eQuator – Putussibau-RK. Sebagai kabupaten yang berbatasan langsung dengan negara tetangga, Kapuas Hulu sudah sering menggelar kegiatan “berbau” Bela Negara, baik oleh Komando Rayon Militer (Koramil) maupun Satu Tugas (Satgas) Pengamanan Perbatasan (Pamtas).
“Sebelum ada program Bela Negara pun, kita kerap melaksanakan program tersebut di kawasan perbatasan,” ungkap Letkol (Kav) Budiman Ciptadi, Komandan Kodim (Dandim) 1206/Putussibau kepada wartawan, Senin (2/10).
Program Bela Negara ini baru kali ini saja digaung-gaungkan Kementerian Pertahanan RI. “Kita menunggu saja perintah dari komando atas. Bila mana nanti kita diminta untuk melaksanakannya, kita siap,” tegas Budiman.
Untuk melaksanakannya, Kodim tentunya akan berkoordinasi dengan instansi terkait di Kapuas Hulu. “Nanti awalnya, yang lebih mudah, mungkin melibatkan Ormas (Organisasi Kemasyarakata) atau OKP (Organisasi Kepemudaan), karena mereka sudah ada organisasinya,” kata Budiman.
Dia menilai, Bela Negara ini sangat penting. Apalagi sudah diamanatkan dalam Pasal 30 UUD 1945, yakni tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara. “Sebenanrnya pemahaman Bela Negara ini, bukan masyarakat itu diharapkan mahir berperang. Tetapi masyarakat dituntut rasa nasionalismenya,” jelas Budiman.
Kalau dilihat saat ini, menurut Budiman, memang ada sedikit penurunan rasa nasionalisme, berbeda dengan dulu. Pada 1980-1990 sejak pendidikan dasar sudah ada, pelajaran yang intinya untuk mencintai bangsa dan negara. “Tetapi sekarang kan sudah tidak ada. Inilah menurut saya pemahaman tentang Bela Negara saat ini sudah mulai turun,” ulasnya.
Selama ini, ungkap dia, Kodim mempunyai program masuk sekolah, untuk memberikan pemahaman kepada pelajar tentang Bela Negara, seperti materi wawasan kebangsaan, cinta tanah air, dan lainnya.
“Program itu biasanya dilaksanakan Triwulan sekali secara bergiliran di sekolah-sekolah. Kalau di sekolah seputaran Kota Putussibau biasanya dilakukan Kodim atau Koramil,” tutup Budiman . (aRm)