerogoti kekebalan tubuh.
Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immune Deficiency Syndrome (HIV/AIDS) memang menjadi momok. Tidak terkecuali di Indonesia. Lantaran Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) cenderung bertambah setiap tahun.
Parahnya lagi, virus ini menyerang membabibuta, tidak pandang bulu. Sangat banyak ibu rumah tangga yang hidupnya baik-baik saja menjadi korban, bahkan ibu hamil pun menularkan virus ini ke anaknya.
Semakin bertambahnya ODHA ini dikarenakan beberapa faktor. Di antara berhubungan seks bukan dengan pasangan dan bergonta-ganti. Suami yang doyan selingkuh dengan banyak pasangan, rentan terinfeksi dan menularkan HIV/AIDS kepada istrinya.
Demikian pula dengan kebiasaan menggunakan jarum suntik Narkoba secara bergantian, juga menjadi faktor penyebab semakin meningkatnya jumlah ODHA.
Sehingga, pemberantasan penyalahgunaan Narkoba menjadi sangat penting. Bukan hanya untuk mengurangi pecandu, tetapi juga untuk menekan penyebaran HIV/AIDS.
Pemerintah harus mengambil langkah cepat untuk mengisolasi penyebaran HIV/AIDS. Agar tidak semakin meluas ke semua kalangan, menjadi epidemi yang mengancam kelangsungan generasi penerus bangsa.
Sinergitas sangat diperlukan untuk mengeliminir penyebaran HIV/AIDS. Tidak cukup dengan penegakan hukum. Tetapi harus disertai gerakan moral dan medis yang militan dan berkesinambungan. (Jaidi Chandra)