Tak Bisa Berenang, Bocah 10 Tahun Meninggal

TENGGELAM: Petugas mengevakuasi jasad Rizky yang baru saja ditemukan selepas tenggelam kemarin (4/7).ISTIMEWA/KALTIMPOST

eQuator.co.id – BALIKPAPAN – Kesekian kalinya, kawasan Pantai Banua Patra menelan korban jiwa. Kemarin (4/7), Rizky (10), bocah yang tinggal di Prapatan Dalam, RT 30, terseret arus laut dan ditemukan meninggal.

Dari informasi yang dihimpun Polsek Pelabuhan Semayang, sebelum meninggal, korban diketahui bermain air bersama enam rekannya sekitar pukul 14.00 Wita. Mereka bermain di sekitar pantai tersebut tanpa pengawasan orang dewasa. Diduga, Rizky tiba-tiba terseret arus deras dan tak bisa berenang menuju pantai.

“Penyebab korban meninggal murni karena tenggelam dan tak bisa berenang,” terang Kapolsek Pelabuhan Semayang Kompol I Wayan Sarna yang juga dibenarkan Kasat Polair Polres AKP Teguh Sanyoto.

Teguh melanjutkan, sehabis terseret arus, Rizky seketika menghilang. Sementara itu, rekannya tak berani mencarikan Rizky karena khawatir akan mengalami kejadian serupa.

Setelah mendapat laporan hilangnya bocah tersebut, petugas menyisir sekitar kawasan Banua Patra. Baru sekitar dua jam kemudian, Rizky ditemukan oleh nelayan yang saat itu melintas dengan kondisi tidak bernyawa. Selanjutnya, evakuasi korban dibantu oleh dua sekuriti dan anggota TNI.

Wayan menambahkan, kejadian itu cukup disayangkan. Sebab, di kawasan tersebut sudah terpasang plang yang menyatakan berenang di pantai Banua Patra sangat berbahaya.

Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Balikpapan mencatat ada 15 kasus yang orang tenggelam pada 2015. Sementara itu, sampai Juli 2016, sudah ada empat kasus orang tenggelam.

“Pada saat ini, cuaca mulai ekstrem. Sebisa mungkin menjauhi aktivitas di perairan,” kata Kepala BPBD Suseno.

Dia tak menampik, masih banyak saja warga yang berenang di kawasan yang memiliki bentang pantai cukup luas itu. Plang imbauan ataupun peringatan seakan tak dihiraukan. (*/frz/tom/k8)